12 | Nella Anindhita

"Rasa itu perlahan tumbuh dan mulai berkembang, hanya saja semuanya masih abu-abu."

∆ ∆ ∆

Nella Anindhita. Ia adalah murid baru di kelas Anggi. Yang masih membuat Anggi penasaran adalah apa hubungan Nella dengan Angga? Kenapa mereka bisa dekat?

Seolah tersadar, Anggi segera menepis segala rasa penasarannya itu, untuk apa ia penasaran dengan kehidupan Angga? Hidup Angga bukan urusannya, dan lagi ia bukan siapa-siapa bagi Angga. Kenapa rasanya aneh saat Anggi memikirkan ia bukan siapa-siapa bagi Angga? Mungkin Anggi sudah mulai gila.

Bicara soal Nella, gadis itu terlihat sudah mulai akrab dengan teman-temannya di kelas, termasuk dengan Anggi sendiri. Menurut Anggi, Nella itu gadis yang mudah bergaul, ia sangat pandai mengakrabkan diri dengan teman-teman barunya.

Seperti sekarang ini, mereka bahkan makan bersama di kantin, tepatnya di stand-nya Mbak Neneng.

"Seblaknya enak ya," ucap Nella setelah pertama kali mencicipi seblaknya Mbak Neneng.

"Pastinya dong. Seblak Mbak Neneng emang juara," balas Elin bersemangat.

"Nanti kapan-kapan cobain mie ayamnya Mbak Eka Nel, nggak kalah enak kok." Anggi menyarankan.

"Oke, asal ditemenin sama kalian aja."

"Gampang itu mah."

"Sayang ya si Fara nggak masuk hari ini," ucap Elin ketika mengingat Fara yang sedang menghadiri acara keluarga.

"Fara siapa?" bingung Nella.

"Ada lah, besok lo pasti ketemu kok. Dia itu anaknya heboh, seheboh pasar malam," jelas Anggi seraya tertawa.

Nella spontan ikut tertawa, lalu mengangguk-angguk pelan sambil kembali melahap makanannya.

"Eh Nel, lo yang tadi pagi bareng sama Angga itu kan? Yang payungan berdua?" tanya Elin memastikan.

"Ah, iya. Lo liat?"

"Sekilas doang sih, anak-anak yang liat lebih jelasnya, gue sih cuma denger dari mereka aja."

"Oh gitu, emangnya kenapa?"

"Ya gapapa sih, anak-anak kan suka gitu, suka kepo, hehe." Padahal sendirinya juga kepo, dasar Elin!

"Btw, itu payung gue," celetuk Anggi memberitahu.

"Payung lo ternyata, makasih ya Nggie udah minjemin payungnya ke Angga, kalau nggak gue pasti basah deh kena air hujan."

"It's okay."

"Eh, tapi kok bisa bareng Angga sih? Lo sodaranya ya? Tapi Angga kan anak tunggal. Terus lo siapanya dong?" bingung Elin, ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan siapa Nella dihidup Angga.

Diam-diam Anggi melebarkan pendengarannya, seperti tak ingin kehilangan info yang sedari awal membuatnya penasaran, ia diam dan memperhatikan Nella, menunggu gadis itu menjawab. Sebenarnya ia ingin bertanya hal ini, hanya saja gengsi, karena pasti Elin akan menggodanya yang tidak-tidak nantinya.

"Sebenernya gue itu udah sahabatan sama Angga dari kecil, tapi tiga tahun terakhir ini gue harus ikut bokap ke Jerman karena ada urusan pekerjaan. Dan gue udah bosen di sana, gue kangen Indonesia. Jadi gue memutuskan untuk pulang ke tanah air, dan bokap juga bakal nyusul gue ke sini nanti," jelas Nella.

Entah kenapa Anggi seolah merasa lega setelah mendengar penjelasan Nella, ternyata mereka hanya bersahabat, tapi bisa saja lebih dari sahabat jika keduanya menginginkan itu, bukan tidak mungkin kan?

"Ih, kenapa nggak betah? Kan bisa lihat bule setiap hari? Seharusnya seneng kan?"

"Iya awalnya gue sih seneng, tapi lama-lama gue bosen juga akhirnya. Ngomong aja susah, gue nggak terlalu bisa bahasa mereka, enakan di sini lah, negara sendiri juga."

"Nyokap lo emangnya kemana?" tanya Anggi penasaran.

"Nyokap udah nggak ada, gue dari kecil udah biasa tanpa kehadiran beliau. Yang selalu ada buat gue itu ya bokap, bokap selalu nurutin apapun kemauan gue, beliau yang terbaik buat gue."

"Sorry, gue nggak bermaksud," balas Anggi, ia jadi tak enak hati setelah menanyakan perihal itu.

"It's okay, i am fine."

Lalu mereka bertiga larut dalam cerita, membahas seputar kehidupan masing-masing dan hal lainnya.

Sejauh yang Anggi tangkap, Nella adalah anak yang manja dilihat dari beberapa cerita yang ia ceritakan. Bisa dibilang, ayahnya yang selalu memanjakannya, Nella tumbuh tanpa figur seorang ibu, wajar saja ia sangat dekat dengan ayahnya.

Nella, hari ini Anggi mengenal lebih jauh sosok itu, entah hari-hari berikutnya akan jadi seperti apa? Hanya Tuhan yang tahu, karena takdir sudah ditentukan bukan?

∆∆∆

Part ini kita mengenal sedikit lebih banyak sosok Nella, say hello to Nella:)

Maafkan aku yang terlalu lama update'v

Jangan lupa vote dan comment!

See you next part!

Salam, sriiwhd
01 Juli 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top