25 : Akhir Dari Mimpi
Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
Story au by : Aizuhime
.
.
17+
.
.
Mulmed : Wind - Jung Seunghwan
.
.
Angelic Devil
25 : Akhir Dari Mimpi
.
.
Chapter kali ini hanya akan ku publish setengah aja, karena itu lebih singkat dari biasanya.
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Semua orang terdiam dengan ekspresi terkejut. Bagaimana tidak? Hime Collection adalah Brand yang baru-baru ini diincar Uchiha Corp untuk kerja sama. Semua tahu, Hime Collection adalah milik Sato Himeko, dan sekarang Hyuuga Hinata mengaku sebagai pemiliknya?
"Sato Himeko adalah namaku selama tinggal di Paris. Inilah diriku yang sesungguhnya," jelas Hinata setelah mendapat tatapan tidak percaya dari semua orang. "Apakah masih ada hal lain yang perlu kujelaskan?"
Semua orang terdiam, meski Hinata dan Himeko memiliki perbedaan, tetapi jika dilihat lagi mereka memang cukup identik dan bisa dipercaya sebagai satu orang yang sama. Lagi pula, identitas bukanlah hal yang paling penting disini selama Hime Collection mau bekerja sama dengan HY Fashion.
Sedangkan disisi lain, Sakura yang masih berdiri membisu seketika meremas jemarinya kuat. Emeraldnya melirik tajam pada Sasuke yang sudah memucat, berkat kekaguman buta Sasuke terhadap sosok palsu Sato Himeko, kini kehancuran mereka benar-benar sudah di depan mata. Kembalinya Hinata berarti membuka kasus lama yang berusaha mereka pendam. Perempuan licik itu bisa melaporkan mereka ke polisi kapan saja. Bahkan meski dia tidak punya cukup bukti untuk menyeret mereka ke meja hijau, Hinata bisa menghancurkan mereka dengan merebut kepercayaan Hiashi.
"Dengan ini aku menganggap kalian semua setuju dengan keputusanku memilih Hinata sebagai pewarisku, sekaligus pemegang saham tertinggi. Rapat selesai." Hiashi kembali menegaskan posisi Hinata, sebelum akhirnya dia memberi isyarat pada Neji untuk membawanya keluar ruangan setelah yakin tidak ada penyangkalan dari pemegang saham lain.
"Ayah tunggu sebentar, ayah!" Melihat Hiashi yang pergi diikuti oleh para pemegang saham yang mulai meninggalkan ruang rapat, Sakura langsung berinisiatif mengejarnya. Dia butuh penjelasan dari sang ayah yang tiba-tiba dengan dingin memanggilnya 'Haruno', bahkan tanpa mau melirik ke arahnya. Padahal selama Hiashi terbaring koma, dia yang sudah membangun HY. Tapi kenapa semudah itu Hiashi membuangnya?
Hinata yang masih tertinggal di ruang rapat hanya berdua dengan Sasuke pun ingin langsung pergi menyusul Hiashi pada awalnya, namun tatapan kelam manik hitam jelaga itu malah membuatnya melangkah mendekati Sasuke yang tetap duduk diam tanpa bereaksi. Hinata tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Sasuke, yang jelas, pasti sebagian besar dirinya sudah dikuasai oleh emosi. Karena Sato Himeko yang pernah sangat ia percaya, tiba-tiba hadir sebagai sosok baru yang menusuknya dari belakang.
Hinata akan menghadapi apapun reaksi Sasuke, dan menyelesaikan semua masalah yang ada diantara mereka.
Sasuke menatap lekat perempuan yang sudah berdiri disebelahnya. Surai indigo, manik amethyst, dia jelas berbeda dengan Himeko. Tapi apa yang dia dengar hari ini, juga cara Hinata menatapnya, membuat ia tak lagi bisa mengelak. "Himeko?"
"Hinata. Hyuuga Hinata, itulah namaku yang sebenarnya."
