BAB 24 "Special Romance"
Jangan lupa puter playlistnya guys
~Ra.D - Lovesome~
Hai, sesuatu janji aku update hari minggu. Ini hari minggu kan? Suka pikun soalnya kalau menyangkut hati, eh hari :D
Vote dulu sbelum baca ya :) Happy Reading
***
"Aku pulang duluan."
Angel yang sedang membereskan barang-barang di mejanya itu menoleh. Menatap Ani yang berhenti tepat di depan pintu ruangannya. Wajah lelah Ani terpampang dengan jelas. Walaupun jubah putihnya sudah berganti menjadi kaos hitam lengan pendek dengan rok di atas lutut, wajah letihnya masih terlihat jelas. Pasti hari ini dia sibuk sekali.
"Kenapa bawa barang banyak sekali?" Angel heran melihat tas jinjing yang Ani bawa selain tas hitam yang menggantung di pundaknya itu.
Ani tersenyum tipis. Senyumannya terlihat kaku.
"Belum tahu yah?" ucapnya masih dengan senyum tipisnya.
"Belum tahu? Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?"
"Mulai bulan depan aku dipindah tugaskan." Angel mendengar ada nada sedih pada suara Ani. Siapapun akan sedih jika secara tiba-tiba harus pergi setelah merasa sangat nyaman dengan sesuatu.
Sama halnya dengan Angel yang merasa sedih mendengarnya. Ani adalah teman terbaiknya. Seorang teman yang selalu menasehatinya, blak-blakan, walaupun terkadang perkataannya menyakiti hatinya. Tapi itu lebih baik 'kan? Daripada punya teman yang bermulut manis tetapi sebenarnya munafik.
"Kenapa?" hanya pertanyaan itu saja yang berhasil lolos dari bibirnya. Ia menggigit bibir bawahnya mencoba untuk kuat. Ani saja yang menerima musibah itu berusaha terlihat kuat, masa Angel sebagai teman malah bersedih. Seharunya ia lebih menguatkan.
"Sudahlah. Jangan dibahas." tutup Ani. Detik berikutnya sebuah senyum lebar terukir di wajah temannya itu.
"Jangan sedih karena aku tidak di sini lagi, ya?" ujarnya lagi dengan nada suara menyebalkan tak lupa dengan kedipan matanya itu.
Mendengar apa yang Ani katakan membuat Angel tertawa. Ia geli dengan cara Ani mengatakannya dan kedipan mata temannya itu. Darimana dia belajar sepeti itu?
"Sekarang kamu sudah ketawa. Jadi,...sebenarnya aku bercanda tentang kepindahanku."
"Sudah aku duga." respon Angel sungguh di luar gudaan Ani. Akan tetapi, detik berikutnya ia membiarkannya saja.
Ani membenarkan letak tas hitamnya. "Aku harus pulang sekarang. Oh ya, tadi aku melihat Dave."
"Dave?" gumam Angel tanpa sadar.
Ia baru teringat sesuatu. Beberapa hari ini setelah insiden penangkapan Bambang waktu itu, ia belum bertemu lagi dengan Dave di rumah sakit. Seharusnya ia sering bertemu pria itu karena ruangannya pun tidak terlalu jauh darinya. Yah, seharusnya.
"Kenapa?" tanya Ani, Angel segera tersadar dari lamunannya.
"Merindukannya?" Ani mengerling menyebalkan.
"Tidak." jawab Angel tidak yakin. "Tidak akan pernah."
"Yayaya." ucap Ani sambil lalu. "Baiklah jika kamu akan terus menyangkal seperti itu. Cepat atau lambat kamu akan menyadarinya." tubuh Ani memang sudah menghilang dari pandangan Angel, akan tetapi suara temannya itu masih terdengar.
"Sebaiknya cepat sadar, sebelum kamu tersakiti karena ulahmu sendiri nantinya!" kali ini Ani berteriak keras-keras.
Ia cukup tidak habis pikir dengan apa yang Ani katakan. Cepat sadar? Sadar apa? Bahwa ia memang sebenarnya merindukan Dave. Kemudian ia teringat waktu itu. Saat Dave memeluknya ketika ia kehilangan Rosa. Rasanya nyaman sekali.
Angel lalu mengingat bagaimana kekanak-kanakannya tingkah Dave jika pria itu sudah cemburu pada kembarannya sendiri, Denis. Entah kenapa mengingat tingkah Dave membuat sudut bibirnya tertarik. Buru-buru ia mengatupkan mulutnya, tidak mau ada orang lain yang lewat dan menyangka bahwa salah satu dokter di rumah sakit ini menderita gangguan jiwa. Sialnya senyum itu terus saja tidak tertahan walaupun ia mengatupkan mulutnya.
"Kenapa?" entah sejak kapan pria yang ada di pikirannya itu berdiri di ambang pintu.
Siapa lagi kalau bukan Dave.
Pria yang seperti biasa selalu terlihat konyol di matanya. Namun entah kenapa melihat Dave saat ini membuat Angel malu. Mengabaikan Dave, ia segera memasukan ponsel dan alat make up nya ke dalam tas.
"Kunci pintunya." perintah Angel setelah berada beberapa langkah dari Dave.
Tidak peduli dengan Dave yang melihat tingkah anehnya, ia terus berjalan tanpa menghiraukan pria itu.
