03 | Truth or Dare
Ken mengambil satu botol minuman yang sudah kosong untuk digunakan dipermainan truth or dare mereka kali ini.
"Udah ngerti cara mainnya kan?" tanya Ken kepada semuanya sebelum ia memutar botol tersebut.
"Ngerti," sahut yang lainnya.
Ken langsung memutar botol tersebut, semuanya harap-harap cemas menanti botol akan berhenti ke arah siapa.
"Jangan gue plisss, jangan gue...." batin Anggi dengan cemas.
Dan ternyata botol berhenti ke arah Jerry, semuanya langsung menertawakan kesialan Jerry itu.
"Masa gue sih? Ulang-ulang!" seru Jerry, meminta permainan untuk diulang.
"Yeee mana bisa diulang, keenakan di lo dong," sahut Elin mencibir.
"Udah deh Jer, terima kenyataan aja," ucap Angga meledek.
"Oke, truth or dare?" tanya Ken cepat.
"Duh, apa ya? Bingung gue," ucap Jerry seraya berpikir.
"Ihh, lama lo!" kesal Fara.
"Sabar dong, iya gue pilih dare deh. Jangan yang aneh-aneh dare-nya."
Ken terlihat berpikir, menimang-nimang tantangan apa yang tepat untuk diberikan kepada Jerry?
"Suruh dia nyuciin piring di sini aja Ken, kan lumayan tuh buat bantu-bantu pegawai di sini," celetuk Angga yang membuat Jerry mendelik sebal.
"Enak aja, di rumah gue aja gue nggak pernah nyuci piring, masa di sini disuruh nyuci piring? Ogah ya!" kesal Jerry.
"Bagus deh, kalau gitu lo belajar cara nyuci piring aja sekalian di sini," suruh Anggi.
"Awas ya lo pada, tunggu aja kena giliran kalian, gue bales ntar," ancam Jerry.
"Tenang aja Jer, gue kan baik sama lo, jadi dare-nya nggak susah-susah kok," sahut Ken.
"Gitu dong Ken, dare-nya apaan?"
"Lo cukup bayarin semua makanan yang kita pesen ini," tunjuk Ken pada makanan dan minuman yang sudah mereka pesan tadi.
"Iya tuh bener, kan lumayan ditraktir Jerry haha," timpal Fara.
"Anjir lo Ken, gitu banget sama gue." Jerry memprotes.
"Lo kan banyak duit Jer," ucap Angga dan diangguki oleh semuanya.
"Iya-iya gue bayarin, jadi holkay mah susah diginiin mulu," ucap Jerry pasrah.
"Sekarang giliran gue yang muter, yang kena giliran hati-hati ya," ucap Jerry seraya menyeringai lebar.
Botol kembali diputar dan sekarang berhenti ke arah Fara.
"Mampus lo Far," ucap Anggi meledek.
Fara sendiri langsung cemberut setelah melihat botol tersebut berhenti ke arahnya.
"Truth or dare?" tanya Jerry langsung.
"Truth aja deh," putus Fara, lebih baik ia cari aman saja, dari pada milih dare nanti yang ada malah aneh-aneh.
Jerry terlihat berpikir sebentar, sebelum akhirnya ia mengajukan pertanyaan yang tak berfaedah sama sekali. "Hmm, lo pilih siapa diantara gue, Angga sama Ken?"
"Pertanyaan macam apa itu?" kesal Fara.
"Mampus lo Far, disuruh milih yang semuanya bobrok." Elin menertawakan.
"Dih, kita nggak bobrok ya Lin, yang bobrok mah cuma Jerry doang nih," bantah Angga
"Lo juga sama tai!" kesal Jerry.
"Sama-sama bobrok mending diem aja deh." Anggi menimpali.
"Iya Mami Anggi," balas Jerry menurut.
"Yaudah lanjut lagi, pilih siapa hayoo?" tanya Jerry lagi.
"Nggak ada yang gue pilih!" jawab Fara.
"Ihh, gak boleh gitu Far, harus milih," suruh Elin.
"Oke-oke, karena yang waras cuma Angga dan Ken, jadi gue pilih Ken. Kalau milih Angga ntar ada yang cemburu lagi," ucap Fara seraya menatap Anggi.
"Apa?" kesal Anggi.
"Nggak Nggie, nggak papa, santuy."
"Maksud lo gue nggak waras gitu?" sambar Jerry.
"Oke gue koreksi, lo itu sedikit waras, sedikitnya lagi enggak."
"Nistain aja gue terus, nistain," ucap Jerry dengan ekspresi seolah ia yang paling tersakiti.
"Sabar ya Jer, Fara milihnya gue," ucap Ken dengan santai.
"Catet, ter.pak.sa." ucap Fara penuh penekanan kepada Ken.
Ken mendengus sebal.
"Oke, siap-siap ya yang kena giliran selanjutnya." Fara berseru, ia kembali memutar botol tersebut.
Dan botol berhenti tepat ke arah Angga.
"Truth or dare?"
"Dare." Tanpa basa-basi Angga langsung menjawab.
"Buat Angga, dare-nya mudah kok ini."
"Apa?" tanya Angga.
"Lo cukup nganterin Anggi pulang ke rumah sampai tujuan dengan selamat." Fara mengucapkannya dengan girang.
"What?" ucap Anggi refleks. "Gue bisa pulang sendiri, nggak usah dianter-anter segala," tolak Anggi.
"Ini dare Nggie, lo harus mau."
"Udah tenang aja Nggie, gue anter sampai tujuan kok." Angga berusaha menyakinkan.
"Ya harus lah, masa mau nurunin gue di tengah jalan, ya kali!" sewot Anggi.
"Jadi lo mau?" tanya Angga memastikan.
"Yaudah, ini cuma karna dare lho ya."
"Iya Nggie," sahut yang lainnya jengah.
Sekarang adalah giliran Angga yang akan memutar botol tersebut, Angga berharap kalau botol itu akan berhenti ke arah Anggi dan ternyata benar saja, botol berhenti tepat di arah Anggi.
"Ciee ciee, bisa pas gitu ya Ngga," goda Ken.
"Yoii," balas Angga dengan santai.
"Dare aja," ucap Anggi sebelum Angga sempat mengajukan pertanyaan.
"Angga kan baik, jadi gue pilih dare aja deh. Nggak mungkin kan kalau dia nyuruh gue yang aneh-aneh," batin Anggi penuh percaya diri.
"Dare-nya jadiin Anggi pacar aja Ngga," goda Jerry, yang ditanggapi teman-temannya dengan batuk masal.
"Ehem, ehem, cieee."
"Apasih Jer, gue tabok nih!" ancam Anggi.
"Santai Nggie, santai," sahut Jerry.
"Awas lo Ngga, jangan yang aneh-aneh!" seru Anggi.
"Iya Nggie, nggak bakal aneh-aneh kok," balas Angga.
"Apa dare-nya?" tanya Anggi harap-harap cemas.
"Lo harus...."
🔹🔹🔹
Hayoo lho, Angga mau ngasih dare apa ya ke Anggi? Tebak-tebakan yuk, wkk.
Mau tau dare-nya apa? Ya, kamu harus nunggu part selanjutnya!
Sampai bertemu di next part!
Salam, sriiwhd
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top