Daisuke Kambe • forest
Request dari : asyifa1406
Semoga kamu suka yaa (○゚ε゚○)
Maaf kalau kelamaan dan tidak sesuai ekspetasi. Tapi, semoga kamu dapat terhibur yaa^^
Di tengah kegelapan yang sedang mengintai, disana terdapat dua manusia yang sedang berjalan menyusuri hutan. Tanpa penerangan sama sekali. Hanya instinglah yang menjadi kompas mereka.
Si laki-laki berambut hitam yang tajir itu hanya memasang wajah tanpa ekspresinya. Berkebalikan dengan si gadis berambut (h/l). Wajahnya menampakkan kalau ia begitu ketakutan.
Memang semestinya takut sih, mengingat hutan merupakan rumah bagi mahluk tak kasat mata.
"K-kambe-san, apa ini jalan yang benar untuk pulang?" Tangannya mendingin akibat rasa takut yang menguasainya.
"Tenanglah sedikit, (L/n). Kita pasti akan kembali dengan selamat." Ujarnya menenangkan si gadis yang mempunyai seribu skenario menyeramkan di pikirannya.
Jurit malam, oh bukan. Jalan-jalan malam. Mereka sedang melakukan jalan-jalan malam di tengah hutan sebagai salah satu sesi dalam masa orientasi memasuki jenjang baru.
Jika jurit malam itu di takut-takuti, beda halnya dengan jalan-jalan malam. Pasangan yang sudah di pilihkan hanya perlu berjalan dari satu pos ke pos yang lain untuk menyelesaikan misinya.
Di hutan ini terdapat 4 pos yang akan di lalui setiap pasangan. Pos-pos tersebut hanya berjarak 5 meter saja. Alasannya tentu agar setiap pasangan dapat kebagian giliran mereka.
Pasangan-pasangan tersebut di ikatkan sebuah tali agar tidak saling tersesat satu sama lain. Namun hal ini beda ceritanya dengan yang kamu alami dan laki-laki tampan bernama Kambe Daisuke.
Kalian malah jadi tersesat bersama-sama. Di tengah hutan. Terlebih lagi, jalan-jalan malam dilakukan mulai pukul 11 malam. Kamu dan Kambe tidak membawa jam tangan. Tapi dapat kamu perkirakan, sekarang sudah mulai memasuki tengah malam.
Udara dingin terus menggigiti kulitmu yang terbalut jaket tipis hitam milikmu. Matamu mulai menjadi sayu akibat aktivitas yang terus menguras energimu dari tadi pagi.
ternyata hari terakhir MPLS itu lebih melelahkan daripada hari pertamanya. Kamu menggosok-gosok sebelah tanganmu yang tak terikat tali ke tanganmu yang lain.
Tentu hal itu tak luput dari perhatian laki-laki berambut hitam yang berada tepat di sebelahmu. "Kamu kedinginan?" Kamu tersentak kecil mendengar suara deepnya.
"Ehehe, iya. Kamu ga kedinginan?" Tanyamu lembut sembari menjaga tubuhmu tetap hangat.
"Tidak, udara dingin di luar negri sudah berulang kali kurasakan. Jadi yang seperti ini tentu tak ada apa-apanya."
ternyata rumor kalau dia itu orang kaya raya, memang benar adanya ya.
Kamu mengangguk paham. "Ahh, begitu ya."
"Apa kita hentikan saja perjalanan malam ini? Sepertinya kita sudah melewati tempat ini sebelumnya." Kamu kembali melihat sebuah pohon besar yang menjadi pusat perhatianmu semenjak kamu melewatinya untuk pertama kalinya.
apa... Memang aku tak sengaja terjebak disini ya? Dari pos kedua, aku dan Kambe sudah berjalan lurus. Namun tidak bertemu dengan pos ketiga yang hanya berjarak 5 meter saja.
M-menyeramkan. Sepertinya aku dan Kambe memang harus menghentikan perjalanan kami dan menepi sampai pagi tiba.
"Ide bagus. Kita menepi disana dulu saja." Kambe menunjuk ke pohon besar yang menjadi awal mula rasa takutmu.
Deg!
"K-kenapa tidak pohon yang disana saja?" Cicitmu takut. kenapa dia harus menunjuk pohonnya sih?! Nanti kalau terjadi apa-apa, bagaimana coba?!
"Yasudah," dengan was-was, kamu berjalan ke salah satu pohon yang agak kecil dibandingkan pohon yang ditunjuk Kambe sebelumnya.
Kambe dan kamu duduk berdampingan sambil menunggu bantuan ataupun fajar menyingsing.
