Itadori Yuji • Wake Up
Maaf atas keterlambatannya ya🙏
Silahkan dibaca :))
Disaat seluruh penghuni bumi sudah bangun, aku disini sedang merutuki dirinya yang tak mau bangun sejak 30 menit yang lalu.
Tak tahu jam berapa ia tidur, tapi setidaknya ia harus bangun sekarang karena ini sudah jam 9 pagi. Bisa bahaya kalau ia tidak bangun. Perutnya bisa terkena maag, lalu kantung kemihnya bisa sakit menahan untuk buang air kecil, juga pola tidurnya nanti tidak akan seimbang.
Memang sih, hawa dingin yang mendukung tentu membuatnya tidak ingin keluar dari bawah selimut tebalnya.
Ujung-ujung rambutnya mencuat dari balik selimutnya. Surai pink memang tak cocok untuk laki-laki. Bahkan iapun sampai terlihat sangat menggemaskan bagiku. Padahal usianya sudah menginjak 16 tahun.
Berkali-kali kumainkan rambutnya. Ku ikat menjadi pohon kelapa, ku pakaikan pomade sampai melawan gravitasi, dan yang terakhir ku usap-usap cepat sehingga rambutnya berantakan. Namun ia tak marah sama sekali.
Ia bahkan sering tertawa melihat rambutnya yang menjadi objek kejahilanku. Ia memang laki-laki langka. Karena ia... SANGAT BAIK!!
Aku juga bingung kenapa ia bisa sangat menghormati perempuan, tidak mudah marah, dan ia sangat memperhatikan orang disekitarnya. Ia juga sangat patuh pada kedua orang tuanya. Berbeda halnya dengan remaja laki-laki lain yang suka membantah ucapan ataupun perintah orang tua mereka.
Disuruh jangan pulang malam, pasti mereka pulang malam. Disuruh jangan merokok, diam-diam mereka merokok. Disuruh jangan minum alkohol, mereka langgar dengan hati yang bahagia.
Cukup mengherankan. Tapi hal seperti ini patut untuk disyukuri. Bukannya di pertanyakan.
"...makan jari... Hah? Ya ga tau..." Aku mengguncang-guncang bahunya agar ia segera bangun. Semakin bergantinya hari, ia melantur semakin aneh.
Seperti sekarang contohnya. dia mau makan jari? Sejak kapan Yuji menjadi kanibal? Apa diam-diam dia mengikuti sektor sesat dan berpura-pura menjadi anak baik? Ah tidak, imajinasiku ini memang terlalu berlebihan sekali ya.
"Yuji, ayo bangun. Sudah jam 9 pagi. Ayo makan, Ibumu tadi pagi sedang pergi menjenguk kakekmu tuh. Kamu nanti nyusul gih." Tak ada pergerakan, tak ada suara.
Ku dudukkan tubuhku di kasur berbalut seprai abu-abu tuanya. Aku menghela nafas kesal. "Kapan dia akan bangun? Kemarin kemarin perasaan, ia gampang gampang saja kok di banguninnya. Tapi kenapa sekarang susahnya kebangetan sih?" Monologku sembari memperhatikan cetakan punggungnya yang membelakangiku.
"Yujii~ Bangun yuk!" Aku terus mengguncang bahunya. Tapi kali ini lebih keras. Berharap ia akan segera bangun.
"Nggghh, ngantuk ini." Tubuhku sempat merinding sesaat ketika ia berbicara kepadaku dengan suara berat dan serak khas orang baru bangun.
Kalau saat ia mengigau itu, suaranya tidak terdengar serak dan berat. Tapi begitu ia benar-benar berbicara saat ia masih berada di alam mimpinya, jantungku langsung berdetak sangat cepat.
Aku sendiri tidak paham kenapa aku sampai mencintai sahabatku yang satu ini, sampai-sampai setiap kali ia berbicara padaku ketika ia masih tidur, imajinasiku langsung bekerja. Membayangkan diriku yang sedang membangunkan suamiku sendiri.
Iya, cringe memang. Aku juga membenci imajinasiku yang terlalu berlebihan itu kok.
