22 | Menyangkal Perasaan
"Sikapmu menunjukkan seolah aku yang paling spesial, tapi ternyata aku hanya salah satu di antara banyak orang yang kamu perlakukan serupa."
- OoO -
Pagi ini Anggi, Elin dan Fara berangkat sekolah bersama. Saat menginap di rumah Fara, Anggi dan Elin sudah membawa seragam dan peralatan sekolah masing-masing agar tidak harus bolak-balik lagi ke rumah.
Saat ini mereka bertiga tengah duduk di bangku yang ada di depan kelas, mereka berbincang-bincang sambil menunggu lonceng masuk berbunyi.
"Nggie," panggil Fara pelan.
Anggi menoleh, tumben sekali Fara berucap pelan seperti itu, biasanya akan heboh seperti kaleng rombeng. "Apa?" respon Anggi.
"Lo masih ada rasa gak sama Nando?"
"Kenapa? Lo masih mau ngegebet dia?" tanya Elin nge-gas.
"Santuy atuh Lin, aing teh nanya sama Anggi," jawab Fara lebay.
Elin mendengus sebal, walau begitu ia memilih untuk tak menanggapi Fara lagi.
"Rasa apa dulu nih? Stroberi? Mangga? Pisang? Apel? Atau apa?" tanya Anggi bercanda.
"Nanas, Nggie! Nanas!" kesal Fara.
Anggi dan Elin kompak menertawakan Fara yang terlihat kesal, mampus kan! Biasanya dia yang suka membuat orang lain kesal, sekarang dia yang dibuat kesal oleh orang lain.
"Gue udah gak ada rasa kok sama Jian, tapi hati gue masih sakit kalau inget kenangan pas kita deket dulu," ucap Anggi akhirnya menjawab dengan serius.
"Sesakit itu, Nggie?" tanya Elin.
"Ya lo rasain aja jadi gue, udah terlanjur baper malah ditinggalin."
"Amit-amit coy!" Elin mengetuk-ngetukkan kepalan tangannya ke kepala dan bangku yang mereka duduki secara bergantian.
"Tapi kan yang ninggalin elo," celetuk Fara.
"Iya juga sih, tapi kan gue ninggalin dia karna dia tiba-tiba punya pacar waktu itu."
"Iya Nggie, iya. Gak usah esmosi." Elin menenangkan.
"Serius nih udah gak ada rasa?" tanya Fara memastikan.
"Serius lah."
"Kenapa sih lo nanya itu mulu? Jangan bilang lo beneran mau ngegebet Nando?" Elin memicingkan matanya curiga.
"Hehe, tau aja lo." Fara nyengir tak berdosa.
"Astaghfirullah Far, lo kan udah denger cerita Anggi nih, kok masih mau sih sama cowok brengsek macam Nando?" omel Elin pelan, karena takut Nando tiba-tiba lewat dan akan tersinggung nantinya.
"Gue juga gak ngerti, tapi gue ngerasa kalau dia itu judoh gue," ucap Fara lebay.
"Alay lo!" ejek Elin.
"Udah-udah, lo berdua ribut banget!" tegur Anggi.
"Tapi gapapa kan Nggie gue deketin Nando? Lo gak marah kan? Kan sekarang lo udah punya Angga."
"Gapapa sih, tapi resiko tanggung sendiri ya kalau kejadian yang menimpa gue lo alamin juga nantinya," ucap Anggi.
"Iya tuh, kalo nangis jangan nyari kita!" sahut Elin ikut-ikutan.
"Jihit bingit sih kiliin simi iki."
"Bodo amat." Elin dan Anggi beranjak menuju kelas karena lonceng baru saja berbunyi.
"Tinggiin iki...." Fara berteriak dengan lebay karena ia ditinggalkan oleh kedua sahabat kamvretnya.
- OoO -
"Sssttt, woy...."
Saat ini pelajaran sedang berlangsung, tapi Fara sedari tadi menggangu Anggi dan tak dihiraukan oleh Anggi, padahal di depan mereka ada bu guru yang sedang menerangkan pelajaran tapi Fara masih saja memanggil-manggil Anggi.
Muak dengan tingkah Fara, akhirnya Anggi menoleh. "Apaan sih?" tanya Anggi berbisik.
"Your couple mana? Kok gak masuk sekolah?" balas Fara dengan berbisik juga.
Anggi yang mengerti dengan maksud ucapan Fara seketika menoleh ke belakang, mencari sosok Angga yang ternyata memang tidak ada.
Setelah menoleh barulah Anggi menjawab. "Ya mana gue tau, gue kan bukan pacarnya."
