Akaashi Keiji • Snow
Hiks, saya sudah lama ga up lagi. Kalau ada typo, tolong kabari ya. Jari jempol saya kegedean soalnya😢
Semoga suka (○゚ε゚○)
Jantungku bergemuruh ketika mataku menangkap bayangan seseorang yang sangat ku kenal. Berambut hitam pendek yang kurang tertata rapi, wajah tanpa ekspresi, oh—jangan lupakan retina biru gelapnya yang sangat menenangkan.
Kedua pipiku menghangat, namun aku berusaha untuk tetap tenang. tenang (y/n). Tenang! rapalku dalam hati.
Dengan suasana perpustakaan yang agak sepi, hal tersebut dapat membuatku tidak menjadi pusat perhatian karena berdiri di tengah-tengah jalan.
eh? Tumben Keiji datang kesini. Ada apa gerangan? Biasanya ia selalu berlatih voli. Aku menatapnya lekat sambil mencoba untuk menjadi normal.
Tentu saja hal itu diperlukan bagi siapapun yang merasakan gejolak asmara di usia remajanya. Siapa yang biasa saja ketika melihat pujaan hatinya? Tidak ada. Meskipun ada, itu paling di luarnya saja. Dalam hatinya ia tentu berteriak bahagia.
Akaashi-kun dan aku sering kali menjadi partner kerja kelompok. Entah faktor keberuntungan atau kebetulan. Maka dari itu, Akaashi-kun memintaku memanggilnya dengan nama depannya saja agar dekat.
Senang, ah bukan—AKU SANGAT SENANG!! BUKAN SENANG SAJA! Dapat memanggil nama depan seseorang yang kita sukai itu menyenangkan! Sungguh. Rasanya kami memiliki hubungan spesial. Meskipun dalam kasus ini hubungan spesialnya hanya sebagai teman nugas bersama saja.
a-aku harus tenang. Aku segera keluar dari perpustakaan kota ini, yang merupakan tempat ternyaman kedua untuk belajar setelah kamarku.
Niat awalku bukan untuk belajar sih, tapi karena ada banyak buku pelajaran menarik, jadi aku tanpa sadar sudah berada disana sekitar 2 jam lamanya.
Dan kini aku harus memutar balik badanku menuju rumah agar tidak bertemu dengan Keiji—orang yang belakangan ini selalu membuat jantungku berdebar.
Aku ingin berada di dekatnya. Namun, aku begitu doki-doki. Kokoro ini tak sanggup jika seperti itu konsekuensinya. Maka dari itu, aku memutuskan untuk menghindarinya. Paling saat masuk sekolah nanti, kami akan kembali menjadi pasangan dalam kerja kelompok nanti.
Tes!
Netraku menangkap sesuatu yang tidak asing. Berwarna putih dan banyak. Tak bukan tak lain adalah salju.
wah, indahnya~ Untung saja aku sudah memakai baju hangat dengan syalnya. Kalau tidak, aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sebaiknya aku lekas ke rumah, aku tidak membawa payung untuk melindungi tubuhku dari salju ini
Kakiku hendak melangkah dengan kecepatan sedang. Namun naasnya hal itu harus terhenti sebelum aku sempat melangkah.
"(F/n)?" Karena ia memperbolehkanku memanggilnya dengan nama depannya, maka begitupun denganku.
Deg!
b-bukannya tadi dia masih ingin membaca?! Kenapa ia cepat sekali membacanya?? aku meremas kedua tanganku guna menetralkan detak jantungku yang berdetak sangat cepat.
Perlahan-lahan, ku balikkan tubuhku sampai menghadapnya. "Konnichiwa Keiji-kun." Ku angkat kepalaku sedikit lebih tinggi untuk menyapanya.
"Konnichiwa," ia menjeda kalimatnya untuk sesaat. "sedang apa kamu disini?" Ku lebarkan senyumku yang kutahan sebelumnya.
rasanya jantungku mau meledak!!
"Ah, aku tadi sedang membaca buku di perpustakaan kota ini." Jawabku sedatar mungkin. ya, percuma saja. Suaraku tetap bergetar sih
Pemandangan salju-salju putih bertebaran, membuat citra seorang Akaashi Keiji semakin indah bak pangeran dari jaman dahulu.
"Apa kamu mau pulang?" Aku mengangguk kikuk—canggung dengan situasi hening yang melanda kami. "Ku antarkan saja ya, lagipula rumah kita juga se-arah."
"Aa—oke?"
aku tidak sedang bermimpi kan?? Tadi Keiji... Tersenyum?! Aku tidak tahu itu ilusi atau apa, tapi aku sangat bahagia karena bisa melihat senyumannya yang jarang ia berikan kepada orang lain.
Aku berlari kecil untuk menyusulnya yang sudah berjalan lebih dulu.
hatiku berbunga-bunga~ aku menggigit bibir bawahku ketika merasakan sesuatu yang menggelitik di perutku.
Bukan berarti ada serangga atau semacamnya. Tapi perasaan cinta di hatikulah yang membuatnya.
Aku dan dia tidak berbicara sama sekali. Tapi hanya berada di sebelahnya saja sudah cukup bagiku. Wajah yang hangat, perut yang tergelitik, dan jantung yang berdebar-debar.
Greb!
"Kamu pasti kedinginan ya? Dari tadi tanganmu menggigil." tangan besarnya menggenggam tangan kecilku yang tak ada apa-apanya.