"Yuji! Sudah jam 9 pagi!!" Ku pukul lengan atasnya kencang dengan menggunakan telapak tanganku yang terbuka lebar.
Kupastikan, dibalik baju dan selimutnya itu, pasti sudah ada cap 5 jari milikku pada lengan mulusnya.
Benar saja, ia langsung menurunkan selimutnya. Tapi hanya sampai wajahnya saja. "Ngh, apa sih? Ngantuk tau." Ia mengulet ringan. Lalu iapun mengubah posisinya menjadi telentang.
aku benar-benar penasaran semalam ia tidur jam berapa.
Matanya masih tertutup erat. Hanya mulutnya saja yang sudah komat-kamit sejak ia sebelum menarik selimutnya. AAAAAAA!!! LUCUUUU BANGET!! OK, TENANG (Y/N). INI YUJI, BUKAN BAYI—TAPI DIA UNYUU~~
Nyut!
Aku tak tahan jika tidak mencubitnya. Langsung saja ku cubit kedua pipi tidak tirus juga tidak berisinya itu. "Awwww!!! Iwyah, akwu bwangwun inwii!" (Iya, aku bangun ini.)
"Eh.. Ehehehe, maaf ya. Abis mukamu sangat menggemaskan." Ku dudukkan tubuhku di kasur single bednya.
"Yuji, ayo bangun. Nanti kamu nyusul ibumu gih ke rumah kakekmu." Yuji tidak bergerak semenjak ku lepaskan cubitkanku padanya. Jadi ku tepuk-tepuk saja kakinya.
ya ampun, kenapa dia ga mau bagun juga sih?
"Yujiii!!" Aku kembali berdiri dan menghampirinya yang masih berada di alam mimpinya. Lalu ku tepuk-tepuk kedua pipinya bersamaan. "Yuji bangun, Yuji!!! Kamu kenapa jadi tukang molor gini sih?! Bangun napaa!!! Cape akutu ngebangunin orang kaya kamu!!"
Kedua tangannya segera keluar dari selimutnya dan menghentikan tepukan-tepukanku di kedua pipinya. hah? Semalam... Ia tidak pakai baju? Tangannya kenapa berotot gitu?! Tak kusangka... Yuuji ternyata pria berotot. Dia keren sekali—EHH ASTAGA ASTAGA!!! SADARLAH (Y/N)! Aku menggeleng-gelengkan kepalaku untuk mengusir pemikiran aneh tadi.
t-tidak mungkin. Aku hanya berhalusinasi saja. Setelah ia melepaskan genggamanku, akupun mengalihkan pandanganku darinya dan menghempaskan diriku kembali ke kasurnya.
tangannya hangat. Atau suhu tubuhku yang terlalu dingin ya?
Yuji akhirnya mendudukkan tubuhnya. Aku yang merasakan pergerakan, segera menoleh ke arahnya. Tadinya aku ingin bertanya tentang jam berapa ia tidur. Tapi...
"AAAA!!! YUJII!!!" Aku menutup kedua mataku secepatnya dan membuang mukaku darinya. d-dia sixpack? T-tidak mungkin! Masa sih?
Tanpa sengaja, aku mundur ke belakang. Aku tidak ingat kalau aku sudah berada di tepi kasurnya. AAAA AKU JATUH!!
Kedua mataku tertutup rapat sambil siap-siap merasakan rasa sakit pada punggungku. "A! (y/n)!!"
Set!
Tiba-tiba saja tanganku terasa tertarik sangat kencang ke depan dengan sebuah genggaman erat di pergelangan tanganku. Kemudian, aku juga merasakan sentuhan tangan miliknya yang lain di punggungku.
aku tidak jatuh? Yuji menolongku? batinku bertanya-tanya.
"(y/n), kamu tidak apa-apa?" Tanyanya khawatir.
Ku buka kedua mataku takut-takut. Wajahnya sangat dekat denganku. Rasa hangat menjalar dari kedua pipiku sampai ke ujung telingaku.
"Y-yuji," ia menarikku agar aku bisa kembali duduk dengan benar. Namun, ia masih belum melepaskan kedua tangannya dati tubuhku.
