BAB 50
Jangan lupa vote sama komen yah ;)
***
Tuk tuk tuk
Angel mengerjapkan matanya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ruangan bergaya vintage ini tidak terlalu terang namun bagi Angel yang baru saja bangun dari pingsan membuat dia sedikit terganggu dengan cahaya yang masuk.
Tunggu, apakah barusan ia pingsan?
Ia segera bangun dan mendapati dirinya terbangun di atas sebuah kasur king size dengan sepray putih. Jejeran rak berisi buku kokoh berdiri di ruangan yang memiliki ketinggian sekitar lima meter ini. Mirip seperti perpustakaan pribadi milik Do Min Joon dalam drama My Love From The Star. Akuarium setinggi dua meter tampak menawan dengan ikan warna-warni.
Menatap ke sekeliling dengan waspada sampai akhirnya ia menemukan Kara duduk di sebuah kursi goyang sambil mengetuk-ngetuk jarinya. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan datar lalu sudut bibirnya tertarik membuahkan sebuah senyuman miring.
"Sudah bangun rupanya." laki-laki itu berjalan kearahnya.
Angel merasa senyum manis dan memikat Kara yang sering ia lihat di televisi berubah menjadi senyuman paling menakutkan yang pernah ia lihat. Lebih-lebih seperti senyum Joker yang pernah ia lihat di mimpi buruknya, lebih menyeramkan dari senyum hantu dalam fim Insidious, lebih misterius daripada senyum psikopat dalam drama Voice2. Lebih menakutkan daripada saat melihat Bambang tersenyum padanya beberapa waktu lalu sebelum dia ditemukan tewas. Sampai tanpa sadar Angel meringsut mundur sampai akhirnya berhenti karena terpentok kepala ranjang di belakangnya.
"Kamu beruntung sekali bisa berhadapan seorang seperti aku, di kamar seorang fublic figure yang selalu menjadi perbincangan hangat. Aktor yang katanya Kang Daniel versi Indonesia. Cinta pertama semua perempuan seperti ini, Angel." Kara tersenyum miring. "Para fansku pasti akan sangat iri padamu."
"Iblis!" desis Angel.
Kara menunduk sambil terkikik. "Well, terimakasih atas pujiannya. Sebelumnya tidak ada diantara fansku yang memujiku dengan kata itu."
"Aku sempat bodoh pernah mengagung-agungkan kamu. Jika aku tahu kamu seperti ini. Aku pasti akan menjadi orang yang berada di barisan paling depan menjadi anti fansmu. Brengsek sepertimu sangat tidak pantas dicintai banyak orang. Bajingan sepertimu seharusnya di benci banyak orang. Iblis sepertimu seharusnya tidak pernah ada di dunia ini."
"Second god? Organisasi yang bisa mewujudkan keinginan banyak orang melebihi apa yang Tuhan berikan." Angel tertawa kecil meremehkan. "Omong kosong macam apa itu? Orang waras mana yang akan percaya dengan bualan orang gila seperti itu."
"Kamu berbicara seperti itu karena kamu tidak tahu kami seperti apa." Kara mencondongkan tubuhnya sehingga wajahnya berada sejajar dengan Angel. "Kami adalah penolong."
"Aku tahu. Kamu iblis! Kamu adalah orang-orang yang tidak segan-segan mengorbankan keluarga, teman, dan orang-orang tidak bersalah demi kepentingan sendiri. Penolong seperti apa yang kamu maksud? Menolong seseorang supaya lebih cepat menghadap kematian? Seperti itu? Atau yang tidak segan-segan menjual Negara ini demi kepentingan sendiri." Angel menjeda tertawa mengejek. "Ahh...aku lupa bahwa kamu menyebut kami. Kamu tidak sendirian bukan? Iblis mana memang yang bisa berdiri sendiri?"
Kara sempat terdiam beberapa saat setelah mendengar apa yang Angel katakan. Sebelum akhirnya dia tertawa terbahak-bahak seolah-olah Angel baru saja mengatakan lelucon yang paling lucu di dunia ini.
"Ah, kamu lucu sekali Angel." Kara berusaha untuk menghentikan tawanya. "Jangan lupa bahwa hidup kamu sekarang berada di tangan iblis itu. Dan..."
Laki-laki itu mengambil sebuah remot yang mirip dengan remot AC menekan salah satu tombol. Sesaat kemudian salah satu rak buku itu membelah menjadi dua lalu bergerak ke samping dan munculah sebuah ruang kaca yang muncul dari bawah lantai dengan seseorang perempuan yang tak sadarkan diri di dalamnya.
"Kamu tahu siapa dia?" tanya Kara tanpa menatap wajah Angel.
Angel penasaran dan berlari mendekat untuk melihat siapa yang berada di dalam sana. Ia hampir memekik saat mengetahui bahwa perempuan itu adalah orang yang sangat dia kenal. Angel membekap mulutnya berusaha untuk tidak menangis saat ini.
"Apa yang kamu lakuakan pada Ani!"
"Ternyata bukan cuma nasib kehidupan kamu yang bergantung kepa iblis ini. Juga dia dan..." Kara menyalakan televisi. "Juga para laki-laki idiot itu."
Kara kembali menekan tombol di remote serba guna itu. Layar datar yang berada di dinding menyala.
Angel tidak percaya apa yang di lihatnya. Disana ia melihat Dave, Denis, Rosad, dan Thomas yang sedang bersusah payah melawan para pria berbadan besar di depan sebuah gubuk tua.
"Sekarang semuanya tergantung padamu, Angel." ujar Kara sambil berjalan mendekat lalu merangkulnya. Tangan kanannya yang berada di bahu Angel meremasnya dengan kekuatan penuh membuat Angel meringis kesakitan.
"Apa maumu?" tanya Angel sambil menahan amarah.
"Rosa. Aku hanya ingin dia."
***
hai hai selamat hari minggu wkwk tanggal cantik lho hari ini 09 bulan 09 thn 18 (9+9=18)
BTW ini bentar lagi tamat lho :D
Flower flo
090918
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top