'H-HAH? EMANG IYA?! Aku tidak sadar sama sekali lho, hehe'
Kehangatan tangannya membuatku semakin berharap waktu dapat berhenti detik ini juga.
Sesekali aku menatap tanganku yang masih bertautan dengannya.
Blush!
tenang (y/n)!! Jangan berbuat hal yang aneh-aneh karena kegugupanmu ini! Malu, diliat Keiji nanti.
Aku mencoba mengatur nafasku yang agak tidak beraturan karena genggaman tangannya yang begitu erat.
"ne, (f/n)." panggilnya. Aku menoleh melihatnya yang masih menatap lurus kedepan.
Jarang sekali orang berlalu lalang di jam seperti ini. Ditambah lagi cuaca yang kurang mendukung, membuat hampir seluruh manusia enggan keluar rumah ataupun keluar dari gedung kantornya.
Wajahnya yang hanya terlihat sebelah pun masih saja terlihat begitu sempurna. Tak heran jika ia mempunyai banyak fans dari luar negri sekalipun.
"Ini salju pertama bukan?"
"Iya,"
"Apa kamu tau apa artinya?"
memangnya ada arti khusus? Aku baru tau.
"Aku tidak tahu Keiji-kun."
"Begitu ya... Oh iya, rumahmu yang mana? Di komplek yang ini kan?" Ia langsung merubah topiknya. Benar-benar langkah yang cermat untuk membuatku penasaran.
"Iya, rumahku yang pagarnya berwarna putih. Ah, itu dia rumahku!" Aku menunjuk rumahku untuk memberitahu Keiji.
Sebelum aku menoleh untuk melihatnya yang tidak memberikan reaksi apapun, aku terdiam seribu bahasa.
Puk!
"Tak perlu di tunjuk juga, aku sudah lihat. Rumah itu satu-satunya rumah dengan pagar putih." Ia kembali tersenyum. Kali ini senyumannya lebih lebar, tidak seperti sebelumnya yang tipis bahkan sampai tak terlihat sebagai senyuman.
AAAAAAA!!! SENYUMANNYA INDAH SEKALI!! Aku tertunduk malu sambil menahan senyumanku yang mulai mengembang.
Sesampainya di depan rumahku, Keiji dan aku sama-sama berhenti. ah, kenapa waktu bergulir dengan sangat cepat? Menyedihkan
Keiji berbalik menatapku. Manik birunya terlihat sangat indah. Sampai-sampai tanpa kusadari, aku terhipnotis olehnya. Namun aku masih dapat mendengar suaranya.
"Salju pertama itu bermakna cinta yang abadi." Tiba-tiba saja Keiji mendekatkan wajahnya. Aku menutup mataku, tidak sanggup melihat apa yang terjadi selanjutnya.
"Benar-benar kebetulan, aku juga mencintaimu (f/n)." bisiknya tepat di sebelah telingaku.
Aku membelakkan mataku. juga? APA ARTINYA DIA SUDAH TAU?!
"Kamu ini terlalu polos ya. Sampai-sampai kamu tidak sadar kalau kamu pernah menuliskannya di buku catatanku yang dipakai untuk kerja kelompok."
Blush!
— Omake —
"B-benarkah??" Keiji memundurkan kepalanya sampai aku dapat melihat lagi seluruh wajahnya.
"Masa aku berbohong?" Jawabnya dengan senyum yang masih terpasang di wajah rupawannya.
"A-ah begitu ya..."
bodoh sekali, kenapa waktu itu aku tulis?!
"Jadi?" tanyanya.
"Jadi apa?" tanyaku balik.
"ya sudah, tidak usah di pikirkan. Lebih baik sekarang kamu masuk ke dalam rumah. Suhu semakin dingin. Nanti kamu bisa terkena flu. Aku duluan ya, matta ne!"
"E-eh?" Dan aku hanya menatap punggung besarnya saja yang semakin mejauh sampai akhirnya tak terlihat lagi.
apa ini nyata?
—1189 words
19-07-2021.
Note : terima kasih banyak atas komentar dan vote kalian. Moodku jadi sering naik berkat kalian.
Maaf pas kemarin aku hilang tiba-tiba😭😭
Gara-gara wattpad jadi aplikasi berbayar, aku ngebukanya lewat web. Dan itu agak lemot. Trus, karena sekarang #dirumahaja, jadi sekolahku ngasih banyak tugas🙃🙃
Kalian ngerasa aneh ga sih sama gaya penulisanku yang ini? Ngakak banget masa, pas kemarin sempat baca dikit yang dulu punya.
Kenapa ya saya bisa-bisanya sebelum tanda petik atau tanda minus gitu suka ada spasinya? Udah mana cringe semua lagi😭😭
Semaleman, saya ngakak gegara itu dong🙂
Pas liburan kemarin, untungnya saya mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan cerita ini😊😊
Yeyyy🎉🎊
Nanti saya up secara bertahap ya🙂
Untuk yang request cerita, sedang saya proses ya. Yang sabar, karena segalanya butuh proses🙏🙏
Ini sebagai pemanis sekaligus bentuk permintaan maaf saya😉
Sengaja saya ga kasih banyak-banyak, biar kalian ga diabetes melihat senyuman gulanya☺☺
Semangat yang baru mulai sekolah~~🤗🤗
Ganbatte ne, minna-san!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top