HAPPY BIRTHDAY ANGEL

"Huhhhff, lelah," keluh Prilly mengusap keringatnya setelah dia berolahraga.

Perutnya yang membuncit membuat dia harus selalu menjaga stamina dan kesehatannya. Satu bulan di London tak memengaruhi rutinitasnya seperti biasa. Hanya jika di Indonesia dia setiap pagi harus mengantar Angel ke sekolah, namun di London dia akan mengajak Angel bermain. Karena hingga saat ini, mereka belum mendaftarkan Angel untuk sekolah di sini.

"Angel?" panggil Prilly ketika Angel sedang bermain air di taman belakang.

Angel tak mendengar teriakan Prilly yang terus memanggilnya dari ambang pintu. Dia masih terus bermain air hinga bajunya basah pun, Angel menghiraukannya.

"Sayang ... Angel!" panggil Prilly lebih mendekat padanya.

Angel membuang selang yang dia pakai bermain air, lantas berlari ke arah Prilly sambil merentangkan kedua tangan dan siap untuk mencium perut besarnya.

"Dedeeeeek," pekiknya setelah berhasil memeluk dan mencium perut Prilly.

"Kok mainan air sih? Sampai basah begitu. Ganti bajunya dulu gih, sana!" titah Prilly memegang baju Angel yang basah.

"Siap Mommy," sahutnya tanpa menunggu Prilly memerintahnya untuk kali kedua, lekas dia segera berlari masuk ke rumah dan mengganti bajunya.

Prilly tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Nggak terasa sudah duduk di bangku sejajar sekolah dasar," gumam Prilly tersenyum, memerhatikan Angel yang berlari kecil sambil berjingkrak bahagia masuk ke rumah.

Karena pekerjaan Ali, mereka pun ikut pindah ke London sebulan yang lalu. Di sinilah mereka akan menulis lembar demi lembar cerita baru meninggalkan kenangan lama yang terukir indah di Indonesia. Mungkin tak selamanya mereka akan tinggal di London, namun dari pembicaraannya waktu itu bersama Ali, mereka mengatakan akan cukup lama di sini. Perusahaan Ali bekerja sama dengan perusahaan Tengku, maka dari itu, kantor baru masih membutuhkan banyak perhatian.

"Dari mana Mom?" tanya Ali yang baru saja membuka matanya, ketika Prilly kebetulan juga baru saja masuk ke kamar.

Keadaan Ali yang masih telanjang bulat, sebatas pinggangnya hanya tertutup selimut putih tipis, lalu menegakkan tubuhnya bersandar di kepala ranjang. Tubuhnya lelah, seharian kemarin harus bekerja keras karena pekerjaan di kantor barunya, malamnya lanjut bekerja di ranjang bersama istrinya yang meninggi libidonya efek hamil tua.

"Habis menghentikan Angel main air di taman Dad. Ayo bangun, katanya mau ngajakin Angel jalan-jalan!" Prilly mendekati Ali dan merangkak naik ke atas ranjang.

Ali menurut kepalanya di paha Prilly, matanya masih sangat ngantuk dan tubuhnya benar-benar letih. Prilly berselonjor dan mengelus kepala Ali pelan, membuat suaminya semakin malas untuk membuka mata.

"Entar aja Mom, agak siangan deh ya? Masih capek nih," keluh Ali memeluk pinggang Prilly manja.

Perut besar Prilly sedikit mengganggu wajah Ali yang sekarang menghadap padanya. Ali menciumi perut Prilly sangat lembut. Prilly mendesah karena seketika nafsunya meningkat. Baru saja Ali gitukan, Prilly sudah terpancing nafsunya. Di usia kandungannya yang menginjak 7 bulan, membuat berahi Prilly meningkat tajam, bisa dua kali lipat dibandingkan dengan saat awal kehamilannya dulu.

Ali terus mengecup perut Prilly dan tangannya mengelus punggung istrinya itu. Prilly memejamkan matanya menikmati sentuhan jemari suaminya yang meraba punggung dan kini naik ke tengkuknya. Saat bibir Ali semakin naik ke atas, Prilly menyisirkan jemarinya di sela-sela rambut hitam legam Ali.

