26 | Penjelasan Tentang Masalalu

"Masalalu adalah pembelajaran nomor satu untuk kehidupan baru di masa depan nanti."

- OoO -

Jangan lupa vote dulu sebelum baca :)

Jam istirahat pertama baru saja dibunyikan, seperti biasa, semua siswa maupun siswi berbondong-bondong menuju kantin hanya untuk menuntaskan rasa lapar mereka.

"Nggie, ayo buruan, ntar seblaknya Mbak Neneng habis," tegur Elin.

"Bentar, gue mau rapihin buku dulu, lo duluan aja sama Fara, nanti gue nyusul."

Elin mengangguk, lalu menghampiri Fara yang sudah menunggu di depan pintu kelas, tidak hanya sendiri, ternyata ada Nando yang juga duduk di depan kelas.

"Pesenin gue duluan ya Lin," teriak Anggi.

"Iyaa." Elin balas berteriak.

"Nando, lo yakin ga mau bareng kita?" tanya Fara untuk yang ke sekian kalinya.

"Gak, gue masih ada urusan," ucap Nando menolak.

"Yaudah deh, kita duluan ya Nando, jangan lupa makan, nanti lo sakit gue yang khawatir."

Nando mengernyit heran melihat tingkah Fara, tapi ujung-ujungnya ia hanya mengangguk saja.

Elin buru-buru menarik Fara, sebelum kebucinan Fara kumat dan berakhir mempermalukan dirinya sendiri.

Setelah selesai merapikan semua bukunya, Anggi bersiap-siap untuk menyusul Elin dan Fara.

Di depan kelas Anggi justru bertemu Nando yang menahannya pergi, katanya ia ingin mengatakan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Anggi bingung.

"Gue mau ngomong, Nggie."

"Yaudah, ngomong aja."

"Tapi gak di sini, kita cari tempat lain."

Anggi menghela napas berat, jujur, ia sudah tidak mau lagi berurusan dengan Nando, dirinya sudah tidak peduli dengan apapun yang menyangkut cowok itu.

Anggi mengikuti langkah Nando yang membawanya ke taman sekolah, lalu mereka berdua duduk di salah satu kursi panjang yang ada di taman itu.

"Nggie," panggil Nando untuk mengawali ucapannya.

"To the point Jian, gue laper mau ke kantin," balas Anggi acuh.

"Lo marah ya sama gue?"

"Gue gak punya alasan buat marah sama lo."

"Tapi sikap lo sama gue beda, Nggie."

"Setelah dua tahun lebih dan lo baru nyadar sekarang?" Anggi tak habis pikir dengan Nando.

"Bukannya sikap gue emang udah begini dari jauh-jauh hari? Bahkan sebelum lo pindah ke sini juga gue udah begini, mending lo to the point aja deh, gue gak suka berbelit-belit," lanjut Anggi.

"Gue tau lo marah sama gue waktu gue tiba-tiba ngenalin Maudy sebagai pacar gue kan, Nggie?"

Anggi tertawa, setelah dua tahun lebih dan akhirnya baru sekarang Nando mengungkit tentang Maudy. "Gue gak marah Jian, gue cuma kecewa," ucap Anggi dengan menekankan kata terakhir.

"Gue minta maaf, Nggie."

"Udah deh Jian, gue gak mau bahas masalalu sama lo, bagi gue semua tentang lo dan Maudy bukan urusan gue, jadi stop bahas ini, okey."

"Tapi gue mau jelasin sesuatu, Nggie." Nando menunduk tak berani menatap mata Anggi.

"Jelasin apa lagi? Lo gak perlu ngelakuin ini Jian, karna bagi gue lo itu cu-"

"Kalau gue bilang gue gak pernah cinta sama Maudy, lo percaya?" Nando memotong ucapan Anggi tiba-tiba.

Anggi tertawa, "Ya enggak lah, kalau gak cinta ngapain pacaran coba."

"Tapi kenyataannya emang gitu, Nggie." Nando mendongak menatap Anggi yang juga menatap bingung ke arahnya.

"Gue gak pernah suka apalagi cinta sama Maudy, selama ini gue emang terlalu pengecut buat bilang ini semua sama lo, Nggie."

