Special Halloween!

Selamat membaca semuanya!!

Jangan lupa di putar ya soundnya biar semakin menghayati ceritanya^^

Di keheningan malam yang menenangkan, samar-samar aku mendengar suara langkah kaki dari arah belakangku. Suaranya semakin lama, semakin terdengar sangat jelas.

Aku tentu tidak takut. Mengingat mahluk yang mendekatiku saat ini mempunyai langkah kaki. Yang berarti ia masih hidup, dan tentu bukan mahluk halus dengan berbagai bentuknya yang menyeramkan.

siapa ya yang bangun tengah malam seperti ini? batinku bertanya-tanya.

Segera kuhabiskan air putih di gelasku, dan meletakkannya di tempat cuci piring. apes banget hari ini. Haus tengah malam di camp pelatihan. Kalau di rumah, masih bagus. Lah ini di tempat lain.

Hmph, menyebalkan.

"A-ano!" Aku berbalik menatap orang itu. Dengan sedikit cahaya lampu kecil disana, aku dapat melihat wajah orang tersebut.

Suara lembut nan kecilnya sangat mengingatkanku kepada salah satu temanku yang juga mengikuti camp pelatihan voli ini.

Aku sebenarnya tidak mengikutinya untuk melakukan latihan seperti yang lainnya. Aku hanya ikut membantu Kiyoko-san dalam menjalani tugas yang lumayan berat ini.

Awalnya kupikir, mengurus anak-anak voli itu sama sekali tidak merepotkan. Namun setelah aku melihat kelakuan aneh mereka dengan mata kepalaku sendiri, aku akan menarik pemikiran polosku.

Tapi seru juga melihat anak-anak voli berlatih. Selain aneh dan bar-bar, mereka juga sangat baik!

Pasti Kiyoko-san senang menjadi manager mereka.

Ngomong-ngomong tentang Kiyoko-san, aku ini tetangganya semenjak aku menginjak kelas 2 SD. Kiyoko-san sangat baik padaku.

Beberapa hari yang lalu, Kiyoko-san sempat memintaku untuk ikut membantunya di camp penginapan ini. Alasannya, ya karena memasak untuk sepuluh orang lebih merupakan suatu hal yang sangat melelahkan.

Kebetulan aku juga akan bosan bila libur musim panasnya terlalu lama. Jadi, aku memutuskan untuk membantunya.

"Kamu itu (l/n)-san, bukan?" Laki-laki dengan tinggi yang lebih pendek dari pemain voli lainnyalah yang sedang berbicara kepadaku.

Wangi fresh sehabis mandi menusuk hidungku. ohh, ternyata Hinata-kun. Pasti dia habis mandi. Wangi sabunnya sangat menenangkan.

"Iya, itu aku." Ujarku dengan senyum yang mengembang. syukurlah bukan para senpai lainnya yang menghampiriku. Jika itu sampai terjadi, nanti aku akan terlihat sangat gugup.

"Oh iya, apa yang kamu lakukan disini, Hinata-kun? Bukankah seharusnya kamu tidur untuk pertandingan besok?" Ku lihat, Hinata juga ikut tersenyum.

"Huaa, ternyata kamu itu orangnya hangat ya! Kupikir, karena kamu tidak banyak bicara... Kamu orangnya sangat dingin seperti Tsukishima. Tapi, ternyata kamu orangnya sangat hangat ya!!" Aku tertegun mendengar suaranya yang tiba-tiba meninggi sampai sedikit menggema di seluruh lorong.

"H-hinata-kun, terima kasih. Tapi tolong, kecilkan suaramu ya. Yang lainnya sedang tidur, dan ini juga sudah tengah malam." Sekilas, wajahnya terlihat semburat merah karena peringatanku barusan.

"A-ah, iya juga ya. Terima kasih sudah di ingatkan hehe." Hinata menggaruk pelan tengkuknya.

"Hinata-kun, apa yang kamu lakukan di dapur tengah malam seperti ini? Apa... Kamu masih lapar?" Ia tertawa mendengarku. ataukah... Apa dia juga haus?

"Tidak kok. Aku ingin mengambil minum saja. Aku tidak kelaparan kok! Kan tadi sudah makan banyak." Katanya terburu-buru. mungkin ia takut kalau aku mengiranya sebagai orang yang rakus?

"Ohh~~ ya mungkin bisa saja kamu kelaparan kan? Dengan stamina sebesar itu, mana mungkin makanmu sedikit bukan?" Aku terkekeh pelan.

"Ah, benar juga." Hinata tertawa senang. Mendengarnya tertawa, membuatku ikut tertawa juga.

"Ahaha, kamu orangnya lucu banget." Ujarku di sela-sela tawaku.

"hahaha~"

Deg!