"Kenapa?" tanya Ali tertahan memandang Prilly dengan mata sayu menahan nafsunya.

Prilly membuka matanya menatap wajah Ali yang sudah di depan dadanya. "Daddy mau nenen?" tanya Prilly yang sudah tak sabar untuk kembali bergumul seperti semalam.

Ali mengangguk dan tersenyum sangat manis. Dia melepas daster yang menghalanginya untuk berbuat lebih kepada istrinya. Sejak perutnya semakin membesar, Prilly jarang memakai bra, hanya saat dia bepergian saja, barulah dia memakai, jika di dalam rumah, Prilly lebih memilih melepas bra, karena itu mengganggu pernapasannya.

Ali mengulum puting Prilly hingga tubuh itu menggelinjang dan mendesah nikmat. Ali sangat hati-hati melakukannya, karena payudara Prilly sedang memproduksi ASI.

"Mau di atas?" tawar Ali menyipitkan matanya karena menahan sesuatu yang hampir meledak dalam tubuhnya.

Prilly mengangguk dan Ali langsung memposisikan dirinya. Semenjak kehamilannya memasuki bulan ke 5, perut Prilly semakin mengganjal jika Ali berada di atasnya, maka dari itu, Prilly selalu meminta posisi yang nyaman untuk dirinya menyatukan tubuh mereka.

"Pelan ya Mom, kasihan kalau dedeknya di dalam kontraksi," seru Ali sebelum Prilly menyatukan miliknya dan milik Ali.

Prilly terkekeh sambil menyatukan tubuh mereka. Ali mendesah keenakan ketika miliknya sudah tenggelam penuh dalam milik Prilly.

"Daddy nih ada-ada aja, mana mungkin dedeknya mengerut hanya sekedar bersetebuh. Udah ah, nikmati saja sebelum Angel menggedor pintu." Prilly segera menggerakkan tubuhnya di atas Ali.

Ali sesekali membantu menyanggah bokongnya dan menaik turunkan tubuh Prilly agar istrinya tak terlalu kelelahan dengan aktivitas ranjang mereka. Peluh sudah membanjiri mereka, keduanya terus melakukannya dan pada akhirnya, Ali ingin mengeluarkan pelepasannya.

"Mom, sudah mau keluar," kata Ali menahannya sejenak.

"Ayo Daddy, aku juga sudah mau sampai." Prilly semakin mempercepat pergerakan panggulnya, lantas tak berapa lama, tubuhnya semakin melemah bersamaan cairan miliknya dan milik Ali bercampur menjadi satu di dalam perut Prilly.

"Makasih ya," ucap Ali mengecup kening Prilly yang basah keringat.

"Sama-sama Dad." Napas mereka sama-sama tersengal dan memburu.

Ali perlahan membaringkan Prilly dan mencabut penyatuan mereka. Dia beranjak dari tempat tidur dan mengambilkan air minum untuk Prilly, karena dia seperti sekarang ini harus banyak mengkonsumsi air putih.

"Nih Sayang, minum dulu," titah Ali membimbing Prilly untuk bangun dan memberikan gelasnya.

Prilly meminumnya dengan sekali tarikan napas langsung habis. Ali tersenyum mengelus pipinya dengan punggung tangan dan mengecup bibirnya cepat.

"Mandi yok! keburu Angel masuk sini nanti." Ali membopong Prilly masuk ke kamar mandi, mereka saling membantu membersihkan diri.

Angel sudah bergelayut di pagar rumah, menunggu orangtuanya ke luar, membuat dia bosan.

"Mana sih Daddy sama Mommy, lama banget," gerutunya yang sudah tak sabar ingin mengunjungi suatu tempat yang akan membahagiakan hatinya hari ini.

Hidup di lingkungan baru membuat Angel harus pintar beradaptasi. Teman-teman baru, tetangga baru, penjaga rumah yang baru hingga mata pelajaran yang berbeda nantinya. Semua itu harus Angel sikapi dengan pintar.

