23 | Rumah Sakit

"Keadaan tidak selalu sama, ia akan berbeda tergantung bagaimana kamu menyikapinya."

- OoO -

Aroma obat-obatan menyeruak di indera penciuman Anggi, tepat saat ia dan yang lainnya memasuki rumah sakit.

Niatnya mereka datang ke tempat ini untuk menjenguk Nella yang sedang sakit, entah separah apa gadis itu sakit? Anggi pun tidak tahu, yang Anggi tahu Angga sudah berada di sini sejak awal untuk menemani Nella.

Saat masuk ke ruangan Nella, pertama kali yang mereka lihat adalah Angga yang menggenggam erat tangan gadis itu dan Nella yang sedang menangis, entah karena apa? Melihatnya Anggi hanya bisa tersenyum kecut, bisa-bisanya ia hampir baper dengan sikap Angga selama ini.

Semuanya diam memperhatikan di ambang pintu, kecuali Ken yang memilih mendekat menghampiri keduanya.

"Ngga, dia kenapa?" tanya Ken terlihat khawatir.

Angga menoleh dan kaget saat sadar tangannya masih menggenggam tangan Nella, dengan cepat ia melepaskan genggaman tangan mereka, niat awalnya hanya ingin menenangkan gadis itu.

"Dia nangis terus dari tadi, katanya kangen sama bokapnya," jawab Angga memberitahu.

"Bokapnya ke mana?"

"Masih di Jerman, katanya besok bakal pulang ke Indonesia."

Ken mengangguk dan yang lainnya terlihat mulai mendekat juga.

Nella mulai berhenti menangis.

"Nella, cepet sembuh ya," ucap Elin menyemangati.

"Ini ada buah-buahan dari kita." Anggi meletakkan buah-buahan itu ke meja di samping ranjang Nella. "Fara nitip salam, katanya maaf gak bisa dateng."

Nella mengangguk mengerti.

"Tumben, emangnya Fara ke mana?" tanya Angga heran, karena biasanya Fara selalu ada di mana-mana.

"Tuh anak lagi kasmaran," celetuk Jerry.

"Iya, Nando gak ikut, terus Fara juga gak mau ikut," timpal Elin.

Angga melirik Anggi saat mereka semua membicarakan Nando, tapi raut wajah Anggi sudah biasa-biasa saja. Mungkin benar, Anggi sudah tidak mau lagi memikirkan tentang laki-laki itu, mungkin Anggi sudah benar-benar melupakan Nando, meskipun Angga sama sekali tidak tahu apa hubungan mereka di masalalu.

"Ngapain si Fara ngikut-ngikut Nando?" tanya Angga masih penasaran.

"Lo tau kan Fara itu halunya gimana? Ya dia bilang Nando itu imamnya, terus dia makmumnya, katanya makmum itu harus ngikutin imam." Elin menjelaskan.

"Dasar emang tuh anak!" Angga geleng-geleng kepala, sementara yang lainnya tertawa.

Setelah berbincang cukup lama, mereka memutuskan untuk pulang.

"Nel, kita pulang dulu ya," pamit Anggi.

Nella mengangguk. "Makasih ya kalian semua udah jengukin gue."

"Nggie, lo pulang bareng gue aja, biar gue anter," ucap Angga.

"Gak usah, gue biar bareng yang lain aja," tolak Anggi.

"Gapapa, gue juga mau sekalian pulang, Nggie."

"Terus yang jagain Nella siapa?" tanya Ken seperti tak terima saat Angga ingin mengantar Anggi.

"Udah ada Bibi di rumah yang otw ke sini," ucap Angga.

"Tapi kan-"

"Udah, gue gak papa Ken, lagian Angga juga pasti capek jagain gue terus dari tadi malem." Nella menyela ucapan Ken yang hendak memprotes.

"Yaudah, gue yang bakal jagain lo sampai Bibi yang di rumah Angga dateng," putus Ken pada akhirnya.

Nella mengangguk pasrah.

"Yaudah, kita pulang ya," ucap Jerry berpamitan.

"Lo pulang bareng gue aja Lin, biar Anggi sama Angga." Setelahnya, Jerry dan Elin berjalan keluar duluan, meninggalkan Anggi yang memanggil-manggil ingin ikut dengan mereka.

"Ngapain manggilin mereka, kan udah gue bilang kalau lo pulang bareng gue." Angga menarik tangan Anggi, sepanjang menuju parkiran tangan mereka saling bertautan, lebih tepatnya hanya Angga yang menggenggam tangan Anggi, sementara Anggi hanya pasrah mengikuti Angga.

Sesampainya di parkiran, Anggi segera menghempaskan tangan Angga.

Angga mengernyit. "Kenapa?"

"Udah nyampe kan," ucap Anggi cuek.

"Kalau belum nyampe, masih mau digandeng kan?" goda Angga tersenyum jahil.

Anggi diam, ia malas menanggapi. Mulai hari ini dan seterusnya ucapan hingga segala godaan dari Angga hanya akan ia anggap sebagai angin lalu saja.

Anggi pikir Angga tidak sedang memperlakukannya dengan spesial, karena buktinya laki-laki itu bersikap manis kepada hampir semua orang. Jadi, selama ini memang tidak ada yang spesial antara dirinya dan Angga, jika ada, mungkin hanya Anggi yang terlalu percaya diri karena sudah menganggap perlakuan Angga spesial.

- OoO -

Pendek ya? Maafin deh, mikir susah soalnya.

Sejauh yang aku rancang, cerita ini insyaallah akan tamat pada part ke tiga puluh, itupun kalau rancangan aku gak berubah.

Part depan sampai seterusnya mulai masuk konflik yaa, siapkan diri dan tabahkan hati, haha.

Salam, sriiwhd.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top