11 | Who She?

"Untuk apa gengsi jika hanya membuat rugi. Jika suka, katakan saja. Jika cinta, maka ungkapkan sebelum berujung penyesalan."

🔹🔹🔹

"Ngga, Papa mau kamu jemput Nella di bandara sekarang juga. Dia udah nunggu di sana," perintah Anton kepada Angga yang sedang main game diponselnya.

Angga mendongakkan kepala menatap papanya, dengan malas ia berdiri dari duduknya.

"Kenapa harus aku sih Pa, kenapa nggak sopir Papa aja?" protes Angga.

"Memangnya kenapa? Kamu kan temenan sama Nella, lagian kalian sudah lama tidak bertemu."

"Terus kalau aku jemput dia, dia aku anter ke mana?"

"Ya ke rumah kita lah, untuk sementara dia akan tinggal di sini."

"Kenapa di sini? Nella kan punya rumah Pa. Kenapa nggak di rumahnya aja?"

"Di rumahnya nggak ada orang Ngga, Papanya Nella masih sibuk ngurusin kerjaannya. Dari pada dia tinggal sendirian di sana sama asisten rumah tangga, lebih baik dia tinggal di sini untuk sementara. Dan lagi, Papanya Nella itu adalah sahabat Papa, jadi kamu harus bersikap baik sama dia," jelas Anton.

Dengan terpaksa Angga mengiyakan saja permintaan papanya itu, Anton lantas menyuruh Angga untuk menggunakan mobilnya saja.

"Nih, pakai mobil Papa," ucap Anton seraya menyerahkan kunci mobil yang langsung disambut Angga.

Angga langsung pergi menuju bandara, sampai di sana ia mencari-cari keberadaan Nella, sudah tiga tahun lebih mereka tidak bertemu, itu membuat Angga sedikit lupa dengan wujud Nella. Angga lantas menekan nomor telepon dengan nama Nella, ia menunggu gadis itu mengangkat telponnya, karena sebelumnya papanya sudah memberikan nomor telepon Nella kepadanya agar ia mudah menghubungi gadis itu.

Sambungan diangkat, di sana terdengar suara Nella. Suaranya masih sama, Angga masih mengenalinya.

"Gue Angga, lo di mana? Gue samperin sekarang," ucap Angga to the point tanpa ada basa-basi sedikitpun.

"Gue.. gue udah ngeliat lo kok," jawab Nella.

Angga lantas melihat-lihat sekelilingnya untuk mencari di mana keberadaan Nella.

Setelah mata mereka bersitatap, Nella langsung mengangkat tangannya agar Angga segera menghampirinya.

"Hai," sapa Nella setelah Angga sudah ada dihadapannya.

"Hai," balas Angga.

"Lo berubah ya?"

"Hah, maksudnya?" bingung Angga.

"Lo makin ganteng," ucap Nella dengan senyum merekahnya, ia sama sekali tak malu setelah memuji Angga barusan. Ia merasa bahagia bisa bertemu dengan Angga lagi, sepertinya ia mulai tertarik kepada Angga.

Angga hanya terkekeh pelan dengan ucapan Nella itu. "Lo juga makin cantik," balas Angga yang membuat Nella makin tersenyum lebar.

"Sini kopernya gue bawain." Angga mengambil alih koper besar yang dibawa oleh Nella.

Nella berjalan di belakang Angga yang tengah menarik kopernya, lelaki itu menuntunnya menuju mobilnya berada.

Setelah sampai di parkiran, Angga lantas membuka bagasinya untuk meletakkan koper milik Nella. Sementara Nella sendiri sudah ia suruh masuk ke dalam mobil.

"Ngga, cari makan yuk! Gue laper nih," ajak Nella tanpa ada rasa canggung sama sekali, padahal mereka baru bertemu kembali setelah tiga tahun lamanya tidak bertemu.

Angga mengangguk menuruti. "Lo mau makan apa emangnya?"

"Apa aja yang penting kenyang!" seru Nella dengan semangat.

Angga memilih salah satu restoran yang berada dekat dengan bandara, karena ia tak tega jika harus membiarkan Nella menahan lapar lebih lama lagi.

Setelah pesanan datang, mereka berdua langsung melahap makanan yang tersaji di depan mata, sambil sesekali bersanda gurau.

