BAB 26
Sebelum baca, silahkan klik bintang di pojok kiri bawah bisa?
Hai!! Apa kabar?
Kangen gue? *enggak!!!
Oke, gapapa :(
HAPPY READING!!!
***
"Tante Angel!!" Ilma berteriak kencang begitu melihat Angel dan Dave menghampirinya.
Ani dan Denis tidak bisa ikut bersama mereka berdua, tiba-tiba rumah sakit menghubungi Ani dan mengatakan ada pasien korban kecelakaan.
Angel mempercepat langkahnya sampai akhirnya berjongkok di samping kursi yang Ilma tempati. Di hadapannya polisi berambut botak menatap Ilma prihatin. Gadis kecil itu melingkarkan lengannya pada leher Angel. Memeluk Angel erat-erat. Penampilan Ilma yang sebelumnya terlihat lucu dan bersih sekarang berubah menjadi bocah kumal dengan baju compang-camping dengan pipi lembab oleh air mata.
Before
After
Tidak ada yang bisa Angel lakukan sekarang selain menggerakkan tangannya naik turun pada punggung Ilma, menenangkannya.
***
"Apa?! Jadi ibunya menghilang?" tanya Angel tak percaya dengan apa yang polisi ini katakan.
"Ibunya menghilang satu minggu yang lalu saat mereka akan berangkat ke Thailand. Membuat dia harus kesana-kemari sampai akhirnya terjadilah,..."
Saat polisi itu menjeda kalimatnya Angel menyempatkan melihat Ilma yang masih menangis dalam dekapan Dave di kursi yang berjarak tiga meter darinya. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya tidak diketahui keberadaannya, sekarang Ilma yang masih sekecil itu harus menjadi korban pelecehan seksual oleh para bajingan itu. Kenapa hal buruk terus menimpa anak sekecil itu?
"Aku tidak membayangkan bagaimana anak sekecil dia bisa mengalami hal seperti itu. Aku pasti akan membunuh laki-laki jahat yang melakukan hal itu padanya. Sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika hal itu menimpa anakku. Aku juga mempunyai putri yang seumuran dengannya."
Angel menghapus air matanya. Menatap polisi itu dengan tatapan sendu. "Apa kalian sudah menangkap laki-laki bejat yang melakukan hal itu padanya?"
Polisi itu menggeleng lemah. Saat itu juga air mata Angel kembali mengalir deras.
"Kami memang belum menemukannya. Tapi, kami sedang berusaha untuk melacak keberadaannya. Saat ini kami sedang menyelidiki sperma pada celana dalam gadis itu." polisi itu menggenggam tangan Angel, sedikit meremasnya untuk meyakinkan. "Kami pasti menemukannya. Jika tidak, kamu bisa membunuhku jika kamu mau."
Angel beranjak berdiri. "Pastikan kalian menemukannya."
Setelah itu Angel keluar dari ruangan itu menghampiri Ilma dan Dave. Memeluk keduanya erat-erat.
***
Sirine ambulance terdengar dari kejauhan, menandakan bahwa ambulance yang membawa korban kecelakaan itu sudah dekat. Begitu ambulance itu sampai, dua pria langsung turun sambil menurunkan ranjang korban tersebut yang langsung disambut oleh Ani dan Denis. Sebelumnya Ani sempat melihat wajah korban sebelum ia meringis lalu menutupnya kembali. Benar-benar hancur, ia seperti melihat monster. Mengerikan sekali.
"Wajahnya sudah tidak bisa dikenali." gumam Denis di samping Ani.
Ani menatapnya dan melempar senyum penuh arti.
Detik berikutnya mereka membawa mayat itu ke dalam rumah sakit setelah sebelumnya cukup kewalahan melewati wartawan yang mengerubungi tempat ini.
Mayat itu adalah mayat perempuan yang terpanggang di dalam mobil setelah mobilnya terjun ke jurang lalu meledak. Menurut keterangan polisi dan saksi, mobil yang ditumpangi wanita itu ugal-ugalan. Sebelum terjun ke jurang mobil yang ditumpanginya sempat menabrak beberapa kun di pinggir jalan kemudian menabrak pembatas jalan.
Naas, sebelum masyarakat yang berada di daerah itu menyelamatkannya, mobil yang ditumpangi wanita itu lebih dulu meledak membuat orang-orang tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat api yang menyala besar dengan kepulan asap pekat yang membakar mobil dan wanita itu.
"Kita akan bisa mengetahui identitas wanita itu setelah kita mencocokan sampel DNA-nya." ujar salah satu dokter senior yang berdiri di samping Ani.
Mereka berdua berdiri dengan mulut dan hidung ditutupi masker dengan mayat wanita yang sudah tak berbentuk itu di hadapan mereka.
"Dan untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang lebih lanjutnya kita harus melakukan otopsi." tambahnya.
"Masalahnya, untuk bisa melakukan hal itu kita membutuhkan persetujuan pihak keluarga." timpal Ani.
"Tenang saja. Besok setelah hasil tes DNA-nya keluar, kita bisa langsung menghubungi pihak keluarga dan meminta persetujuannya." ucapnya langsung dihadiahi anggukan setuju dari Ani.
Setelah itu Ani memasukkan mayat itu ke dalam laci mayat.
"Kenapa kamu harus ikut ke sini?" tanya Ani setelah sebelumnya ia menahan untuk bertanya hal tersebut pada Denis.
Padahal, jika mengingat sifat Denis selama ini, pria itu pasti akan lebih memilih pergi ke kantor polisi menemui Ilma bersama Angel bukannya ikut dengannya. Ya, Denis pasti akan memilih bersama Angel, bukan dengannya.