Bibirnya tertarik saat melihat orangtuanya keluar dari rumah dengan pakaian yang sudah rapi. Dia berlari kecil menghampiri Prilly yang membawakan baju ganti untuk putri kecilnya itu.

"Ganti di dalam mobil saja Sayang," perintah Ali diiyakan dengan menganggukkan kepala oleh Prilly.

"Naik dulu kamu Sayang." Prilly berniat akan membopong Angel, namun Angel dengan cepat menghindar.

"Mommy, Angel sudah besar. Angel sudah sekolah tingkat dasar. Kasihan dedek kalau Mommy bopong Angel terus." Angel memeluk dan mencium perut Prilly serta mengelusnya penuh kasih sayang.

Semenjak Prilly hamil, Angel tak lagi banyak menuntut dan dia lebih mandiri sekarang, karena Angel menyadari jika sebentar lagi dia akan menjadi seorang kakak.

"Iya deh ... iya, Kakak Angel yang cantik, naik duluan, nanti Mommy sama dedek menyusul." Prilly mengacak rambut Angel bangga.

Sedikit memberi pengertian kepadanya, membuat Angel langsung dapat memahami situasi dan keadaan yang ada. Dalam perjalanan, Prilly dan Angel terus mengobrol, entah apa yang mereka bicarakan, Ali hanya menyimak saja. Sesampainya di suatu tempat, Angel dengan semangat yang tinggi turun dari mobil.

"Mommy es krim," pekik Angel langsung menunjuk penjual es krim di area tersebut.

Ali dan Prilly saling memandang, belum apa-apa sudah ditodong es krim. Mereka hanya tersenyum, lantas mengajak Angel mendekat dan membelikannya. Dua es krim sudah di tangan Angel berbeda generasi itu.

Kali pertama yang terlihat di area ini adalah sebuah gedung tua yang menjulang tinggi. Atapnya menyerupai pagoda, bersusun dan sangat bagus. Seluruh dinding hingga atapnya bercat warna coklat tanah yang kering. Memiliki pelataran yang sangat luas, banyak pengunjung lokal hingga turis berada di sini. Ini adalah salah satu museum teknologi yang dimiliki kota. Di depan bangunan gedungnya, terlihat beberapa pilar-pilar menjulang tinggi sebagai penguat dan penyangga bangunan itu. Mirip seperti bangunan istana di cerita serial anak. Pemandangan itu, disempurnakan dengan adanya burung merpati yang hidup bebas di sini.

"Yeeeeaaaa ... I love ice cream," pekik Angel girang mendekatkan es krimnya dan es krim milik Prilly.

Angel berlari-lari ke sana kemari menikmati kebahagiaannya yang sempurna. Sudah dia dapatkan apa yang dia inginkan selama ini, memiliki seorang ibu yang mencintainya dan daddynya. Tak ada lagi yang Angel inginkan selain kebahagiaan keluarganya seperti saat ini. Angel berlari dan berputar-butar di tengah keramaian, benar-benar memperlihatkan keceriaan anak seusianya.

Tak hanya itu, Angel juga membagi kebahagiaannya dengan puluhan merpati yang terbang bebas tak terkekang oleh keadaan, seperti yang dia rasakan saat ini. Dia membeli biji jagung yang sudah di pipil, yang dijual beberapa orang di sana sebagai tumpuan hidup mereka, lantas Angel memberikan makan merpati-merpati itu, hingga tubuhnya di kelilingi puluhan merpati. Angel sangat bahagia dapat berbagi sesama makhluk Tuhan.

"Kamu bahagia hidup bersamaku dan Angel, Sayang?" tanya Ali memeluk Prilly dari belakang dan menempelkan pipinya dengan pipi Prilly.

Mereka menatap lurus ke depan melihat kebahagian Angel, sedang berkomunikasi dengan seseorang yang baru saja dia kenal di tempat ini. Sosial di negara ini cukup baik, baru saja mengenal, terkadang mereka langsung dapat akrab dan berteman baik.

