Tsukishima Kei • permen

Selamat membaca semuanya^^

Yeyyy hari ini saya ga telat up😃😃

Pulpen hitam polos dengan nama pemiliknya telah berpindah tangan kepadamu. Tentu tidak kamu sia-siakan begitu saja setelah diberi pinjam. Apalagi pulpen itu dari orang yang mempunyai julukan 'si garam' karena sifatnya yang menyebalkan.

Anehnya, ia dengan sukarela memberi pinjam pulpen miliknya kepadamu.

Mungkin ini balasan perbuatan baikmu menolong Ibu membelikan garam di warung terdekat.

Suara toa yang memekakkan telinga itu tidak berhenti sedetikpun. Mata sayumu semakin memberat mendengar penjelasan dari pemandu museum yang tak hentinya memberitahu asal-usul beberapa patung disana.

Ditambah semilir udara dingin dari AC yang setia mendinginkan ruangan, badanmu semakin lemas tak berdaya menghadapi kenyataan kamu ingin tidur sekarang juga.

Banyak dari teman seangkatanmu yang diam-diam kabur, dan pergi ke ruangan lain untuk merumpi bersama. Bejat memang.

Dan sebagai siswi yang teladan, kamu tidak akan melakukan hal itu. Kantuk kamu tahan mati-matian demi bisa menuliskan beberapa poin penting untuk LKS yang telah diberikan.

"Ngantuk banget sih." Monologmu pelan. Kepalamu terasa pusing. Salahmu sendiri sih. Kenapa semalam kamu tidak bisa tidur coba? Hanya karena terlalu bersemangat berangkat ke museum seangkatan, kamu jadi kurang tidur begini.

Lingkaran hitam tercetak samar di bawah matamu. Beruntung kacamata biru dongkermu dapat menutupinya. Sehingga tak ada yang sadar jika kamu saat ini menyimpan bengul di matamu.

Pluk!

Kepalamu terasa lebih berat dari biasanya. "Hm?"

Kamu menoleh ke samping kanan juga kirimu. Mencari orang yang sedang menumpang lengan di kepalamu.

Tinggimu memang hanya di rata-rata saja, tapi tak berarti kamu pendek. Hanya laki-laki itu saja yang ketinggian. Ya kali 165cm di bilang pendek?

"Tsukishima-san, terima kasih atas pulpennya. Jika Anda dendam, jangan ganggu aku juga dong." ucapmu sarkas menilik tajam ke arahnya yang tengah tersenyum meremehkan.

Dengan lemas, kamu menyingkirkan lengan panjangnya dari kepalamu. "Ah, kamu tidak seru. Padahal kamu enak dijadikan sandaran tahu."

"Kamu pikir, aku ini tempat senderan apa?" Menghela nafas, kamu memegangi kedua kepalamu sesaat. Mengurangi denyutan kepala yang datang tiba-tiba.

"Ahaha, tentu saja." Hendak kamu ingin membalasnya, tiba-tiba saja pandanganmu menggelap. Tubuhmu lunglai tak bertenaga. Penyebabnya tak lain karena kamu belum makan nasi sejak kemarin malam.

Hap!

"Oi!! Jangan pingsan disini, bodoh!" cengkeraman di bahumu menguat ketika kamu hampir sepenuhnya kehilangan kesadaranmu.

ya ampun, aku hampir saja pingsan.

Di guncang-guncangkannya tubuhmu kuat. Berkat usahanya, kamu tersadar kembali. Netramu terbuka menatapnya sayu. "Kamu ini belum makan atau belum tidur sih? Kenapa bisa hampir pingsan seperti tadi?"

Krukk~

Kamu mengalihkan tatapanmu darinya dengan pipimu yang mulai menghangat. "Aku belum makan. Lapar sekali." Kalimat terakhirmu sengaja kamu kecilkan.

huaaa, aku ingin makan. Tadi pagi tidak sempat karena telat bangun. Huhuhu sedih sekali.

Niatnya kamu hanya ingin mengeluh saja. Tapi, tidak kamu sangka, tiang listrik di depanmu ini mendengar semuanya. "Sudahlah, ayo makan dulu. Kamu sangat kelaparan kan?"

Sedikit membungkuk, kamu memungut pulpen serta papan jalan berisi lks. Sebelumnya terjatuh akibat tubuhmu yang melemas.

"Nanti saja, sebentar lagi juga makan siang." Sangat tidak sopan, Tsukishima malah mendecih kepadamu.