"Angel." panggil Dave. Akan tetapi Angel tidak menggubrisnya.
"Angel."
Kenapa lagi sih?
"Angel, kunci ruangan kamu." teriakan itu berhasil membuat Angel menghentikan langkahnya.
Dengan langkah cepat Angel sudah berhasil mengambil kunci ruangannya dari Dave.
"Kenapa lagi sih?" dengus Angel saat melihat tulisan yang menempel di pintu lift.
Lift rusak.
Sudah dua hari lift tidak bisa digunakan. Berapa laba rumah sakit ini sih? Apa dari uang itu mereka tidak mampu untuk memperbaiki lift sialan ini. Dengan terpaksa Angel akan turun menggunakan tangga darurat.
Angel mempercepat langkahnya supaya Dave tidak bisa mengejarnya.
Bruk
"Aw..." Angel meringis memegangi kaki kirinya. Dilihatnya hak sepatu kuningnya patah. Dengan kesal Angel melempar sepatunya entah kemana.
"Angel kamu tidak apa-apa?" tanya Dave. Pria itu sepertinya mempercepat langkahnya.
"No problem." balas Angel dengan nada angkuhnya.
Tidak mau Dave melihat keadaannya ia pun berdiri tak lupa menjinjing sebelah sepatunya. Ia akan turun walaupun kakinya sangat sakit.
"Mau aku bantu?" tanya Dave melihat Angel berjalan tertatih-tatih itu.
"Tidak perlu!" tegasnya sambil menepis tangan Dave yang hendak menyetuh lengannya.
"Yakin?"
"Hm..."
Angel menggigit bibir bawahnya. Kenapa rasanya sakit sekali?
Tanpa disangka Dave mengangkat tubuhnya dengan sekali hentakan. Yang Angel lakukan selanjutnya adalah terdiam seperti patung. Ditatapnya wajah Dave yang entah kenapa terlihat lebih tampan dari biasanya. Tidak menyangka Dave akan melakukan hal manis seperti ini padanya. Membopongnya turun menuruni tangga dari lantai tiga.
Tunggu, apa yang Dave lakukan padanya?
Kesadarannya kembali. Ia meronta-ronta meminta Dave menurunkannya.
"Aku tidak akan turunin kamu sekalipun kamu nendang aku, jambak rambut aku, cabut bulu ketiak aku, colok-colok hidung aku seperti sekarang."
Dave mencoba bertahan disaat Angel sedang mencolok-colok hidungnya.
"Angel. Jangan cabut bulu hidung ak... ashhh..." secara terpaksa Dave menurunkan tubuh Angel lalu memegangi hdungnya.
Tidak bisakah perempuan ini bertindak lebih manusiawi sedikit? Mencabut bulu hidunya? Bagaimana jika saat bernapas ada debu sebesar bola basket masuk dan tidak ada penyaring dalam hidungnya.
Angel malah tersenyum seolah tidak bersalah. Menatap anak tangga di bawahnya. Ia hanya tinggal menuruni beberapa anak tangga lagi sampai berada di lantai paling bawah.
"Aku kangen kamu." ucap Dave tiba-tiba saat Angel baru saja menuruni dua anak tangga.
"Makasih."
Entah sejak kapan Dave sudah berada disampingnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Angel. Kejadiannya begitu cepat. Bibir Dave masih berada diatas bibirnya. Tubuhnya seketika kaku. Yang Dave lakukan sekarang cukup membuat seluruh tubuhnya beku.
"Maaf." Dave memundurkan langkahnya. "Seharusnya aku tidak..."
Dan sekarang entah apa yang terjadi pada Angel. Ia menarik ujung jaket putih Dave lalu melakukan seperti yang Dave lakukan padanya.
Tidak ada paksaan atau rasa menyesal pada diri Dave. Ia bersorak ria dalam hati. Ini bukan mimpi, Angel membalas ciumannya.
Kali ini ciuman mereka lebih lama dari sebelumnya. Lengan Angel sudah melingkar di tengkuknya. Sementara itu tangan Dave menarik pinggang Angel semakin merapat padanya sambil menahan agar tubuh perempuan itu tidak jatuh.
Satu menit kemudian Angel melepaskan pagutan mereka lebih dulu. Dia menunduk sambil mengulum bibirnya. Tangan Angel masih berada pada pundak Dave dan tangan Dave masih menahan tubuh Angel supaya tidak jatuh.
"Mau ke apartemen aku?" tanya Angel sambil menunduk.
Kening Dave berkerut sebentar. Sebelum matanya mengerling genit pada Angel. "Kita baru barusan ciuman dan kamu udah mau ngajak aku...mmm...sama kamu."
Angel memukul dada Dave keras-keras sambil memundurkan langkahnya. Ia hampir terjatuh jika saja Dave tidak cepat memegangi lengannya.
"Jangan berpikiran kotor!" Angel menoyor kening Dave pelan. "Kaki aku terkilir. Dan aku minta kamu rawat kaki aku."
***
Gimana BAB ini menurut kalian?
Ada yang nyangka gak akhirnya Angel jatuhnya sama Dave?
Menurut kalian Angel cocok gak sama Dave?
Gak lupa vote sama komennya kan?
ig: iistazkiati
~Iis Tazkiati N~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top