22
Saat ini Angkasa sudah tiba di rumah Jihan.
"Kesini ngga bawa apa apa ?" Tanya Jihan
"Maksudnya ?" Tanya Angkasa tidak mengerti dengan maksud Jihan
"Ga bawa makanan gitu ? Biasanya sih ya, si cowok bawain martabak gitu kerumah ceweknya."jelas Jihan
"Emangnya lo cewek gw ?" Tanya Angkasa balik
"Ya kan calon ehehh." Ucap Jihan sambil cengengesan
"Yauda jangan ngarep."
Merasa kehilangan topik, Jihan menyalakan televisi dan memilih serial ftv.
"Tontonannya begitu, jelas aja lo alay jadi cewek." Ucap Angkasa
"Yang lo maksud alay itu, gw Ang ?" Tanya Jihan
"Ya iya, siapa lagi coba yang alay ?"
"Gw tuh bukan alay Ang, cuma melebihkan sesuatu yang terjadi."
"Sama aja bego."
"Tadi sore bilang sayang, tapi sekarang ngatain bego. Kurang ajar sekali sih mas Angkasa sama adek Jihan." Ucap Jihan pura pura terharu
"Mulai dramanya." Sindir Angkasa
"Judulnya Pacarku suka menghinaku, tapi aku tetap mencintainya."
"Serah Ji, serah."
"Btw, lo kenapa mau kesini ? Beneran kangen gw ?" Tanya Jihan kepo
"Hmm."
"Dihh ham hem doang, mau jadi sabyan ?"
"Tanya mulu, gw tampol." Ancam Angkasa
"Eh kok tampol ? Cium dong." Ucap Jihan
"Bego. Otaknya bersihin dulu." Ucap Angkasa sambil mendengus kesal
"Mau dibersihin gimana ? Cuci ? Pake Rinso atau So Klin ?" Tanya Jihan bikin Angkasa naik darah
"Bacot Ji ah. Diem aja bisa ?"
"Lahh, masa diem dieman ? Canggung dong."
"Gw capek dengerin omongan lo yang ngga ada bobotnya sama sekali." Ucap Angkasa
"Ya ga berbobot lah, emangnya omongan gw barang yang punya berat ?"
"Sumpah ya Ji, ngeselin banget lo."
"Ehehh canda doang atuh Ang, sabar sabar." Ucap Jihan
Angkasa diam saja, tak merespon ucapan Jihan.
"Sampe lupa nawarin, mau minum apa ?" Tanya Jihan
"Telat banget nanyain."
"Eheh ya kan tadi masih ngobrol."
"Hhhh."
"Jadi mau minum apa ?" Tanya Jihan ulang
"Air."
"Air kolam, air tawar, air sungai, air danau atau air apa nih ?"
"Air mineral bangsat."
"Ewwwhh ga boleh ngomong kasar ihhh."
"Ya lo bego banget sih. Anjir emosi gw lama lama." Ucap Angkasa
"Ya maaf atuh, ntar deh gw ambil air mineral dulu." Ucap Jihan kemudian beranjak
"Dingin atau anget atau biasa?" Tanya Jihan lagi sebelum beranjak ke dapur
"Dingin."
"Okayyy."
Tring...tring....
Handphone Jihan berdering, kebetulan ada di atas meja. Sehingga Angkasa meliriknya, dan melihat nama "Kevin Budak UIpin"
Angkasa mengernyit melihat nama Kevin yang menelpon Jihan.
"Ngapain Kevin nelpon Jihan?" Tanya Angkasa pada dirinya sendiri
Angkasa langsung mengangkat panggilan Kevin, tanpa menunggu persetujuan dari Jihan.
"Halo Ji. Lo dimana ? Sibuk ngga sekarang ?"
"Ngapain lo nelpon Jihan?"
"Eh ? Siapa nih ? Kok cowok ?"
"Ga hafal suara gw ?"
"Siapa sih ? Bentar deh, kayaknya gw kenal suaranya. Emm jangan bilang lo Angkasa ?!"
"Hm."
"Beneran Angkasa ? Anjir lo ngapain Jihan ? Kenapa hp nya Jihan, lo yang pegang ?"
"Lo yang ngapain nelpon Jihan ? Dia sibuk sama gw."
