Special Halloween! (2)


Kunci yang diberikan, segera kamu ambil dengan senyuman manis. "Terima kasih. Semoga hari Anda menyenangkan." Kamu menganggukkan kepalamu.

Ketika kamu tengah berjalan menuju lift, kamu melihat lukisan indah yang terpasang di dinding hotel itu. Tak kalah indah, wallpaper pada hotel itu juga begitu menarik.

Bukan ukiran biasa, tembok di sampingmu menampilkan sensasi ukiran gaya Eropa kuno ditambah lukisan rumah besar yang semakin membuatmu terpana.

Matamu berbinar melihatnya. Sejenak, kamu menghentikan langkahmu, dan terus menatapi kedua hal yang sama indahnya tersebut.

Ditambah lantunan lagu klasik yang menenangkan, seperti membawamu bernostalgia ke masa lalu.

"Indah bukan?" Kamu menoleh kaget. apa orang itu sedang berbicara kepadaku?

Pria berjas mahal itu kembali berbicara. "Namamu (l/n)(y/n)?" Kamu mengeratkan genggamanmu pada tas kecilmu. Memberikannya tatapan bingung sekaligus waspada.

orang ini tau namaku?

"maaf, tapi saya tidak mengenal Anda." Sebelum dirimu melangkahkan kakimu menghindari pria asing itu, ia sudah mencegat tanganmu.

Seketika, jantungmu berdegup kencang. apa yang ingin ia lakukan?

Pria itu mendekatimu sampai ia berada tepat di belakangmu. Parfum mahalnya tercium begitu pekat di hidungmu. "ne, kamu tidak mengenalku?"

sebenarnya dia siapa? Sepertinya dia orang jahat. Aku harus kabur dari sini.

Pria itu memposisikan kepalanya tepat di sebelahmu. Rambut ungu-hitamnya bebas mejuntai mengenai bahumu. Turun sampai ke dadamu.

Cengkramannya melembut. Tidak lagi mencengkram sikutmu, ia malah membelai kulitmu lembut. "ah maaf jika aku menyakitimu. Kamu pasti sangat ketakutan ya?"

Perlahan, tangannya menjalar ke bahumu. "Saa, jika benar kamu (l/n)(y/n), maka kamu harus ikut denganku."

hah? Aku akan diculik?!

"Aku tidak akan ikut dengan orang yang tidak kukenal." Suaramu bergetar ketakutan. Meski begitu, kamu tetap mencoba terlihat tegar.

"Hm? Yakin?"

Clek!

Kamu merasakan ada suatu benda keras yang sengaja ditempelkan ke samping perutmu. Kamu tidak berani bergerak sedikitpun.

Diam membatu. a-apa itu? Kenapa ada lingkarannya?

"Ikut aku atau perutmu akan bolong." ujarnya ringan. Sebelah tangan pria asing itu memegang dagumu. Lalu menariknya ke samping.

Cukup sampai ia bisa melihat jelas wajahmu dari samping. Matamu melebar melihatnya. Ia mirip dengan seseorang yang kamu kenal.

Tapi masalahnya, kamu tidak dapat mengingat siapa orangnya. dia mirip seseorang ya kukenal. Tapi siapa ya? Hahh, bisa-bisanya aku lupa disaat genting seperti ini.

Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyum kecil. Hawa membunuhnya perlahan menghilang. "Kalau kamu menurut, perutmu akan baik-baik saja."

•    •    •

Pistol dingin itu masih tertancap di samping perutmu. Selama diperjalanan, kamu tidak henti-hentinya merinding. Kamu takut dan tidak berani bergerak sedikitpun.

Kemanusiaanmu untuk mempertahankan nyawamu, menjadikanmu patung hidup selama mobil ini terus berjalan.

Ia menyeretmu masuk ke dalam mobil hitam. Bahkan jendelanya juga ikut di berikan penghalang gelap. Sehingga orang diluar mobil tidak dapat melihat apapun yang terjadi di dalam mobil. Sebaliknya, kamu dan orang itu dapat dengan bebasnya melihat jalanan yang kalian lalui.

Pria itu menempatkanmu diantara kedua kakinya. Alias, kamu sedang berada dipangkuannya saat ini. Kamu semakin gugup. Kamu tidak pernah duduk di pangkuan laki-laki manapun sebelumnya.

Kedua matamu menatap lurus ke depan. Bertanya-tanya kapan mobil ini berhenti.

Selain kamu di dudukkan di pangkuannya, bahumu juga di tarik ke belakang olehnya. "Santai saja, jangan tegang begitu." Punggungmu bertabrakan langsung dengan dada bidangnya.

"Kamu baru pertama kali diperlakukan seperti ini?" Dalam hati kamu menjerit ketakutan. apa orang ini akan memperkosaku? Apa dia akan menjualku? Apa dia akan membunuhku?

Satu persatu pikiran buruk mulai memenuhi kepalamu. "Aku bertanya padamu lho."

"I-iya." pekikmu kaget. Pria asing itu memegang tangan dingin dan tremor milikmu. kupikir tanganku akan hilang. Ya ampun, kaget sekali yang tadi.

"Jangan ketakutan begitu. Kalau kamu tidak akan kabur, aku juga tidak akan menembakmu kok."

dia dengan mudahnya membunuh orang begitu. APA JANGAN-JANGAN?!

AH IYA! Tadi sekilas, aku melihat tato Bonten.