Seketika hawa disekitarku mendingin. Bulu kudukku terasa berdiri semua. Tubuhku mendadak diam bersamaan dengan mulutku yang berhenti tertawa. Jantungku berdebar-debar keras, sampai debarannya bisa terdengar di telingaku sendiri.

Hening.

Mataku meilrik Hinata dengan bola mata yang membulat. Aku terlalu takut untuk berbicara. Jadi, aku bertelepati dengannya.

semoga dia paham.

Aku tidak tahu apa dia paham atau tidak, tapi ia juga sama takutnya denganku.

Ia memegang tanganku erat. Lalu ia mengajakku berlari ke atas. Ke tempat yang lainnya tidur.

Tap. Tap. Tap. Tap. Tap.

Jujur, aku langsung bercucuran keringat setelah di ajaknya berlari. Aku meraup sebanyak mungkin oksigen.

"Hi.. hahh hinata-kun... hahh Ka.. hahh Kamu mendengarnya kan tadi?" Aku tetap berusaha berbicara meskipun diselingi dengan tetap mengambil udara sebanyak-banyaknya.

"I-iya,"

"S-seram sekali tadi." Perlahan-lahan, nafasku kembali teratur. Aku menatap Hinata yang nampaknya masih syok dengan kejadian tadi.

bukannya tempat tinggalnya di daerah gunung? Artinya dia lebih sering merasakan kejadian tadi daripada aku kan? Kenapa ia sangat ketakutan begitu?

Matanya terlihat kosong. Tubuhnya tidak bergerak sama sekali.

a-APA DIA KERASUKAN?! AAAAAA!!! TOLONG!!

"H-hinata... -kun?" Bahkan panggilanku pun tak di hiraukan.

Lalu aku kembali sadar. Tanganku yang di genggamnya, belum ia lepaskan sama sekali.

"H-hinata-kun!" Meskipun aku memanggilnya sedikit lebih keras, ia tetap tidak bergerak sedikitpun.

d-dia beneran kerasukan?!

"Hinata-kun!" Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya. Yang awalnya pelan menjadi sedikit lebih keras.

...bagaimana ini?

Tangan yang ia genggam padaku juga tak mau lepas.

Tapi, sepertinya aku melupakan sesuatu. Di wajahnya, aku melihat sedikit semburat merah. dia kenapa?

Bruk!

Dalam sekejap mata, Hinata memelukku erat. d-dia kenapa?!

"H-hinata-kun?" Panggilku takut-takut. Tubuhnya melemas dan ambruk bersamaan denganku.

Beruntung aku tidak membuat suara gaduh. Meskipun kami sama-sama jatuh ke lantai, suara yang kukeluarkan untuk jatuh di perkecil sekecil-kecilnya agar yang lain tidak terganggu.

Hinata yang malang. Eh, bagaimana caraku membawanya?!

— Omake —

"OH! Kageyama-kun. Bisa tolong aku membawa Hinata ke kamarnya tidak?"

Kageyama berjalan kesini dengan bola voli yang ia genggam sejak sebelum kesini.

Setelah ia mendengarku, ia mengangkat bolanya tinggi-tinggi. Lalu,

i-itu bukannya posisi untuk ngeserve?! AAAA!!! JANGAN DI SERVE, KAGEYAMA!!

"Kage—

Lalu, ia segera mengarahkan jump servenya ke arah belakang kepala Hinata.

BUGH!!

"ITTAII!!" Benar saja, Hinata langsung bangun.

Kageyama mendekat dan menarik bagian bajunya Hinata untuk ia seret. Perlahan, pelukannya meregang. "Gomenasai, (l/n)-san. Sepanjang hidupnya, dia memang selalu bodoh dan aneh."

...? Bodoh? Aneh? Dia mengatai temannya sendiri?! Jahatnya...

"DIAM HINATA BOGE!!!"

l-lha? Padahal Hinata-kun tidak berbicara sama sekali.

Aku diam memperhatikan mereka berdua memasuki salah satu kamar yang berisi para senpai yang mengikuti camp pelatihan ini.

"Sama... Sama." Aku tidak bisa berkata-kata. Tepatnya, aku masih belum beradaptasi dengan keanehan sifat mereka.

eh? Kok aku jawabnya sama-sama? Lah, aku juga belum bilang terima kasih. Sudahlah, yang penting aku tidur dulu saja.

1021 words.
04-10-2021.

Maaf kalau horrornya kurang kerasa ya. Baru pertama kali ngebuat yang beginian.

Pas aku puter medianya, serem juga ya audionya😂😂

Ya komedinya buat ngurangin keseremannya juga sih😭

Ini deh, aku kasih Hinata uwu uwu buat kalian. Biar ga terlalu takut ya😃😃


Udah segitu aja.

Good night everyone~
Have a nice dream ya🤗🤗

Bye.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top