"Ngapain lo ? Curiga gw."
"Ga ngapa ngapain anjir. Udah gak usah nelpon Jihan lagi. Kuker amat lo sat."
"Dih yang punya hp kan Jihan ang, napa lo yang sewot."
"Serah gw. Nelpon Jihan lagi, abis lo sama gw."
"Lo napa dah Ang ?"
"Bacot."
Angkasa langsung mengakhiri panggilannya ketika melihat Jihan kembali dari dapur.
"Sorry Ang lama."
"Dia sering nelpon lo ?" Tanya Angkasa
Jihan mengernyit heran, tak paham dengan maksud Angkasa.
"Maksudnya ?"
"Kevin. Barusan dia nelpon lo. Kemarin kemarin dia juga gitu ?" Tanya Angkasa to the point
"Beberapa kali doang sih, ga tiap hari juga. Kenapa emangnya ?" Tanya Jihan
"Berarti lebih dari satu kali ? Dia nelpon lo buat apa ?"
"Kadang dia minta saran ke gw, kadang juga minta temenin ke gramed." Jawab Jihan jujur
Angkasa memasang raut wajah datar, karena selama ini ia tidak tau jika Kevin sering menghubungi Jihan sampai mengajaknya keluar juga.
"Lo iya in ?"
"Apanya ?" Tanya Jihan bingung
"Kalo dia ngajak keluar."
"Engga." Jihan menggeleng
"Bagus. Lain kali ga usah diangkat kalo dia nelpon lo lagi."
"Kenapa emangnya ? Kalo misal penting? " tanya Jihan
"Pembahasan dia ga pernah penting." Jawab Angkasa
"Alesan. Jangan bilang sekarang lo lagi cemburu sama Kevin ?" Tebak Jihan
Angkasa berdecak kesal, kemudian menarik lengan Jihan untuk duduk lebih dekat dengannya.
"Walaupun sekarang gw belum bisa jadiin lo milik gw. Satu hal yang harus lo inget, kalo gw gak suka sama yang namanya berbagi. Apalagi tentang lo, orang yang gw sayang."
Jihan menatap mata Angkasa, terlihat keseriusan disana.
"Angkasa, lo sadar ngomong kayak barusan ?" Tanya Jihan ragu
Angkasa mengangguk meng iyakan.
"Jangan bikin gw makin jatuh sejatuh jatuhnya sama lo dong Ang, takutnya lo cuma ngebaperin gw aja." Ucap Jihan sambil menunduk
"Gw bukan cowok kayak gitu. Lo tau itu kan ?"
"Iya iya gw tau. Kalo lo nya gini, yang ada gw makin sayang Ang."
"Bagus lah."
"Susah tau. Makin susah buat ngendaliin perasaan gw tiap ketemu sama lo." Ucap Jihan
"Hhh."
"Btw, tadi Kevin bilang apa ?" Tanya Jihan
"Ga penting."
"Dihh, terus nelpon ngapain ?"
"Udah dibilang ga penting Jihan." Ucap Angkasa
"Dihh yaudah gak mau ngasih tau, gw bisa chat dia ntar malem." Ucap Jihan
"Berani chat dia, gw tonjok Kevin besok pagi." Ucap Angkasa serius
"Ihh kok mau ditonjok ? Muka ganteng gitu kan sayang kalo ditonjok."
"Bilang apa barusan ?" Tanya Angkasa sambil deketin telinganya ke bibir Jihan
"Muka ganteng gitt--"
"Yaudah kalo dia ganteng, kenapa gak suka sama dia aja ?" Ucap Angkasa memotong ucapan Jihan
"Ya ampunn gw baru sadar, Angkasa nya gw lagi cemburu yaaaaa... ihh lucu banget si kalo lagi cemburu." Ucap Jihan sambil menoel pipi Angkasa sambil ketawa ngakak
Angkasa menepis tangan Jihan
"Apaan sih Ji ? Ngapain juga cemburu sama Kevin ?"
"Ihh pake gak ngaku segalaa. Udah ngaku aja. Gemesin banget deh kalo lagi cemburu."
"Kalo udah tau, gak usah diulang. Gw ga suka berbagi." Ucap Angkasa
🌻
Janga lupa follow juga igku yaa
@Anggymelia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top