"Kambe-san, kamu kan sudah lama tinggal di luar negri. Kenapa mau balik ke sini lagi?" Mata lelahmu berkedip-kedip menahan kantuk.
nanti sandaranku untuk tidur itu apa ya? Disini terlalu menyeramkan. Bisa jadi ada banyak serangga disekitarku. Jantungmu berdegup kencang memikirkan bayangan rasa takutmu yang mulai menguasaimu.
jangan takut, disini tidak ada apa-apa dan tidak akan bertemu apapun. Tenang. Tarik nafas, lepaskan. Tarik nafas, lepaskan. Netra (e/c)mu melirik sang dewi malam yang kebetulan sedang menampakkan dirinya sepenuhnya.
Tidak tahu harus merasa terbebani atau bersyukur, karena ada kalanya dengan adanya sedikit sinar membuat sesuatu nampak dua kali lebih menakutkan dari yang asli.
"Nenekku menyuruhku untuk kembali ke negara asalku." Ujarnya tenang.
bagaimana ia bisa setenang itu? Kamu menatapnya dari samping. Wajahnya yang sedikit terkena sinar rembulan, membuatmu kembali memalingkan wajahmu.
dia sangat tampan. Kehangatan perlahan-lahan menjalar ke kedua pipi serta telingamu. apalah aku yang kentang.
Tap!
Kamu menoleh. "Nampaknya (L/n) sangat merasa takut ya?"
"A-ah, tidak juga kok." Bohong kamu lontarkan. Padahal kemarin kamu baru menonton berita horor bertemakan hutan.
"Kamu duduk disini saja. Kamu pasti mengantuk kan? Bukannya apa-apa, selain kamu takut dan kedinginan, kamu juga pasti memerlukan tumpuan untuk tidur. Tidak mungkin kamu akan tidur di tanah kan?" Kambe menepuk-nepuk celah besar antara kakinya agar kamu duduk disana.
...tawaran yang menarik. TAPI DIA COWO!! APALAGI BARU KENAL BEBERAPA WAKTU YANG LALU. KALAU DIA GIMANA-GIMANA, KAN AKU YANG REPOT!! Kamu sedang mengalami perang batin yang cukup mendebarkan.
"Tenang saja, aku berani jamin, aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh. Kalau sampai iya, kamu bisa memberitahu polisi." Kamu menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
sampai sebegitunya dia melakukan hal ini untukku? Kamu bimbang akan keputusan yang akan kamu pilih. Kamu ingin menerimanya, tapi kamu takut merepotkan. Kamu ingin menolaknya, tapi dia ada benarnya juga.
apa aku terima saja ya? Kamupun akhirnya memantapkan hatimu untuk menerima ajakannya.
Kamu berpindah tempat dari yang sebelumnya di sebelahnya, sekarang menjadi di pangkuannya. Kamu menyenderkan tubuhmu di dadanya. Memang rasanya nyaman. Akan tetapi, hati kecilmu merasa sangat tidak enak dengan perlakuanmu yang seenaknya. Meskipun ia sendiri yang menawarkannya kepadamu.
"Maaf kalau aku merepotkan." Kedua tangannya menggenggam tangan dinginmu. Kakinya ia rapatkan agar kakimu ikut merasa hangat.
Tangan dinginmu agak tersentak ketika merasakan tangannya yang hangat memegang tanganmu.
Punggungmu ikut tersalurkan energi hangatnya. nyaman sekali rasanya. Kamu memiringkan kepalamu untuk mencari tempatnya bersender.
Deg deg! Deg deg!
Suara detak jantungnya begitu normal. Berbeda denganmu yang berdegup sangat cepat sebelumnya.
Tubuhmu perlahan menjadi rileks. Matamu mulai terpejam, dan kesadaranmu juga ikut menghilang seiring berjalannya waktu.
"Selamat tidur, mimpi indah." Bisiknya di telingamu. Ia tak tahu kamu akan mendengarnya atau tidak, tapi hal ini ia lakukan agar kamu dapat cepat tidur dan melupakan rasa takutmu yang meluap-luap sebelumnya.
• • •
Teriknya matahari menyorot tajam tepat di kelopak matamu. Rasa hangat sinarnya membuat sebagian wajahmu yang terkena akannya terasa seperti terbakar.
Kesadaranmu mulai kembali ke dalam tubuhmu. Rasa kantuk yang sebelumnya menyerangmu, kini sudah tergantikan dengan rasa fresh sehabis mengistirahatkan tubuhmu.
Malam panjang yang kamu lalui terasa singkat dengan bantuan Kambe. sudah pagi ya. Tidurku sangat nyenyak. Eh, tapi kok pundakku pegal sekali ya?