"Iya, aku sangat bahagia hidup bersama kalian. Banyak hal yang aku pikirkan saat memutuskan ingin hidup besama kamu. Namun itu semua sudah dapat aku lewati dan terbayar dengan kebahagiaan kita saat ini. Makasih ya Dad, untuk semua perjuanganmu," ucap Prilly tulus mengecup pipi Ali.

Ali mengeratkan pelukannya, lantas dia menatap lurus ke depan bersama Prilly. Seperti hidup mereka saat ini, cukup menatap lurus ke depan, melihat kebahagian keluarga mereka dan berusaha menjalankan peran sesuai yang sudah Tuhan tetapkan.

"Mommy, Daddy, aku haus," keluh Angel mendekat kepada mereka.

Ali langsung mengangkat Angel, lantas mereka mencari tempat untuk melepaskan dahaga. Sepanjang jalan mereka tertawa bahagia selayaknya keluarga yang penuh keceriaan.

"Aaaaah, lega," desah Angel setelah membasahi tenggorokannya dengan minuman yang baru dibelikan Ali untuknya.

Prilly dan Ali tertawa kecil melihat hal konyol yang selalu Angel lakukan, namun mampu membahagiakan mereka.

"Habis ini mau ke mana lagi kita?" tanya Ali ingin meluangkan waktu untuk keluarganya sebelum dia besok kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Prilly mengerling dan tersenyum penuh arti. "Mommy tahu kita harus ke mana."

Ali dan Angel saling pandang, mengerutkan dahinya serta bersamaan mengedikkan bahu.

"Ikut sajalah!" seru Prilly berjalan mendahului mereka.

"Mommy!!! Tunggu!!!" Angel berlari mengejar Prilly yang sudah sedikit jauh meninggalkannya. Ali tersenyum bahagia, ketika melihat senyum kebahagian istri dan putrinya.

***

Sebuah dermaga adalah pilihan Prilly untuk mengajak Angel bermain. Angel tampak menikmati hembusan angin liar yang menerpa tubuh mungilnya.

"Mommy tempat ini bagus, ada banyak kapal di sana," pekik Angel menunjuk ke laut lepas.

Ali selalu menjaga Prilly dan merengkuh pinggangnya posesif. Tak sedikitpun ia jauh darinya.

"Angel suka tempat ini, Nak?" tanya Prilly dengan bibir yang tersenyum lebar, menunjukan jika dia juga benar-benar bahagia saat ini.

"Suka Mom, ayo Dad! Kita naik ke sana," tunjuk Angel pada sebuah mercusuar yang memiliki kaca transparan sebagai dindingnya.

Ali melihat ke arah di mana Angel menunjuk, dia tersenyum dan mengangguk, mengiyakan ajakan putrinya itu.

"Yes!" Angel sangat bahagia, lantas dia berlari lebih dulu ke bangunan mercusuar itu.

Ali dan Prilly terus mengikuti ke mana pun kaki kecil Angel melangkah. Meski sekarang beban tubuh Prilly semakin bertambah, namun dia tetap semangat mengikuti Angel ke mana pun putri kecilnya berjalan.

"Sayang, jangan buru-buru, kasihan Mommy, jalannya sudah susah," peringatan Ali agar Angel tak berjalan cepat, supaya Prilly tak kualahan mengikutinya.

Angel menghentikan berjalannya, lalu memutar tubuhnya, tersenyum melihat Prilly yang sekarang sedang mengandung adiknya. Hati Angel sudah tak sabar menanti adiknya lahir ke dunia. Dia berlari menghampiri Prilly dan memeluk perutnya.

Angel berbicara di depan perut Prilly, "Maafin Kakak ya Dedek, soalnya Kakak saat ini lagi sangat bahagia, karena kita dapat main di sini. Nanti kalau sudah sudah besar, Kakak ajak Dedek main ke sini ya?" Angel mengecup perut Prilly membuat Prilly tertawa lepas karena Angel begitu aktif selalu mengobrol dengan adiknya, seolah-olah adiknya yang masih di dalam perut mengerti apa yang dia katakan.

