15 | Jauhi 'Dia'?
"Untuk apa mengharapkan sesuatu yang tidak pasti? Semuanya hanya akan menimbulkan sakit yang tak kasat mata."
- OoO -
Happy reading! Jangan lupa vote dulu yaa^^
Anggi merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, ia sedang memainkan handphone-nya.
Ting!
Satu notifikasi membuat Anggi mengernyit bingung, lagi-lagi dari nomor tidak dikenal.
Anggi segera membuka pesan itu, dan setelah ia amati lagi, ternyata nomor itu adalah nomor yang sama dengan orang yang telah mengiriminya foto Angga dan Nella saat di bandara waktu itu.
+6208532140****
Jauhi dia.
Pesan itu hanya berisi dua kata. Tak habis pikir dengan semuanya, Anggi dengan cepat mengetik balasan kepada si pengirim.
Anggika Aurelia
Lo siapa?
Lantas siapa yang orang itu maksud dengan 'Dia'? Kenapa akhir-akhir ini sering sekali keanehan terjadi di sekeliling Anggi? Bahkan Anggi tidak tahu siapa pengirim itu sebenarnya?
Anggi menggigit ujung kukunya, seraya menunggu pesan balasan dari si pengirim.
Ting!
Tak lama setelahnya notifikasi kembali berbunyi, dengan cepat Anggi meraih handphone-nya untuk memeriksa balasan dari si pengirim.
+6208532140****
Jauhi dia.
Lagi-lagi kata itu, sangat menyebalkan. Ada apa dengan orang itu, apa dia tidak bisa membaca dengan benar pesan dari Anggi? Anggi sangat kesal, orang itu sok misterius sekali.
Anggika Aurelia
Gue tanya LO SIAPA HAH!!!????
Satu menit...
Dua menit...
Bahkan sampai tiga puluh menit Anggi menunggu, pesan balasan itu tak kunjung muncul.
Anggi mencoba menghubungi beberapa kali, tapi nomor itu sudah tidak aktif lagi. Dengan kesal Anggi menyimpan nomor itu dengan username 'Orang sok misterius👿' agar ia tahu kalau-kalau orang itu kembali mengiriminya pesan lagi.
- OoO -
Nella menyisir rambutnya di depan cermin, ia memperhatikan parasnya lekat-lekat, lalu bergumam pelan.
"Gue cantik, lalu kenapa Angga nggak suka sama gue?"
Sedari tadi, ia menunggu kehadiran Angga, karena setelah meninggalkan rumahnya Angga sama sekali tidak kembali lagi.
Nella beranjak, ia pergi ke ruang depan, berniat menunggu Angga, siapa tahu lelaki itu akan pulang.
Bi Ira, asisten rumah tangga di kediaman Angga melintas, tak sengaja ia melihat Nella yang tengah duduk sendirian.
"Non Nella ngapain di sini?"
Nella tersentak, ia kaget dengan kehadiran Bi Ira yang tiba-tiba. "Eh, Bibi ngagetin. Saya lagi nungguin Angga Bi."
"Maaf Non, mendingan Non Nella nunggunya di kamar aja. Nanti kalau Den Angga udah pulang, Bibi kasih tau Non deh."
"Nggak usah Bi, saya bisa nunggu sendiri kok."
Decitan pintu membuat keduanya menoleh, dengan cepat Nella berlari ke arah suara tersebut, siapa tahu yang datang adalah Angga bukan?
"Loh, Nella? Kenapa jam segini belum tidur?" Anton menyapa diujung pintu dengan Nella yang mendekat tertahan.
Nella diam beberapa saat, ia telah terlalu berharap, nyatanya Angga sama sekali tidak pulang, kemana gerangan lelaki itu pergi?
"Om, saya pikir yang datang itu Angga."
"Angga? Memangnya anak itu pergi kemana?" tanya Anton dengan nada yang sedikit tidak bersahabat.
"Nggak tahu Om," cicit Nella pelan.
Anton-papanya Angga itu mengusap wajahnya gusar, ia baru saja pulang kerja dan Angga telah membuatnya lelah dengan memikirkan dimana keberadaan putranya itu?
"Yasudah, kamu masuk ke kamar kamu sekarang. Biar saya yang akan menghubungi Angga." Kalimat itu bernada perintah, tanpa berani membantah Nella segera pergi ke kamarnya, ralat-itu bukan kamarnya, lebih tepatnya ia hanya menginap.
- OoO -
"Lo nggak ada rencana buat pulang?"
Laki-laki yang sedang main game di handphone-nya itu menatap tajam pada orang yang baru saja berbicara.
"Lo ngusir gue ceritanya?" balasnya sedikit kesal.
"Bukan gitu, lo mau nginep juga gue nggak masalah. Tapi lo belum ngabarin orang rumah kan Ngga? Mereka pasti nyariin lo!"
Angga tertawa hambar saat mendengar ucapan Jerry barusan.
"Lucu tau nggak, mereka mana peduli sama gue!"
Jerry menggumam pelan, ia harus menyabarkan dirinya saat menghadapi Angga yang sedang bad mood seperti ini, apalagi Ken sudah pulang sedari tadi.
"Lo terlalu negatif thinking tau nggak!"
"Gue mau nginep di sini aja," ucap Angga tak menerima penolakan, ia malas kalau harus pulang, lalu disuruh memilih harus dengan siapa ia tinggal nantinya?
Jerry menghela napas pasrah, ia tak memprotes sama sekali.
Drrrttt..Drrrttt..Drrrttt..
Getaran ponsel membuat Jerry menoleh, ia mengernyit bingung saat Angga dengan cepat mematikan handphone-nya lalu melemparnya ke sembarang arah, lebih tepatnya melempar ke kasur.
"Siapa?" tanya Jerry penasaran.
"Bokap gue," balas Angga seraya memejamkan mata, rasa kantuk mulai menyerangnya.
"Kenapa nggak diangkat?"
"Males." Singkat, padat dan jelas, hanya itu jawaban Angga.
Jerry hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Angga, ia diam saja, tidak ingin mengusik Angga, yang ia tahu saat ini adalah Angga semakin jauh dengan keluarganya.
Selama ini, Angga telah berhasil menutupi kesedihannya dengan keceriaan yang selalu ia tunjukkan, karena ada topeng tak kasat mata yang menyembunyikan keaslian dari sifatnya.
- OoO -
Sejauh ini, apa hal yang membuat kalian tetap mau membaca cerita ini?? Padahal ceritanya begini-begini aja:(
Jangan lupa follow akunku, biar nggak ketinggalan notifikasi Anggi & Angga update: )
See you next part!
Salam, sriiwhd
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top