"Sekarang masih jam 10. Jam makan siang itu jam 12. Aku akan minta izin ke Hana-sensei."

eh, lksnya bagaimana?

"Tunggu dulu." Tangan kecilmu menggenggam pergelangan tangan milik Tsukishima. Ia berbalik menatapmu jengah.

"Apa?" Matanya di sipitkan, bertanda ia muak. Muak melihatmu menderita tak terurus.

"Nanti aku tidak bisa mengisi lksnya." Dirinya mendengus kesal. Kamu yang tersadar masih memegang pergelangannya pun segeta melepaskannya.

apa yang kulakukan? Untuk apa aku sampai memegang tangannya segala?

Ya ampun, aku malu.

Tsukishima mengeluarkan sesuatu yang berukuran kecil dari kantung celananya. Kamu tidak bisa mengalihkan pandanganmu dari genggaman tangannya. Rasa penasaranmu lebih besar ketimbang rasa malumu.

ah, apa ya itu?

"Kamu tidak perlu melihat tanganku dengan tatapan seperti itu." Benar saja, Tsukishima langsung menyidukmu sedang menatap kepalan tangannya lekat-lekat.

hmph, padahal aku hanya penasaran saja kok. Pasti ia sudah berpikir yang aneh-aneh!

Kamu sedikit memurucutkan bibirmu. "Aku hanya penasaran saja kok. Siapa tau kamu mempunyai sesuatu yang menarik, mungkin?"

Tidak sampai disitu saja, kamu melangkah satu kali untuk mendekatinya. Didorongnya sedikit frame kacamatamu yang menurun. "Kamu mengeluarkan apa?"

"Semoga ini membantumu mengatasi rasa lapar. Meskipun tidak seberapa." Ia membuka kepalan tangannya. Disana terdapat satu bungkus kecil permen berwarna hitam-kecoklatan.

w-WAHHHH!!!! PERMEN KOPI MANIS KESUKAANKU!

"Kopi? Ah terima kasih. Tahu darimana aku suka rasa kopi?" Tanpa memedulikan lagi rasa malumu, tanganmu langsung menyambar permen itu darinya.

"Eh? Pantas saja kamu sering begadang. Kesukaanmu saja kopi begini. Pasti sulit ya untuk menutup mata. Ya tidak diragukan lagi sih kalau kamu sulit tidur di malam hari." Tsukishima menutup sedikit mulutnya untuk menyembunyikan tawa disela-sela kalimatnya.

dasar kurang ajar.

Kamu menatapnya nyalang. Tidak terima dengan pendapatnya barusan, kamu hendak mengeluarkan ocehanmu mengenai rasa kesukaanmu yang kamu sukai selama ini. Sayangnya, belum sempat suaramu keluar, ia sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Untuk lksmu nanti, aku akan membantumu mengisinya. Kamu istirahatlah dulu disana." Amarahmu mereda tepat setelah ia melanjutkan kalimatnya.

ternyata dia sangat baik.

Percuma juga ingin menolak ajakannya kalau kamu sendiri juga ingin beristirahat sejenak.

•    •    •

Hatimu menghangat memikirkan perlakuannya barusan. Sifat yang belum pernah ia tunjukkan kepada siapapun. baik sekali. Tapi mungkin itu hanya bentuk empati saja. Tidak usah berharap terlalu jauh. Yang namanya Tsukishima itukan selalu cuek. Tapi... Rumor mengatakan kalau dia itu tsundere.

Eh? Apa benar begitu?

Siswa-siswi di sekitarmu sudah menghilang. Keheningan menyapamu untuk beberapa saat. Tenang, dan damai. Tidak ada suara toa, tidak juga untuk suara orang sedang berbincang.

Papan berjalan kamu simpan di sebelahmu. Tidak terlalu kamu perhatikan, karena kamu percaya tidak akan ada maling lks. Kecuali untuk anak pemalas. Lagipula lksmu belum terisi sempurna. Untuk apa orang itu mengambil jawabannya setengah-setengah?

permen ini sangat enak. Aku jadi mengantuk rasanya. Berkat udara dingin dari AC yang selalu menyala, matamu hampir terpejam beberapa kali.

eh ya ampun, aku mengantuk sekali. Bagaimana ini? Tapi kalau aku pergi dari sini, Tsukishima pasti akan mencariku.

"Bagaimana ya?"

"Bagaimana apanya?"

hah? Eh kok suaranya mirip Tsukishima?

