02 | Hanya Kebetulan
"Nggie, jangan marah lagi dong. Kita kan cuma bercanda, masa lo serius gini sih," ucap Elin, ia berusaha membujuk Anggi yang masih marah kepada mereka gara-gara kejadian di kelas siang tadi.
"Habisnya bercandaan kalian nggak lucu, itu udah masuk dalam tahap keterlaluan tau. Gue kan malu sama anak sekelas di cie-cie'in gitu," balas Anggi.
Sekarang ini mereka sedang berada di rumah Anggi tepatnya di kamar Anggi, Elin dan Fara sengaja datang ke sini untuk meminta maaf gara-gara keisengan yang sudah mereka perbuat.
"Ya sorry Nggie, maksud kita itu kan baik," ucap Fara.
"Baik? Baik apa? Pengen jodoh-jodohin gue sama Angga, iya?"
"Itu lo tau," sahut Elin.
"Denger ya, jodoh itu udah diatur sama Tuhan. Dan lagi, hanya karena nama gue sama Angga mirip, jadi kalian nge-jodoh-jodohin gue sampe segitunya. Gue heran banget sama kalian, kalau nama gue sama Angga mirip kenapa kalian nggak mikirnya kita kembar yang terpisah aja sih, lah ini malah di bilang couple A," oceh Anggi panjang lebar.
"Iya ya?" celetuk Fara membenarkan ucapan Anggi dan segera ditegur oleh Elin yang menyuruhnya untuk diam.
"Maaf deh Nggie, masa lo tega nggak maafin kita. Demi lo, kita sampe nyamperin ke rumah lo malem-malem gini lho Nggie," bujuk Elin lagi.
"Iya-iya, gue maafin. Tapi kalian nggak boleh lagi iseng-iseng kek gitu. Apalagi isengnya bawa-bawa Angga," ucap Anggi pada akhirnya.
"Makasih Anggi cayang," ucap Elin seraya memeluk Anggi dan disusul oleh Fara.
"Udah-udah, lebay tau!" Anggi melepaskan pelukan Elin dan Fara.
"Eh, mumpung kita udah keluar malem, gimana kalau kita nongkrong ke kafe aja," saran Fara.
"Gimana Nggie? Mau kan lo?" tanya Elin.
"Ya gue minta izin sama Mama gue dulu, dibolehin apa nggaknya ya tergantung sama Mama," ucap Anggi.
"Yaudah, kita bantuin ngomong sama nyokap lo deh."
Setelahnya mereka bertiga menghampiri Andin, mama Anggi yang sedang menonton televisi.
"Kenapa Nggie?" tanya Andin, yang dengan cepat menyadari kehadiran mereka bertiga.
"Aku boleh main keluar nggak Ma? Diajakin Elin sama Fara nih," ucap Anggi kepada sang mama.
Andin mengerutkan kening. "Lho, mau kemana? Kenapa nggak main di sini aja?"
"Kita mau ke kafe Tante, mau main di sana aja," ucap Elin menyahuti.
"Oh, yaudah kalau gitu. Tapi jangan pulang kemaleman lho ya, kalian itu anak gadis, nggak baik."
"Iya Tante."
"Yaudah Ma, aku sama temen-temen berangkat dulu ya," ucap Anggi seraya menyalimi tangan Andin dan disusul oleh Elin dan Fara.
🔹🔹🔹
Setelah sampai di depan kafe, Anggi, Elin dan Fara segera masuk ke dalam. Ternyata di dalam ada Angga and the geng yang sedang nongkrong, hal itu membuat Anggi mendelikkan mata ke arah Elin dan Fara, seolah-olah mereka lah yang sudah merencanakan ini.
"Bukan kita Nggie, serius!" ucap Fara seraya mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Iya Nggie, kita bahkan nggak tau kalau Angga sama yang lain ada di sini juga," ucap Elin.
"Yang bener, kalian nggak lagi bohongin gue kan?" Tatap Anggi penuh selidik.
"Sumpah Nggie, kita nggak ngebohongin lo, kali ini kita emang nggak tau apa-apa," jelas Elin.
"Hmm," dehem Anggi, akhirnya percaya.
"Woii!" Seruan itu berasal dari meja Angga and the geng, lebih tepatnya itu adalah suara Jerry yang sekarang berjalan menghampiri mereka.
"Wah, bisa kebetulan gini ya, jangan-jangan Anggi sama Angga jodoh lagi," lanjut Jerry yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan ketiganya.
"Sembarangan kalau ngomong," kesal Anggi.
"Becanda Nggie, nggak usah sensi gitu. Btw, kalian bertiga ngapain ke sini?" tanya Jerry.
"Heh musuhnya Tom! Lo pikir kita ke sini mau ngapain? ya mau main lah," jawab Elin mewakili.
"Santai dong Lin, sensi banget sama gue. Hati-hati, ntar jatuh cinta lagi," ucap Jerry dengan penuh percaya dirinya.
"Amit-amit!"
"Kalian gabung meja kita aja, dari pada nunggu yang lain, nggak liat apa sekarang lagi penuh," tawar Jerry.
"Boleh tuh, kuy lah!" ucap Fara menyetujui tawaran Jerry.
"Ngapain sih Far?" tanya Elin kurang setuju.
"Nggak papa udah, siapa tahu Anggi sama Angga makin dekat, terus mereka jatuh cinta dan jadian, dan kita adalah Mak Comblangnya yeayy," bisik Fara kepada Elin dengan penuh semangat.
"Gue denger ya Far," ucap Anggi dongkol.
"Hehe, canda doang Nggie," cengir Fara lebar.
"Hai guys," sapa Angga setelah mereka semua sudah duduk di meja yang sama.
"Hai juga Anggaaa," balas Fara dengan kelebayan tingkat dewanya.
"Nggie, sapaan Angga nggak lo bales apa?" celetuk Ken.
"Apasih Ken? Jangan banyak bacot deh," kesal Anggi.
"Kalian udah pesen minum atau makan gitu?" tanya Angga.
"Udah tadi di depan," jawab Elin.
"Eh, masa kita ngobrol-ngobrol gini aja, main apa kek gitu," usul Ken.
"Ah iya, gimana kalau kita main truth or dare aja?" tanya Fara bersemangat.
"Nggak, ntar kalian aneh-aneh lagi," tolak Anggi cepat.
"Aduh Nggie, nggak papa lagi, sekali-kali juga." Elin menanggapi.
"Iya nih, nggak asik lo Nggie." Jerry ikut-ikutan menimpali.
"Lo gimana Ngga? Setuju?" tanya Ken kepada Angga.
"Gue mah setuju-setuju aja," jawab Angga.
"Cuma lo Nggie yang nggak setuju, kita semua udah setuju buat main TOD," ucap Ken.
"Iya-iya gue setuju deh," ucap Anggi pada akhirnya, walupun dengan sedikit terpaksa.
🔹🔹🔹
Terimakasih sudah membaca cerita ANGGI & ANGGA:)
Next part, mereka bakal main truth or dare. Kira-kira bakal seru nggak ya? Hmm, makanya terus baca cerita ini biar tau kelanjutannya gimana:)
Oke, sampai jumpa di part selanjutnya!
Salam, sriiwhd
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top