29 | Sebuah Pengakuan

"Kadang, ada hari dimana kita ingin sendiri, menjauh dari keramaian. Hanya ingin diam dan menangis meratapi keadaan."

- OoO -

Anggi meninggalkan lapangan dan menuju ke perpustakaan, mengapa perpustakaan? Karena menurut Anggi hanya perpustakaan satu-satunya tempat yang hening meskipun ramai orang di dalamnya, Anggi ingin diam sejenak untuk menenangkan pikiran dan juga hatinya.

"Gue baik-baik aja, iya, gue baik-baik aja." Anggi terus menggumamkan kalimat itu, seolah-olah ia sedang menyemangati dirinya sendiri.

"Tapi, kenapa hati gue sakit? Sangat sakit." Anggi mencengkeram kuat dadanya, lalu lagi-lagi air matanya jatuh tanpa bisa dicegah.

Anggi menangis dalam diam, ia merasa sangat-sangat terluka, padahal ia sendiri yang menyuruh Angga untuk jadian dengan Nella, entah sekarang semuanya sudah terjadi atau belum? Anggi tidak tahu karena ia meninggalkan lapangan sebelum Nella sempat menjawab pernyataan suka Angga.

"Nggie." Seseorang menepuk pundak Anggi dan ikut duduk di sampingnya, membuat Anggi cepat-cepat menghapus air matanya lalu menoleh bingung ke arah orang itu.

"Lo? Ngapain di sini?" tanya Anggi dengan ekspresi bingung yang kentara.

"Lo pasti sakit hati kan?" Tanpa menjawab, orang itu justru balik bertanya kepada Anggi.

Anggi diam dan memalingkan wajahnya, ia menolak untuk menjawab.

"Gue minta maaf, Nggie."

Anggi kembali menoleh, "Minta maaf? Emang lo ada salah apa sama gue?" bingung Anggi.

Orang itu tertawa miris, "Semuanya gara-gara gue, semuanya salah gue."

Anggi tetap diam tanpa memotong ucapan orang itu, meskipun sekarang banyak pertanyaan dibenaknya

"Lo tahu? Gue suka Nella."

Pengakuan orang itu membuat Anggi tersentak kaget, kejutan apa lagi ini? Kenapa hidupnya akhir-akhir ini penuh dengan kejutan begini?

"Kenapa? Kaget ya?"

Anggi masih diam, ia hanya masih tak menyangka saja dengan fakta yang baru saja diketahuinya.

"Gue pikir, dengan melihat orang yang gue cintai bahagia dengan orang yang dicintainya, gue juga bakal ngerasa bahagia, tapi ternyata..." Orang itu terkekeh sebelum kembali melanjutkan ucapannya, "Gue malah sakit hati, Nggie. Hati gue sakit, sangat sakit."

"Kenapa lo gak pernah ngomong kalau lo suka Nella?"

"Karena gue tau, Nella suka Angga, dia gak mungkin suka sama gue."

"Lalu salah lo apa? Tolong jangan bikin gue bingung, lo suka Nella? Itu bukan sebuah kesalahan, Ken."

Ken mengangguk, menyukai seseorang memang bukan sebuah kesalahan, tapi rasa sukanya yang berlebih membuatnya melakukan kesalahan fatal yang membuat mereka tidak bahagia.

"Kesalahan gue fatal, Nggie. Tanpa sadar gue udah ngerusak kebahagiaan lo, Angga dan bahkan kebahagiaan gue sendiri."

Anggi menatap Ken dengan bingung, ia masih tidak mengerti dengan apa yang sedang Ken coba jelaskan kepadanya, lelaki itu justru sekarang sedang mengotak-atik handphonenya entah untuk apa?

Tak lama handphone Anggi bergetar, cepat-cepat Anggi memeriksanya.

Orang sok misterius👿 is calling...

Anggi menoleh ke Ken, lalu ia menggeser tombol hijau pada panggilan itu.

"Hallo?"

"Gue minta maaf, Nggie."

"Jadi selama ini, itu lo?" tanya Anggi berkaca-kaca.

Ken mengangguk, ia menyesali semuanya, ia menyesali perbuatannya yang sudah membuat Anggi beranggapan yang tidak tidak tentang hubungan Angga dan Nella.

Anggapan bahwa kita akan bahagia jika melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain itu ternyata hanya bullshit semata, nyatanya tidak ada yang bahagia melihat orang yang dicintai bahagia bersama orang lain.

- OoO -

Salam, sriiwhd.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top