"Hilih, tidi iki ngiming yiir ciiple li nilih ki biliking tih."
"Ngomong apa sih? Ga jelas lo."
"Btw, Nella juga gak masuk loh, Nggie."
Anggi terdiam sesaat, memang benar sedari pagi ia juga tidak melihat kehadiran Nella, apa mereka berdua janjian ingin membolos bersama? Memikirkannya membuat Anggi kesal.
Walau begitu Anggi tetap membalas acuh. "Ya terus?"
Fara hendak membalas ucapan Anggi sebelum akhirnya suara bu guru membatalkan niatnya.
"Alessia Faradilla, coba terangkan ulang apa yang sudah saya jelaskan tadi."
Mampus! Skakmat juga kan ujung-ujungnya! Anggi mengelus dada, untungnya ia selamat.
- OoO -
Beberapa saat yang lalu lonceng istirahat baru saja berbunyi, tiga orang sahabat sedang menuju kantin seperti biasa.
Fara memimpin, ia menuju tempat di mana terdapat Jerry, Ken dan Nando duduk, Nando sudah mulai mengakrabkan diri dengan yang lainnya.
"Kita ke sana, gue tau lo penasaran kan Angga ke mana?" tanya Fara kepada Anggi.
Anggi tak menjawab, tapi ia tetap mengikuti langkah kaki Fara.
"Kita gabung yaa," ucap Fara meminta izin dan ketiganya langsung duduk.
"Tumben nih, kangen gue ya lo?" goda Jerry.
"Sorry ya Jer, lo bukan tipe gue," balas Fara judes, kemudian ia beralih menatap Nando. "Hai, Nando!" Fara menyapa dengan antusias.
Nando hanya tersenyum, kemudian pria itu menatap Anggi, ia seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi.
"Genit amat lo!" Elin mencibir dan Fara hanya nyengir.
"Sssttt, tanyain dong Nggie, Angga mana gitu?" bisik Fara kepada Anggi.
"Gue gak peduli, Far."
"Hilih, gingsi li tinggi bingit sih." Fara mendengus. "Yaudah deh, gue wakilin lo deh."
"Woy Jer, si Angga mana? Kok gak sekolah?"
"Lagwi jagwain Nella," jawab Jerry seraya mengunyah makanan, sehingga ucapannya tidak jelas.
"Emang Nella kenapa?" sahut Elin.
"Kemarin pingsan di rumah gue, dia hujan-hujanan cuman buat nemuin Angga."
Anggi diam mendengarkan, Nella hujan-hujanan hanya untuk Angga? Kenapa rasanya aneh saat memikirkannya, Anggi tidak suka itu.
"Sweet ya Angga, jagain Nella segala." Nando menyeletuk, ia sengaja mengatakan itu untuk melihat reaksi Anggi.
Anggi semakin diam, kemarin saat ia sakit Angga yang menjaganya di UKS. Dan sekarang saat Nella sakit, Angga juga menjaganya. Anggi merasa hatinya sakit saat memikirkan Angga dan Nella bersama, Anggi tidak tahu apakah ia sudah jatuh dalam pesona Angga? Biarkan hatinya terus menyangkal, karena jujur ia belum siap untuk mengakui itu jika benar adanya.
"Kalau gue yang sakit, lo mau gak jagain gue? Biar sweet juga." Fara mulai lagi.
Jerry yang mendengar itu langsung berekspresi seperti orang yang pura-pura muntah.
Nando diam tak menghiraukan, ia mulai terbiasa dengan celetukan aneh Fara, jadi ia hanya menganggapnya angin lalu saja.
"Sore ini gue sama Jerry mau jengukin Nella, kalian mau ikut?" tawar Ken.
"Gue sih ngikut Nando aja, kalau dia ikut gue juga bakal ikut. Soalnya kan makmum itu harus ngikut im-"
"Gue gak ikut," potong Nando cepat.
Seketika itu yang lain menertawakan Fara habis-habisan.
"Gimana Nggie? Lin? Ikut gak?" tanya Ken lagi.
"Boleh deh, gue juga di rumah aja kalau sore," ucap Anggi setuju dan Elin juga ikut mengangguk.
"Serius Far lo gak mau ikut?" tanya Elin.
"Gak! Imam gue gak ikut, gue juga gak ikut."
"Cinta bisa bikin gila yaa." Jerry menyeletuk dan mengundang gelak tawa dari yang lainnya kecuali Nando dan Fara yang hanya diam, bedanya Fara diam karena kesal.
- OoO -
Ngumpulin niat buat nulis itu kayak ngumpulin niat buat mandi pas hari libur, susah bgt!
Salam, sriiwhd.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top