Prolog

Tina berjalan pelan. Pandangannya mengedar ke depan, enggan untuk berbalik ke belakang. Tahu-tahu ia bangun di bawah pohon berbatang besar dan kokoh. Kulit kayunya berwarna gelap kehijauan, seperti ada kerak lumut yang menempel di sana. Kanopi yang menutupi pohon itu tak kalah gelapnya. Hijau daun hanya terlihat samar saat terkena cahaya---ah bukan, hijau daun itu sudah menyerupai warna toska gelap---selebihnya kegelapan tanpa ujung yang mewarnai dedaunan pohon besar itu.

Tina bergidik ngeri, lagi-lagi bagaimana bisa ia tersesat kemari di alam mimpi? Perempuan itu terus berjalan seperti rute yang dilaluinya kemarin. Mendaki bukit dan meraih cahaya di atas sana. Hingga sampailah ia pada puncak, menyaksikan pohon mengerikan tadi. Bukan hanya satu, dari atas sini Tina seperti melihat kumpulan brokoli berjejer di bawah. Semakin jauh ia melihat dataran yang dipenuhi kabut, kian lama dilihatnya, pemandangan warna biru tua dan pudar yang dibatasi oleh garis lurus tak kasat mata. Perairan dalam dan langit berhiaskan awan tipis. Tina tertegun sejenak, bibirnya terkatup rapat. Ia segera berbalik dan mendekati pusaran cahaya di atas bukit. Portal yang menghubungkan kenyataan dengan dunia antah berantah ini.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top