BAB 29

Jangan lupa pijik bintang di pojok kiri bawah ya :*

***

Sesampainya di kamar mayat, Dave segera memeriksa ke dalam mulut mayat itu. Dan benar saja, ada tanda itu kalajengking mirip naga di sana. Kepalan tangan Dave menghantam tepian ranjang besi. Sangat kuat, jika kamu yang melakukannya kamu mungkin akan merasa sangat kesakitan. Siapa juga yang tidak akan kesakitan setelah meninju besi.

Akan tetapi, Dave mengabaikan rasa sakitnya. Menyadari bahwa korbannya sekarang sudah bertambah.

“Setelah ini siapa lagi?” Dave mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Tubuhnya merosot sampai akhirnya bersandar pada dinding.

***

“Ya Tuhan, apa yang akan terjadi padanya jika sampai dia tahu.” Dave menatap sendu Ilma yang sedang duduk di pangkuan Angel sambil memakan kue yang Ani bawakan.

Denis menatap Ilma dengan tatapan yang sama. “Untuk saat ini aku harap dia tidak tahu. Dia masih trauma dengan kejadian kemarin. Jika dia tahu ibunya sudah meninggal,…”

Denis menghela napas dan menatap Dave di sampingnya. “Dia akan lebih stress jika dia tahu.”

“Aku tahu.” ucap Dave pelan.

“Apa benar Salwa meninggal?” tanya Thomas yang entah sejak kapan sudah masuk ke dalam apartemen Angel. Seperti biasa polisi bertubuh kekar itu datang tanpa disadari oleh siapapun.

Mata Dave membulat. Ditariknya tubuh Thomas ke dalam kamar menghindari tatapan tajam Ani dan Angel yang sedang mendekap Ilma.

“Ada apa?” Thomas menatap Dave dengan tatapan tidak suka. “Kenapa kamu tiba-tiba narik aku ke sini?”

Dave menempelkan telunjuk di depan bibirnya. “Jangan sampai Ilma tahu.”

Kedua alis Thomas saling bertautan.

“Kejadian kemarin masih terlalu berat buat anak sekecil itu. Apalagi jika sampai dia tahu bahwa ibu yang ditunggu-tunggunya ternyata sudah meninggal. Ilma masih terlalu kecil untuk menerima perubahan keadaan yang serba mendadak ini.” jelas Dave seolah mengerti arti dari tatapan Thomas padanya.

“Aku mengerti.” Thomas menghela napasnya. “Maafkan aku.”

Dave mengintip Ilma yang masih berada di dalam dekapan Angel. Kekasihnya itu terlihat sekali sisi keibuannya saat mendekap sambil mengelus-ngelus kepala Ilma dengan sayang. Tiba-tiba saja perasaan yang begitu halus dan kuat mengerubungi dirinya. Merasa beruntung sekali ia akhirnya memiliki perempuan penyayang seperti Angel.

“Sudahlah. Lagipula, Ilma tidak mendengarnya.”

“Syukurlah.” ucap Thomas sambil menghembuskan napas.

Dave menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Menatap Thomas dengan tatapan curiga. “Ngomong-ngomong…” Dave sengaja menjeda kalimatnya. Menyipitkan matanya, menatap Thomas penuh selidik. Membuat Thomas yang melihatnya keheranan.

“Darimana kamu tahu tentang Salwa?”

Mata Dave semakin menyipit untuk melihat perubahan sedikitpun dari tubuh Thomas. Namun, ia tidak melihatnya sama sekali. Temannya ini malah menunjukkan senyumnya. Tapi itu tidak tertuju padanya, melainkan pada Angel yang entah sejak kapan berdiri di belakang Dave.

“Angel.” ujar Thomas.

“Ada apa? Kalian sedang apa di kamarku?” tanya Angel.

Dave menggeser tubuhnya beberapa senti memberikan akses bagi Angel untuk masuk. Perempuan itu menatapnnya dan Thomas secara bergantian.

“Ah,” Thomas menggaruk tengkuknya yang Dave yakini tidak gatal sama sekali. “Tadi aku hampir membuat Ilma tahu tentang ibunya yang meninggal.”

Perkataan Thomas barusan malah membuat Angel menatapnya dengan curiga. Dave melihatnya, sepertinya Angel berpikiran hal yang sama dengan dirinya.

“Apa Fahmi yang mengatakannya padamu?” tanya Angel.

“Oh, jadi dokter berkacamata itu namanya Fahmi.” katanya dengan wajah berbinar. “Barusan aku ke rumah sakit dan dia mengatakan hal itu padaku.”

“Oh,” setelah itu Angel berlalu dari hadapan mereka berdua.

***

Ada yang janggal? Kalau kalian jeli, kalian bakalan ngerasa ada yg janggal hhe

Jangan lupa komentarnya yaa
Maaf juga karena sering ngaret gak ketulungan hha

Iis Tazkiati N
25 Desember 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top