"Kamu membuatku khawatir." Tatapanku tak bisa teralihkan darinya. Pikiranku kosong. Tak ada satu hal pun yang ku pikirkan saat ini. Aku hanya diam sambil memperhatikan manik coklat tuanya.
Grep!
Di rengkuhnya tubuhku lembut. "Aku sangat kaget tadi. Syukurlah kamu baik-baik saja."
Deg deg!
Tubuhnya terasa begitu hangat di udara yang cukup dingin seperti ini. Apa itu sebabnya ia tidak memakai baju?
Otot perut juga dadanya tercetak pada bajuku. Aku bahkan sampai bisa merasakan bentuk-bentuknya dengan jelas. Wajahku semakin memerah ketika aku memikirkan hal itu. Bulu kudukku berdiri sampai berdiri semua dibuatnya.
aku malu sekali.
Ku tenggelamkan kepalaku di ceruk lehernya sembari menghirup aroma vanilla yang wanginya tercium sangat jelas.
"Yuji," suaraku bergetar ketika memanggilnya. ya ampun, kenapa suaraku harus bergetar di saat-saat seperti ini?! Semoga ia tidak menyadarinya.
"Kenapa kamu tidak memakai baju?" Tanyaku pelan. ...KENAPA AKU JADI BERTANYA INI?! SUDAH JELAS-JELAS CUACANYA MENDUNG. YA TENTU IA MEMBUKA BAJUNYA LAH. Mengingat seberapa hangat tubuhnya itu. Pasti ia kepanasan.
Perlahan-lahan, Yuji melepaskan pelukannya. Ia menatapku bingung. "Memangnya itu masalah?"
— Omake —
Aku tidak berani menatapnya ataupun tubuhnya terlalu lama. i-ini terlalu berlebihan Yuuji!
Aku mengambil sebuah baju yang terlipat rapi di lemarinya. "Kamu pakai baju dulu saja."
KENAPA SUARAKU MASIH SAJA BERGETAR SIH?! TENANG (Y/N), TENANG!! JANGAN PANIK!
"Hahaha, wajahmu lucu kalau memerah. Oh, apa jangan-jangan..." Ia sengaja menggantungkan kalimatnya dengan seulas senyuman jahil yang merekah di mulutnya.
"Jangan-jangan apa?! Jangan memikirkan hsl yang aneh-aneh!! Cepat pakai bajumu dulu." Suruhku ketus. Sengaja ku balikkan tubuhku agar aku tidak salah fokus lagi ke sixpacknya.
kenapa dia sangat keren dengan sixpack dan celana training itu?!
"Apa kamu malu karena aku tidak pakai baju?"
"IYA, AKU MALU. DASAR YUUJI TIDAK TAHU MALU!!! 10 MENIT LAGI KAMU HARUS SIAP! AKU GA MAU TAU!" Sembari menahan malu, aku berjalan keluar kamarnya dengan pintu yang masih terbuka lebar.
"Hahaha, dia pasti malu karena melihat sixpack ku. Kawaii desu ne~" ucapnya pelan. Tapi karena rumahnya sangat sepi, maka suara sekecil apapun akan tetap terdengar jelas.
"YUJI AKU DENGAR ITU!! CEPAT MANDI SANA!"
1250 words.
— 30-08-2021.
Maafkan aku karena telat up😭😭
Tadi abis vaksin kedua. Tapi malah masuk ke gelombang 2. Kirain masih ikut gelombang 1. Jadilah nunggu 1 jam disana :")
Mana ga bawa hp gitukan. Kirain cepet :(
Eh iya, aku mau ngasih tau satu hal. Nanti jangan ada yang ngereq lagi ya. Soalnya bukunya mau kutamatkan. Ga tahun ini sih. Kayanya tahun depan.
Selain mau fokus buat sbmptn, aku juga mau fokus sama bookku yang sebelumnya. Tolong pengertiannya ya. Terima kasih.
Nanti jam upnya khusus pas bulan oktober, dipindah jadi malem ya. Soalnya aku sudah menyiapkan sesuatu :D
Udah kayanya segitu aja. Ok bye, sampai jumpa senin depan semuanya~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top