AAAAAA SALAH APA AKU SAMA ORANG BONTEN SIH?!

padahal aku ga ngapa-ngapain. Ya ampun, aku sangat takut. Hikds, aku bahkan belum menghabiskan waktu liburanku dikota ini.

Mobil hitam yang kamu tumpangi berhenti. "Wah, sudah sampai." Rambut panjangnya sedikit menampar pipi kirimu akibat dirinya yang menoleh ke jendela disebelahnya.

Kamu sangat penasaran. Tapi kamu juga sangat takut. aku masih ingin hidup. Bagaimana ini? Aku takut sekali.

Pria itu menyadari dirimu yang semakin ketakutan. Ia mengusap tanganmu yang masih ia genggam erat. Menyalurkan rasa hangat pada tangannya kepadamu.

Cup!

"Ayo kita keluar dari mobil ini."

•    •    •

Ruangan besar dengan penerangan yang kurang memadai, dan aroma manis wine yang tercium sangat pekat. Sofa-sofa panjang berada di tengah-tengah ruangan. Dan, ada satu laki-laki yang sedang minum.

Warna rambutnya sama seperti pria yang menculikmu sebelumnya. Ungu dan hitam. Namun yang membedakannya adalah model rambutnya.

Orang yang menculikmu rambutnya sedikit panjang dengan bergaya mullet. Sedangkan orang yang sedang minum wine, rambutnya di buat klimis ke samping kanan.

Samar-samar kamu bisa melihat rupanya. Akan tetapi, kegelapan ruangan ini menutupi dirinya.

"Aku membawanya dengan selamat sesuai dengan permintaanmu."

"Kamu melakukan tugas dengan sangat baik." Setelah pria itu berbicara, laki-kaki di belakangmu pergi dari ruangan besar itu.

Kamu menoleh ke belakang. Memperhatikan laki-laki itu sampai ia menghilang dari balik pintu.

"Sudah lama kita tidak bertemu lagi. Apa kamu masih mengenalku?" Suara tenangnya mengudara di ruangan itu. aku seperti mengenal orang ini. Tapi siapa?

Ia meletakkan kembali gelasnya ke atas meja. "Sini." titahnya mutlak.

Sebenarnya bisa saja kamu kabur dari sana. Tidak ada tanda-tanda senapan api juga disana. Akan tetapi, mengingat kembali puluhan bahkan ratusan laki-laki yang menjaga diluar, kamu sesegera mungkin menepis pikiran itu.

"Wajahmu semakin cantik saja." Matamu membulat melihat wajahnya.

Berkat penerangan dari jendela, kamu dapat melihat setiap inci wajah laki-laki itu. d-dia...

"Haitani Ran. Kamu ingat?"

Di tengah keterkejutanmu, Ran menyesap lagi wine miliknya. "R-ran?" mimik mukamu langsung berubah drastis.

"Ada apa? Dulu kamu sangat menyayangiku. Kenapa takut begitu?" Ran menangkup wajahmu dan membawanya mendekat. Maniknya menggelap melihatmu.

Dan tanpa kamu duga, bibirnya sudah menempel pada bibirmu. Kini, aroma winenya tercium sangat jelas.

Jantungmu berdegup kencang. R-ran menciumku?! Tidak mungkin! Ini hanya mimpi. Bangun (y/n)!! Tidak mungkin!!

Kamu terlalu kaget sampai kamu sempat tidak merasakan nafasmu untuk beberapa saat. Tanganmu mendorong kedua bahunya pelan.

Refleks akibat kehabisan nafas. Setelah kamu menyadari tindakanmu sebelumnya, jantungmu berdetak semakin cepat. Seperti ingin keluar dari mulutmu.

"M-maafkan aku Ran!" Kepalamu tertunduk. ini tidak mungkin. Ini hanya mimpi.

Tapi kenapa rasanya begitu nyata? Ada apa sebenarnya?

Ran menarikmu duduk di pahanya. Dudukmu menjadi menyamping. "Tidak apa-apa. Asalkan kamu kembali ke pelukanku, aku akan sangat senang." bisiknya.

Bagaikan mangsa yang terjebak dalam kandang predator karnivora, kamu sama sekali tidak bisa melawan.


— Omake —

"Rin, carikan perempuan bernama (l/n)(y/n)."

"Haah? Apa untungnya bagiku?"

"Lakukan dulu saja."

"Perempuan macam apa dia?"

"Perempuan baik-baik. Dia sangat baik."

"Tumben. Apa sekarang hatimu baru tergerak? Ia pasti takut mengetahui kita ini dari Bonten."

"Buat dia tidak takut."

"Ck, tidak masuk akal."

"Dia... Dia cinta pertamaku."

"Aku tidak tertarik."

"Tapi dia mulai menjauhiku semenjak—

"Ya ya ya," "Lalu aku harus mencarinya dimana?"

"Segitu malasnya kah seorang eksekutif Bonten?"

"Waktu liburku jadi terpotong. Cepatlah."

"Kudengar, ia akan pergi liburan ke pulau sebelah. Hotel yang ditujunya adalah Hotel xx."

"Yasudah. Aku pergi dulu."

Ran menyeringai melihat kepergian adiknya itu. "Kalau kamu sampai kabur lagi, aku tidak segan-segan mematahkan kakimu (y/n)."




— 1185 words.
11-10-2021.






Selamat malam dan selamat tidur semuanya~

Have a nice dream^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top