Tanganmu hendak terulur untuk memegang bahumu. Bukan bahu yang kamu dapatkan, akan tetapi surai lembut yang kamu rasakan. Kambe tertidur di bahuku?
Kamu menoleh untuk menatapnya yang masih tertidur. aku bangunkan atau biarkan ya? Tidurnya sangat pulas.
Di sela-sela kamu berpikir keras, Kambe juga ikut tersadar dari tidur panjangnya. Merasakan gerakan pada bahumu, tubuhmu menegang.
Jantungmu berpacu mengingat kembali ingatan semalam. bisa-bisanya aku meng-iyakan pilihannya. Apalagi untuk tidur di dadanya.
Pipimu mulai menghangat. Tapi bukan karena sinar. Melainkan karena rasa malumu setelah mengingat sandaranmu untuk tidur yang merupakan dada Kambe Daisuke.
Perlahan-lahan, rasa berat karena kepala Kambe pun menghilang. Yang berarti Kambe sudah bangun.
"Kamu sudah bangun (L/n)?" Suara deepnya berubah menjadi sedikit serak karena kekurangan cairan dalam mulutnya.
"Sudah," jawabmu pelan. Kamu sangat amat merasa haus sejak bangun. Namun mau bagaimana lagi? Pada akhirnya kamu harus menahannya sampai kamu dan Kambe kembali ke pos nanti.
"Kita pergi sekarang?"
"Iya."
Dalam perjalanan, kamu maupun Kambe tidak ada yang membuka suara. Dan tentunya itu untuk membuat tenggorokan kalian tetap lembab. Walau kenyataannya sangat kering.
Pos 3 sudah kalian lewati. Tidak ada orang. Namun memang ada bekas tanda-tanda kehidupan manusia sebelumnya.
jadi... Semalam aku dan Kambe memang terbawa ke alam lain? Kambe menatapmu khawatir. Kamu tentu tidak sadar akan hal tersebut karena fokusmu masih berada di bangunan kecil pos 3.
Tap!
Tangan besar nan kurusnya kembali menggenggam tanganmu. "Jangan berpikiran yang aneh, (L/n). Yang penting kita selamat dari sini."
Bagaikan pembaca pikiran, ia sudah mengetahui pikiran imajinatifmu yang menyeramkan. iya, aku tidak boleh negatif thinking.
Kamu dan Kambe berjalan beriringan dengan tangan kalian yang masih bertautan. Kamu ingin berbagi pertanyaanmu dengannya mengenai malam sebelumnya. Tapi karena menurutmu itu merupakan pertanyaan tidak berguna yang pada akhirnya kamu lupakan.
"(L/n), sebelum kita kembali ke yang lainnya, aku ingin menanyakan satu hal kepadamu." Genggamannya sedikit ia eratkan.
Kamu menatapnya heran dengan jantung yang berdebar keras. "Apa itu?"
"Bagaimana kejadian kemarin? Apa menyenangkan?"
d-dia... Beneran Kambe Daisuke kan? Bukan arwah yang memang sengaja mengikuti ku kan?
Kamu menunduk dalam. "Lumayan menegangkan, tapi tidak menyenangkan." Jawabmu pelan.
"Hahaha, jangan menganggapnya terlalu serius. Aku hanya ingin bercanda saja." Kamu terpana melihatnya tertawa bebas dengan suara deepnya.
Diam-diam, kamu menatapnya dengan senyuman di wajahmu.
— Omake —
Tak lama setelahnya, akhirnya kamu dan Kambe berhasil kembali ke tenda awal. Semua orang merasa senang akan kedatanganmu dan Kambe yang datang kembali tanpa luka.
Kamu dan Kambe lekas dibawa ke tenda khusus orang sakit untuk di periksa.
Setelah di periksa, kamu dan Kambe segera diberikan makanan. Kalian pun makan di dalam tenda itu.
"(L/n)," kamu menatapnya yang masih fokus dengan makanannya.
"Kamu terlihat sangat polos ketika kamu tidur."
Blush!
h-HAH?!
"T-terima kasih. Kambe-san juga... Juga terlihat tampan ketika tidur." Kamu menggigit bibir bawahmu agar kamu tidak merasa terlalu malu.
Set!
Di cubitnya pelan pipimu. "Menggemaskan,"
— 1542 words.
26-07-2021.
Note : haiii readerku tercinta~~~
Kembali lagi pada hari senin dengan update-an baru.
Nih ada bonus yaa :))
AAAA LUCU BANGET!!
Kalo yang ini terlalu berkharisma :")
Segitu aja lah ya, biar kalian ga meninggal ngeliat Kambe ganteng gini.
Byee~~🙌🙌
Sampai jumpa senin depan😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top