Denis malah tersenyum tipis.
Ani menjatuhkan tubuhnya di samping pria itu. "Jangan bilang kamu sedang menghindar dari Angel?" tebak Ani asal.
"Entahlah," Denis mengangkat kedua bahunya secara bersamaan. "Kamu bisa menyebutku menghindar darinya. Aku tidak keberatan."
"Apa kamu selalu menyerah dengan mudah seperti ini? Maksudku menjadi pengecut seperti ini?"
"Nyatanya aku memang pengecut." Denis tersenyum pahit. "Kenyataannya aku tidak pernah bisa menang dari Dave."
Ani bisa melihat rasa sakit yang tersirat di mata Denis saat mengatakannya. Namun detik berikutnya pria itu menutupinya dengan menanyakan sesuatu yang ringan pada Ani. Ani tampaknya tidak terganggu dengan Denis yang tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan.
***
"Syukurlah kalau dia sudah bisa tidur." ujar Ani pada Angel yang sedang sedang melihat Dave menyelimuti Ilma sampai batas pundaknya. Ia berjalan menghampiri Ani yang berdiri di ambang pintu kamar.
"Sebelumnya dia terus menangis." sejenak Angel mengalihkan pandangannya pada Ilma yang sudah terlelap di ranjangnya.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya saat ini. Setelah ayahnya meninggal lalu ibunya menghilang, dan sekarang,..." Angel tidak kuasa menahan air matanya, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Ani. "Kenapa anak kecil seperti dia harus mengalami hal yang mengerikan seperti itu? Kenapa mereka sangat kejam pada anak sekecil itu? Kenapa 8 laki-laki itu tega melakukannya pada Ilma. Kenapa?"
"Tenanglah, Njel." Ani menepuk-nepuk punggung Angel dengan gerakan menenangkan. "Polisi juga sedang melacak keberadaan mereka. Polisi pasti akan menemukan mereka. Aku yakin, setelah mereka tertangkap, mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal."
"Kita harus tenang. Kita tidak boleh terlihat sedih di hadapan Ilma yang saat ini sangat membutuhkan dukungan dari kita untuk membuatnya bangkit. Untuk membuatnya melupakan kejadian buruk yang sudah menimpanya." ucap Ani meyakinkan.
"Itu tidak akan mudah, Ani." Angel menatap lekat-lekat mata Ani. "Aku takut pada akhirnya Ilma akan melakukan sesuatu yang sama seperti yang Caramel lakukan."
"Ilma bukan Caramel, Ngel." bantah Ani.
"Dia juga mengalami hal yang sama seperti Caramel, Ani."
"Aku tahu! Aku tahu, Angel." tanpa sadar Ani membentak Angel.
"Kalau kamu tahu, kenapa kamu mengatakannya seperti itu seolah-olah hal itu sesuatu yang mudah?"
Ani menghela napasnya sadar bahwa sebelumnya ia sudah membentak Angel. "Ilma punya kita. Dan kita tahu apa yang menimpanya. Dia butuh orang-orang yang menguatkannya, bukannya orang yang juga terlihat rapuh karena tahu apa yang terjadi padanya. Kamu mengerti 'kan maksudku?"
"Jangan marah karena aku mengatakan ini." Ani tersenyum tipis. "Saat ini, yang harus kita lakukan adalah bersikap tenang. Rosa belum kita temukan, kasus-kasus pembunuhan itu belum terpecahkan, Salwa yang menghilang, dan Ilma yang mengalami pelecehan seksual. Jika kamu berpikiran hal yang sama denganku,... ini bukan sebuah kebetulan..."
Tiba-tiba Denis datang memotong apa yang Ani katakan dengan mengatakan apa yang ada di pikirannya. "Tanpa sadar kita sudah masuk ke dalam skenario yang mereka buat. Mereka sebenarnya ada di sekitar kita, hanya saja kita tidak menyadarinya. Jika kamu, maksudku kita malah menunjukkan sisi lemah kita mereka pasti akan memanfaatkan hal itu. Kita saat ini berada di dalam bahaya karena kita mempunyai apa yang mereka inginkan."
"Bagaimana keadaan Ilma?" tanya Thomas menginterupsi. Entah sejak kapan pria itu berdiri tak jauh dari mereka. Wajahnya terlihat lelah.
"Dia sedang tidur." jawab Angel, suaranya serak karena habis menangis.
"Kamu tahu darimana dia ada di sini?" tanya Denis keningnya berkerut samar. Diam-diam ia melirik jam yang menggantung di dinding. Pukul 1.30 malam.
"Dave barusan menghubungiku."
"Thomas kamu sudah di sini?" tanya girang Dave yang sepertinnya baru bangun tidur. Dave beralih pada Angel. "Kamu lihat chargerku? Hpku mati sejak tadi pagi."
***
Sebenernya jadwal up hari minggu, karena kemungkinan besok bakalan sibuk banget, jadinya up nya hari ini, gapapa kan? hehe
Kasian banget yah Ilma :( 8 orang lho. Gila kan?
Laki-laki bejat mana yang ngelakuin itu sama Ilma? Kalau aku jadi Angel aku udah nyari orang-orang itu walaupun sampai akhirat sekalipun. Kasian banget kan Ilma masih kecil :((
Insyaallah up hari Rabu, kalau gak sibuk ya :D
Udah klik bintang di pojok kiri bawah kan? kalau belum pencet sekarang ya :) jangan lupa kasih komentarnya juga biar tambah semangat aku up nya :))
ig: IisTazkiati
Iis Tazkiati N
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top