"Kau menipuku? Apa semua hal yang kita alami bersama hanyalah jebakanmu?" Sudut bibir Sasuke terangkat membentuk senyuman sinis yang menyiratkan luka. Jadi ini alasannya Hime menghilang selama beberapa hari terakhir? Karena dia sibuk mengasah pisau untuk menusuknya. " Jawab aku! Payung itu, apa kau juga berbohong? Demi menghancurkanku, kau sampai berpura-pura menjadi orang lain?"
"Tidak. Payung itu benar milikku. Dan aku sendiri yang meninggalkannya bersamamu." Hinata menjawab tenang, berusaha jujur meski ia yakin kecil kemungkinan Sasuke bisa percaya. "Si gadis payung yang kau cari-cari, adalah Hyuuga Hinata. Gadis yang sudah berusaha kau lenyapkan enam tahun lalu."
Langit serasa runtuh menimpa dirinya yang terdiam membisu. Tidak ada hal lain yang bisa Sasuke rasakan selain kekosongan yang semakin menggrtogoti setiap inci sanubarinya. Sudah begitu banyak mimpi yang ia rajut ketika Tuhan memberinya kesempatan untuk bertemu kembali dengan si gadis payung dambaannya. Hime adalah wujud dari segala angan bahagianya. Bukan cuma seorang penyelamat, Sasuke pikir Tuhan menghadirkan sosok Hime sebagai jawaban dari segala do'anya dikala hidup terasa begitu mencekik.
"Brengsek!!" Sasuke berdiri kalap, maniknya menatap nanar pada Hinata. Bahkan tangannya yang terkepal sudah menghantam meja kayu sebagai bentuk pelampiasan emosi. Ketimbang perih karena luka di tangannya, rasa nyeri yang mengusik hatinya lebih membuat ia menderita. Meski tanpa darah yang membasah, luka batinnya menganga sama lebar.
Dia kira, setelah bertahun-tahun mengutuk kehidupan, akhirnya ia bisa mulai bersyukur. Tapi ternyata, segala anggapannya salah besar. Hime hadir bukan sebagai tetes embun ditengah keringnya hidup Sasuke, melainkan racun yang dipersiapkan takdir untuk menghukumnya. Racun yang dengan bodohnya ia telan secara suka rela demi perasaan semu bernama cinta.
"Aku mengubah nama untuk melindungi diriku dan orang-orang yang kusayangi dari ambisimu. Apa aku salah?" Setelah sekian lama Hinata kembali melihat air mata membasahi onyx seorang Uchiha Sasuke. Meski kali ini ia terus berusaha menahan, tidak sejujur ketika ia masih belia dulu, Hinata bisa merasakan kehancuran pada setiap helaan napas Sasuke. "Sama seperti Uchiha-san yang berubah menjadi monster demi keluargamu, aku pun berusaha melakukan hal yang sama."
"Jangan katakan apapun lagi."
"Maaf Uchiha-san." Hinata tahu sekejam apa Sasuke, dari lubuk hati terdalam, sulit baginya menyingkirkan luka yang sudah bermetamorfosa menjadi benci. Namun, sisi kemanusiannya masih menyisakan sedikit rasa iba. Terlebih ketika ia mengingat sosok Sasuke kecil yang sudah seperti cermin baginya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara orangtua kita dulu.. Tapi tidak bisakah kita berdamai? Kau sudah pernah membunuhku sekali, dan menghancurkan hidup Naruto-kun. Apakah semua itu belum cukup untuk meredakan amarahmu pada Hyuuga dan Namikaze?"
Hinata menunduk getir, rasanya percuma menawarkan perdamaian, disaat dia tahu hati nurani Sasuke sudah sepenuhnya tertutup oleh perasaan gelap bernama dendam. Ia memilih pergi, namun sebelum benar-benar melewati pintu, sekali lagi ia menoleh untuk yang terakhir. "Apa hatimu tidak lelah? Kau tahu, sampai detik ini pun Naruto-kun masih menganggapmu dan Sakura sebagai temannya. Jangan sampai karena perasaan negatif yang terus kau pelihara itu, kau justru kehilangan banyak hal berharga."
