A ghost and her farewell

Day 03 / Farewell

Pair: Arthur Kirkland x Readers (just use ur imagination and interpretation) 

Writer: krklandzzz_

Senandung lagu dari radio mengalun di kamar kecil. Seorang lelaki--- Arthur namanya--- menyesap secangkir kopi sambil menikmati alunan lagu. Dia meletakkan kopinya di meja sebelah kasur dan menyesapi deretan kata-kata di lembaran buku. Jarinya dengan hikmat menuntun dirinya untuk meresapi kata per kata, sesekali dia lafalkan di lisan. 

Sungguh malam yang tenang dan biasa, jika saja tak ada seseorang yang mengetuk pintu masuk. Arthur tersentak. Dia mematikan radio dan menaruh buku, lalu bergegas menuju ruang tamu dan membuka pintu. 

Tidak ada siapa-siapa. Arthur berpikir itu hanyalah ulah anak-anak iseng. Dia menutup kembali pintunya, bertepatan dengan munculnya suara tangisan seorang perempuan. Alis tebalnya mengerut, merasa terganggu sekaligus penasaran dengan pemilik suara itu. Batinnya heran mengapa ada seorang gadis yang iseng menangis di malam hari, jadi dia menyibak sedikit gorden untuk mengecek. Tidak ada siapa-siapa. Suara tangisan itu masih terdengar. Berpikir itu hanyalah tangisan seorang gadis yang patah hati, Arthur memutuskan untuk kembali ke kamarnya. 

Dia kembali menyalakan radio dan membaca buku. Sesaat kemudian, suara tangisan itu kembali terdengar. Sudut mata Arthur berkedut, kemudian dia mematikan radio dan mengamati suara tangisan itu. Suara tangisan itu terdengar jelas, seolah-olah sang pemilik suara ada di ruangan ini (dan terlebih suara itu mengingatkan Arthur pada seseorang). Pandangannya menyapu sudut kamar, tidak ada siapa-siapa di sana. Pandangannya tak sengaja tertuju ke cermin kamar besar yang menggantung, dan alangkah terkejutnya dia melihat sosok perempuan pemilik suara yang ternyata berada di sampingnya sendiri. 

Wajah perempuan itu sangat pucat, dan terdapat bekas air mata. Anehnya, meskipun perempuan itu menangis, tidak ada setitik air mata pun yang turun. Rambutnya berantakan meskipun ditata, dan gaunnya memiliki bercak darah yang mengering. Dia berteriak, teriakan pilu yang bercampur dengan tangisan. Arthur terpaku, tubuhnya gemetar hebat, napasnya tersengal--- tanpa sadar pria itu ikut berteriak. Tak lama kemudian dia berlari keluar dari kamar dan mengunci pintunya. 

Hetalia belongs to Himaruya Hidekaz, saya tidak memiliki dan mengambil keuntungan apapun dari oneshot ini

Terinspirasi dari Rahasia Dendam - The Spouse dan Aimes Saras

Gambar berasal dari Pinterest

Warn: Ghost!Name, OOC, alur gajelas karena sebenernya aku juga puyeng mikirin alurnya, mgkn agak out dri tema, typo, lebih banyak show daripada tell nya, dll

***************************************

Setiap pertemuan pasti menghasilkan perpisahan,

Dan setiap perpisahan pasti akan menghasilkan pertemuan lainnya,

Dan hal seperti itu akan terus-menerus diulang sepanjang masa. 

(Name) sangat mencintai sebait puisi pendek tersebut sebagaimana dia menggunakannya untuk menghibur dirinya sendiri kala dia ditinggalkan seseorang, dan ketika orang baru datang ke dalam hidupnya--- sehingga dia tak perlu merasa tersiksa meratapi kepergian seseorang. Bahkan ketika sang ibu meninggalkannya, dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa akan ada orang baru yang akan menggantikan sang ibu yang akan datang ke hidupnya. 

Usaha (Name) tak sia-sia. Seorang pria dari Inggris kini menjadi tambatan hatinya--- sebagai pengganti keluarga (Name) yang telah tiada sekian lama. (Name) sangat mencintai pria itu, sebagaimana dia mencintai puisi itu. Dia berharap bahwa ini adalah pertemuan terakhirnya dengan orang baru, dan tidak ada lagi perpisahan dalam hidupnya. 

Mereka berjanji sehidup semati, satu hati, dalam suka dan duka. Mereka berjanji takkan saling mengkhianati, dan akan menemani hingga masa tua datang dan rambut mereka memutih--- hingga mereka tak lagi kuat berjalan. 

Tautan dua kelingking menyatukan hati dan komitmen yang mereka lalui. Di sore itu, ditemani riak sungai yang ceria dan arus sungai yang damai, mereka menyatakan janjinya. 

Namun, pria itu ingkar. Pria itu meninggalkan janjinya beserta (Name), hingga mengantarkan gadis itu ke gerbang kematian. Sebuah perpisahan yang takkan bisa direlakan oleh (Name), selama apapun dia berusaha melupakannya. Bahkan, kini gadis itu masih bergentayangan sebagai arwah tak tahu tujuan--- sambil menyimpan dendam atas perpisahan yang menyakitkan dengan pria itu. 

Sebagaimana yang tertulis dalam puisi itu, setiap perpisahan pasti akan menghasilkan pertemuan lainnya. Tapi bagi gadis itu, tak ada lagi pertemuan setelah jiwa meninggalkan raganya. Dirinya masih bersikeras bahwa pertemuannya dengan pria Inggris itu adalah pertemuan (dan perpisahan) yang terakhir, karena itu dia berusaha mungkin untuk tetap terhubung dengannya meskipun sudah berbeda alam. 

Gadis itu tak bisa menerima perpisahannya. Dia bersikap seolah-olah janji mereka masih hidup, seolah-olah mereka masih saling mencintai. Karena itu, dia terus-menerus mendatangi pria itu, menerornya, menghantui mimpinya, mengawasinya ketika tidur, dan sesekali menampakkan diri sehingga sang pria kabur ketakutan. Terkadang dia tertawa, terkadang dia menangis, menangis karena sang pria mengkhianatinya dan membuatnya mengalami perpisahan yang sangat menyakitkan. 

Karena itu, dia akan terus menemani pria itu, menunggu hingga perpisahan mereka berakhir, dan mereka bisa bersatu kembali di alam lain. 

-the end. 


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top