🔹🔹🔹

Pagi ini cuaca sedang mendung, langit sepertinya sedang bersedih. Tapi rintikan hujan tak kunjung datang, hanya terpaan angin yang berhembus dengan kencang.

Jika saja tak dibangunkan secara paksa oleh mamanya, mungkin sekarang Anggi masih bergelut manja dengan guling kesayangannya.

Dengan malas Anggi keluar dari mobil Anand yang baru saja mengantarkannya ke sekolah, ditangannya sudah tersedia payung, jaga-jaga siapa tahu hujan tiba-tiba datang mengguyur.

Sepuluh menit lagi mungkin bell masuk akan dibunyikan, tapi matahari masih enggan menampakkan diri, ia masih bersembunyi dibalik tebalnya awan.

Suasana terasa mencekam saat hujan secara tiba-tiba turun dengan derasnya membasahi permukaan bumi.

Untung saja Anggi sudah berada di koridor sekolah, payung yang ia bawa kembali ditutupnya. Terlihat orang-orang yang tengah berlarian agar terhindar dari hujan, salah satunya ialah Angga.

Bicara soal Angga, Anggi jadi kembali penasaran dengan perempuan yang ada di foto bersama Angga waktu itu? Dan si pengirim misterius itu sudah Anggi hubungi berkali-kali tapi hasilnya nomornya sudah tidak aktif lagi.

"Nggie, minjem payung dong!"

Seruan itu membuat Anggi tersentak dalam lamunannya, Anggi menatap Angga dengan bingung, untuk apa lelaki itu meminjam payungnya jika ia sudah selamat dari terpaan hujan?

"Buat apa?"

"Ya buat mayungin diri lah, gue mau balik ke mobil dulu bentar."

"Lo bawa mobil?"

"Iya, minjem mobil Papa, soalnya takut kehujanan di jalan."

Anggi hanya ber-oh ria, lantas ia menyerahkan payung miliknya ke Angga.

"Thanks." Setelah mengucapkan itu, Angga langsung kembali ke parkiran tempatnya memarkir mobil.

🔹🔹🔹

Elin yang baru saja memasuki kelas langsung menghampiri Anggi, dengan cepat ia duduk di samping Anggi.

"Hot news, Angga satu payung sama cewek di parkiran sekolah dan buat anak-anak langsung heboh Nggie."

Ucapan Elin barusan seperti magnet bagi Anggi, ia langsung tertarik untuk mendengarkan cerita itu lebih lanjut.

Dan payung? Apa yang Elin maksud itu payung milik Anggi? Dan lagi, Angga belum masuk ke kelas dan mengembalikan payung Anggi yang tadi dipinjamnya.

"Cewek siapa?" Gini-gini Anggi juga manusia yang punya kadar kepo.

"Nggak tau, keknya anak baru deh."

Kalau saja Fara hari ini masuk, mungkin ia akan jadi manusia terheboh ketika melihat Angga bersama cewek lain. Tapi sayangnya Fara sedang izin karena ada acara keluarga.

Tak berselang lama, Angga memasuki kelas, baju cowok itu terlihat sedikit basah, mungkin terkena percikan air hujan.

"Pakai payung yang gede gitu kok masih basah Ngga?" celetuk Elin seolah sedang menyindir Angga.

Angga sendiri tak membalas ucapan Elin itu, ia hanya menanggapi dengan senyuman khasnya setelah mengucapkan terimakasih kepada Anggi yang sudah meminjamkan payung.

"Aneh," batin Anggi.

"Kasian, dikacangin bleee." Jerry mengejek Elin.

Saat Elin ingin membalas ucapan Jerry, tiba-tiba Bu Katrina selaku wali kelas mereka datang dengan seorang murid perempuan yang mengikutinya dari arah belakang.

Dia adalah seseorang yang bersama dengan Angga di dalam foto itu. Foto yang dikirimkan oleh pengirim misterius itu, iya benar—dia orangnya, Anggi sangat ingat dengan jelas wajahnya.

Sebenarnya, who she?

🔹🔹🔹

Cieee yang besok udah mulai puasa, semangat ya puasanya!

Btw, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan:)

Maafin aku ya, kalau banyak salah sama kalian semua selama menulis cerita ini:)

Salam, sriiwhd
05 Mei 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top