Kepalamu terdongak melihat orang yang menyahutimu sebelumnya. "Oh, Tsukishima-san! Kamu sudah menyelesaikan lksnya? Cepat sekali."

Ia berdehem lalu mendudukkan tubuhnya di sebelahmu. Lksnya sudah terisi semua dengan tulisan yang agak berantakan. "Ini. Salin dulu saja."

Kamu yang menerimanya langsung menyalin beberapa nomor yang belum terisi olehmu. "Yang lainnya ada di mana?"

"Entahlah. Aku pergi duluan soalnya. Tidak menunggu rombongan."

"Sekarang jam berapa? Sudah jam makan siang belum?"

"Belum sepertinya."

Tak lama, kamu akhirnya selesai menyelesaikan lksnya. "Terima kasih Tsukishima-san." ucapmu untuk memecah keheningan yang agak canggung baginya.

"Sama-sama."

Kamu membalik tubuhmu agar bisa melihatnya lebih jelas. "Ne, Tsukishima-san."

Lemas-lemas gini, sifatmu yang jahil tetaplah melekat pada dirimu. "Apa?" Tsukishima tetap tak ingin menatapmu. Ia masih melihat patung raksasa di depannya.

"Kenapa kamu menolongku?"

"Karena aku baik."

"Tumben. Biasa kamu ga gitu. Pasti ada sesuatunya kan? Iyakan?"

"Apa itu sebuah kesalahan karena aku telah menunjukkan sisi kemanusiaanku?"

"Y-ya tidak juga sih," kamu menatap ke arah lain. Kini situasi telah berbalik menyudutkanmu. "Kupikir kamu..."

eum... Tadi aku mau bilang apa ya?

"Kamu?" ulangnya bingung. oh iya, aku ingat aku mau bilang apa.

"Kupikir kamu ada rasa padaku." Kamu melontarkan kalimat tadi dengan sangat mudahnya. Bagai bukan suatu perkara yang sulit.

Tubuhnya menegang mendengarnya. Ia menatapmu dari samping dengan sirat terkejutnya.

"Bisa jadi? Mungkin."

"Tapi memang benar sih."

"hAH?!"

"Ayo, kita harus kembali ke rombongan. Nanti kita akan dicari-cari kalau sampai telat kesana."

Tsukishima memang pintar untuk ngeles dari pertanyaanmu barusan. Buktinya saja, ia langsung mengajakmu ke rombongan.

"E-eh, tunggu dulu. Apa maksudmu barusan?"

"Aku tidak bilang apa-apa."

"Jangan berbohong!"

"Aku tidak bilang apapun."

"Ah, Tsukishima-san tidak asik."

"Biar saja."

Kamu yang sedang menyamakan langkahmu pun tidak menyadari adanya senyuman tipis yang tidak dapat ia sembunyikan darimu.

Psst, hatinya sedang berdebar senang lho.




— Omake —

"Kageyama, apa yang dilakukan Tsuki dengan perempuan itu? Sejak kapan mereka dekat?"

"Mana kutahu boge."

"Hahh, kalian berdua ini ternyata suka merumpi juga ya."

"Oh, Yamaguchi?"

"Hehe, hai."

"Apa kau tau siapa perempuan itu?"

"Aku hanya tahu namanya saja."

"Siap—OHHH DIA MEMBERI SESUATU KEPADA GADIS ITU!!!"

"DIAM BOGE! AKU TIDAK BISA MENULIS APAPUN UNTUK LKSNYA!!"

"YA MAAP KAGEYAMAA!"

"Kalian tidak usah berteriak. Kita jadi objek perhatian banyak orang saat ini."

"Nah kan, ini semua gara-gara kau sih boge. Coba saja kau diam."

"Lah? Aku?" Malangnya nasib Hinata si Jeruk Keprok yang selalu kena semprot Kageyama.





1363 words.
— 29-11-2021.

Haiiii semuanya!!

Adakah yang sudah mulai PAS alias penilaian akhir semester???

Kalau saya, saya lagi PAS nih. Syedih😭😭

Kemarin habis ngerjain soal mate ada 20 soal. Trus panjang-panjang lagi caranya😑😑

Semoga yang masih atau yang sudah atau bahkan yang belum PAS, nilainya bisa dapet bagus dan sesuai dengan apa yang kita harapkan ya.

Semoga jangan di bawah kkm😭😭

Jangan lupa jaga kesehatan ya semuanya.

Sampai jumpa Minggu depan👋👋👋

Byee~~


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top