Meja dan kursi yang tidak tahu apa-apa pun menjadi pelampiasan amukan Sasuke setelah Hinata pergi. Teriakkannya tak lagi tertahan, hingga tubuhnya ambruk karena getaran hebat. Hime, juga rasa cintanya pada wanita itu adalah kutukan terbesar yang Tuhan berikan dalam hidup Sasuke.
Seandainya waktu bisa diputar balikkan, ia akan memilih untuk mati kedinginan saja hari itu. Fakta bahwa Hinata yang berusaha ia lenyapkan, adalah anak yang memberinya semangat hidup dulu, membuat Sasuke hilang arah. Satu sisi amarah masih menguasai logikanya. Ia merasa dipermainnya oleh penyamaran Hinata, yang membuatnya makin ingin menghancurkan Hyuuga sampai ke akar-akarnya. Dia tidak terima kalau usaha yang sudah dia lakukan selama bertahun-tahun hancur begitu saja. Namun, disisi lain rasa bersalah membuat pikirannya terasa rancu. Dia sangat membenci Hinata, tapi dia tak bisa menyangkal rasa cintanya pada si gadis payung. Menyimpan dua perasaan yang saling berlawanan untuk satu orang yang sama, membuat hatinya bagai dirobek jadi dua.
❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️
Author notes kali ini aku mau ngasih fun fact berhubung ini adalah part terakhir yang aku publish di wattpad. Taukah kalian, cerita Angelic Devil awalnya berjudul Cry of Devil, lalu peran sasusaku dan naruhina kebalik. Di CoD Naruto lah yang pengen balas dendam pada keluarga Haruno, dan Hinata adalah putri angkat Haruno yang dimanfaatkan oleh Naruto. Sedangkan Sakura, putri kandung keluarga Haruno yang dicintai dengan setulus hati oleh tunangan Hinata, Sasuke. Tema CoD hampir sama dengan AD, tapi alurnya lebih menitik beratkan ke si antagonis yang punya banyak luka (meski Naruhina di CoD tidak sejahat Sasusaku di AD, cuma sama liciknya). Namun, disaat-saat terakhir, aku tukar peran mereka dan ku edit lagi alur beserta karakternya, karena versi CoD sangat dark dan hurtnya lebih nyakitin dari pada versi AD yang kalian baca sekarang.
Biarlah CoD yang sadis itu jadi bacaan pribadiku sendiri aja. Tapi, ada yang penasaran sama CoD kah kira-kira? 😂
Oh ya, seperti kataku di awal, part ini adalah part terakhir karena lanjutannya hanya akan tersedia dalam versi pdf. Ada dua saran yang kudapat dari readers dan teman-teman, cetak fanbook atau pdf, dan aku memutuskan bikin pdf.
Part ini pun baru ku keluarin bagian pembukanya aja. Harusnya masih ada scene Sakura dan Hiashi, Hinata, lalu scene di keluarga Namikaze, tapi scene itu hanya akan ada di pdf. Untuk info pemesanan pdf, kalian bisa baca detilnya di part selanjutnya (aku up mingdep pas pdf sudah ready, biar kalian ada waktu menabung juga) ♡(ӦvӦ。)
Bocorannya itu dulu. Next part aku juga bakal kasih lagi sedikit bocoran isi pdf-nya. Ditunggu ya 🥰
Aku tahu, akan ada sebagian dari kalian yang merasa kecewa, jadi aku minta maaf. Tapi kurasa ini jalan terbaik.
Karena ini yang terakhir, gamau kasih pesan dan kesan buat AD dan Izu gitu? (◕દ◕)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top