"Maksudnya gimana? Gue gak ngerti, gimana mungkin lo bisa bilang gak cinta padahal lo sama dia udah awet dua tahun lamanya, sumpah gue gak ngerti sama lo, Jian."

"Gue cuma cinta dan sayang sama lo, Nggie. Dari awal gue gak pernah punya niat ngasih harapan palsu sama lo, tapi keadaan yang maksa gue ngelakuin semuanya."

Anggi membelalak, kaget dengan pernyataan tiba-tiba Nando. "Gimana bisa lo ngomong kaya gini? Lo gak mikirin perasaan Maudy gimana?" tanya Anggi marah, ia sudah berusaha melupakan masalalu, tapi Nando kini malah kembali mengungkitnya.

"Gue ngejalanin hubungan sama Maudy karna terpaksa, Nggie."

Anggi merasa tertampar oleh kenyataan, setelah dua tahun berlalu dan Nando baru mengatakannya sekarang, sebenarnya ada apa selama ini?

"Waktu itu perusahaan bokap gue terancam bangkrut Nggie, dan ayahnya Maudy yang ngebantuin bokap gue sampai perusahaan pulih kembali, dari situ bokap gue ngerasa punya hutang budi sama keluarganya Maudy, dan ujung-ujungnya gue dijodoh-jodohin sama Maudy, gue gak punya pilihan selain menerima perjodohan itu, gue pacaran sama Maudy cuma karena itu, selama dua tahun terakhir yang gue pikirin itu elo, gue capek pura-pura suka dan cinta sama Maudy, gue capek, Nggie."

Lagi-lagi Anggi merasa tertampar oleh kenyataan, sangat sakit sekali, Anggi pikir selama ini Nando sudah bahagia dengan hidupnya.

"Maudy tau?" tanya Anggi sedikit bergetar, ia berusaha menahan tangisnya.

Nando menggeleng lemah, "Bodohnya gue gak berani nyakitin perasaannya, karena gue merasa sangat bersalah udah pernah nyakitin perasaan lo. Gue gak mau ngerasa bersalah untuk kedua kalinya, Nggie, gue merasa terbebani dengan perasaan bersalah itu."

"Tapi lo emang salah Jian, gak seharusnya lo begini. Gimana sama Maudy dan perjodohan lo?"

"Gue pikir gue bisa cinta sama dia seiring berjalannya waktu, tapi kenyataannya enggak. Gue bersikap menyebalkan dan membuat Maudy memutuskan perjodohan kami sendiri, jadi sekarang gue udah terbebas dari perjodohan itu, Nggie."

"Gue jadi kasian sama Maudy," ucap Anggi merasa kasihan.

"Gue gak punya pilihan Nggie, gue capek terus-terusan membohongi perasaan gue sendiri, tolong maafin gue atas semuanya."

"Gak usah minta maaf sama gue, gue emang udah maafin lo kok."

"Jadi, kita bisa kayak dulu lagi kan, Nggie?" tanya Nando penuh harap.

Anggi tersenyum, "Nggak, gue gak bisa, maaf Jian. Kaca yang pecah emang masih bisa diperbaiki, tapi retaknya akan tetap ada, lo pasti ngerti kan?"

Nando menghela napas, sudah syukur Anggi mau mendengarkan penjelasannya, tak apa walaupun hubungan mereka sudah tidak bisa kembali seperti dulu.

"Makasih udah maafin gue, gue lega karena udah ngejelasin semuanya."

Anggi mengangguk, "Yaudah, semuanya udah clear kan, kalo gitu gue duluan," pamit Anggi, meninggalkan Jian yang masih terdiam di taman sekolah.

Tanpa sadar Anggi menyunggingkan senyum tipis, ternyata mengikhlaskan masalalu terasa sangat melegakan untuk hatinya.

- OoO -

Padahal lagi ga niat nulis, tapi demi readers aku bela-belain mikir keras biar bisa update.

Yang lupa sama Maudy silahkan cek part 07.

Jgn lupa follow:
Ig : @sriiwhd

Salam, sriiwhd.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top