08 | Ada Apa Dengan Anggi?

"Kadang disaat seperti ini, curhat adalah hal yang tepat untuk meringankan isi otak, tapi butuh waktu yang tepat untuk itu semua."

🔹🔹🔹

Pagi-pagi seperti ini, muka Anggi sudah kusut saja. Yang dilakukannya hanyalah diam dan duduk manis di kursinya, hal itu membuat Elin dan Fara merasa heran dengan tingkah lakunya yang tak seperti biasanya.

"Far, napa tuh si Anggi?" bisik Elin kepada Fara.

"Iya ya, tumben banget diem gitu, biasanya kan nyerocos terus," balas Fara.

"Eh, kemarin kan dia habis jalan sama Angga."

"Iya bener, mending tanya si Angga, dia apain si Anggi kok bisa diem gini?" usul Fara.

"Jangan-jangan doi nembak Anggi, terus Anggi lagi dilema sekarang, nerima Angga atau nggak?" ucap Elin mulai berasumsi sendiri.

"Hush, jangan kenceng-kenceng ngomongnya, nanti Anggi denger dia marah lho. Mending kita samperin Angganya aja buat cari tau."

Setelahnya mereka berdua langsung keluar kelas untuk menghampiri Angga yang sedang nongkrong di depan kelas dengan teman-temannya. Sebelumnya mereka sudah mengajak Anggi, tapi tak dihiraukan oleh Anggi.

"Woy!" seru Fara.

"Ada angin apa lo berdua nyamperin kita?" tanya Jerry heran.

"Sorry ya Jer, kita cuman mau nyamperin Angga, bukan lo," jawab Elin ketus.

"Sama aja, toh gue juga ada di sini," keukeh Jerry.

"Terserah lo, dasar musuhnya Tom!" ledek Fara.

"Lo Tomnya dong Far, kan lo yang berantem terus sama Jerry," celetuk Ken.

"Udah-udah. Ada apa emangnya nyamperin gue?" sela Angga cepat sebelum perdebatan mereka makin melebar kemana-mana.

"Lo apain Anggi?" tanya Elin to the point.

"Hah, maksudnya?" Angga mengernyit bingung.

"Gara-gara lo ajakin Anggi jalan kemarin, Anggi jadi pendiem gitu, lo apain dia?!" Sekarang Fara yang bertanya, lebih tepatnya mereka seperti sedang mengintrogasi Angga.

Ken dan Jerry seketika kompak menggeleng-gelengkan kepala mereka. "Ckckck, anak orang lo apain Ngga?" tanya Jerry.

"Astagfirullah Ngga, istighfar Ngga," ucap Ken menasehati.

"Heh, lo pikir gue ngapain Anggi? Gue nggak ngapa-ngapain dia ya," kesal Angga yang sadar kalau pikiran Jerry dan Ken mulai kotor.

"Terus, dia kenapa?" tanya Elin lagi.

"Mana gue tau, kalian sebagai sahabatnya cari tau dong."

"Eh, tapi kemarin waktu gue sama Anggi jalan, kita ketemu cowok kenalannya Anggi, cowok itu sama pacarnya. Tapi setelah cowok itu pulang, Anggi jadi diem gitu, makanan aja cuma di aduk-aduk sama dia," jelas Angga.

"Emang iya?" tanya Fara tak percaya.

"Iya, gue curiganya Anggi pernah punya hubungan spesial sama cowok itu, dan katanya itu temen SMP-nya dulu sih."

"Oke kalau gitu, kita bakal mengorek informasi itu dari Anggi sendiri," ucap Fara seraya menarik Elin untuk masuk ke dalam kelas lagi.

Angga and the geng hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka berdua.

🔹🔹🔹

"Ehem." Elin berdehem saat mereka sampai di meja Anggi dan keduanya langsung duduk di samping gadis itu.

"Ehem." Kali ini Fara juga ikutan berdehem dengan cukup keras karena mereka berdua tak dihiraukan oleh Anggi yang tengah melamun.

"Ehem ehem dari tadi, batuk masal lo pada?" jengah Anggi.

"Ya abisnya lo bengong mulu sih, ada apa sih Nggie?" tanya Elin.

"Iya nih, curhat dong Nggie," ucap Fara.

"Lah, lo pikir gue Mamah Dedeh?"

"Ih, maksudnya bukan gitu Nggie. Tapi lo yang curhat sama kita, lo itu ada masalah apa? Kali aja kita bisa ngasih solusinya. Dari tadi bengang-bengong gak jelas aja kerjaan lo," gemas Fara.

"Gue? Emang gue kenapa? Gue biasa aja kok. Siapa yang bengong?" Anggi berkilah.

"Udah deh Nggie, lo nggak bakat buat bohong sama kita-kita. Dari muka lo aja udah kebaca kok kalau lo itu lagi mikirin sesuatu."

"Ya iyalah gue pasti mikir, orang gue punya otak," sahut Anggi dengan santai.

"Sebagai sahabat yang baik itu, kita harus susah seneng bareng-bareng Nggie. Masa lo nggak mau ceritain susah lo sama kita sih? Kita pasti jadi pendengar yang baik kok buat lo, kalau ada masalah jangan dipendam sendiri Nggie, ntar lo bisa stres dan ujung-ujungnya jatuh sakit," nasehat Elin panjang lebar.

Anggi menghela napasnya berat, benar kata Elin, kalau terus-terusan seperti ini bisa-bisa ia stres dan akhirnya malah jatuh sakit dan kemungkinan paling buruknya adalah gila, yah gila–orang stres kan bisa gila. Omg, Anggi tak ingin membayangkan hal itu.

"Makasih kalian selalu ngerti sama keadaan gue, dan maaf kalau gue selalu bikin kalian repot."

"Ya namanya juga sahabat, pasti harus saling mengerti lah Nggie," balas Fara.

"Dan dalam persahabatan itu nggak ada yang namanya repot, kita semua itu sama, sama-sama butuh bantuan dari orang lain. Jadi, jangan berpikiran gitu, okey." Elin berucap bijak.

"Gue sayang kalian," ucap Anggi seraya memeluk kedua sahabatnya itu.

"Jadi, masalah lo itu sebenarnya apa?"

🔹🔹🔹

Pendek aja dulu, kalau panjang-panjang ntar pada bosen.

Salam, sriiwhd
11 April 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top