Ali mengacak rambut Angel gemas, "Kamu ini, ada-ada saja." Ali tersenyum menggelengkan kepala heran dengan tingkah putrinya yang super aktif dan penuh inisiatif.

Sesampainya mereka di dalam mercusuar, Angel melihat keadaan di bawah sana dari kaca tebal.

"Mommy, lihat, ada kapal di sana," tunjuk Angel agar Prilly melihatnya.

Prilly mendekat dan menatap ke luar, "Wah iya, ada kapal yang sedang mengangkut penumpang."

Kebahagiaan yang diperoleh tak akan mampu dapat ditukar dengan apa pun di dunia ini. Kebahagiaan itu kita yang menciptakan bukan orang lain, mereka hanya dapat melihat dan ikut merasakannya.

"Angel bahagia, Nak?" tanya Prilly memeluknya dari belakang.

"Sangat Mom, Angel sangat bahagia," ucapnya memegang tangan Prilly yang melingkar di depan dadanya.

Ali yang sedari tadi berdiri di belakang mereka, mendekat dan ikut memeluk Prilly dan Angel dari belakang.

"Daddy juga bahagia," sahutnya tiba-tiba.

Angel dan Prilly menoleh, "Nggak ada yang tanya!!!" sungut mereka bersamaan, padahal tak direncanakan.

Mereka saling pandang dan tertawa bersama. Kekompakan dalam keluarga menjadi pendorong utama mencapai keberhasilan.

***

Jam menunjukkan pukul 23.55 waktu setempat. Prilly dan Ali perlahan membuka pintu kamar Angel. Lilin menghiasi tangan Prilly. Ali, perlahan membangunkan putri kecilnya itu.

"Angel, hai Nak, bangun Sayang." Ali mengguncangkan tubuh Angel perlahan agar dia tak terkejut, karena tengah malam sudah membangunkannya.

"Sayaaaaaang," panggil Prilly dengan suara lembutnya.

Perlahan mata Angel mengejap, kamar yang gelap hanya berpencahayaan sebuah lilin yang ada di tangan Prilly, mampu menerangkan kegelapan ruangan ini. Setelah Angel membuka mata dan duduk, lantas mereka langsung memberikannya kejutan.

"Selamat ulang tahun malaikat kecil Mommy dan Daddy," ucap Prilly memberikan kue ulang tahun kepada Angel ketika anak itu sudah tersadar penuh.

Angel terperangah kaget, mendapat kejutan di tengah malam seperti ini. Ali yang duduk di tepi ranjang hanya tersenyum, dengan gerakan cepat Angel memeluknya.

"Daddy," lirih Angel tersanjung dengan apa yang dilakukan orangtuanya.

Selama ini, ketika Angel berulang tahun, biasanya mereka akan memberikan kejutan saat pagi hari atau saat Angel menjelang tidur. Namun saat ini, orangtuanya memberikan kejutan itu tepat di waktu masuk hari ulang tahunnya.

"Daddy sama Mommy hanya ingin menjadi orang yang pertama mendoakan dan mengucapkan ulang tahun untuk kamu, Nak. Semoga kamu menjadi malaikat kebanggaan kami dan menjadi pelita di keluarga ini," imbuh Ali mengecup kening Angel dan mengelus rambutnya sayang.

Setetes air mata haru keluar dari mata indah Angel. Ali menegakkan tubuhnya dan menyeka air mata bahagia Angel.

"Sekarang, tiup lilinnya. Sebelum tiup lilin, berdoa dulu, apa yang Angel inginkan di tahun ini. Semoga terwujud ya, Nak," kata Prilly tulus mengecup kening Angel.

Angel menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Dia sangat serius dan khusuk mengucapkan semua doa dan harapannya di tahun ini.

Yang mencari Instagram anak lucu dan menggemaskan,👆 itu ya nama akunnya.😊

'Ya Allah, terima kasih untuk semua kebahagiaan yang telah Engkau berikan kepadaku dan keluargaku. Angel cuma mau minta, agar keluarga ini selalu bahagia seperti sekarang. Jangan pisahkan kami lagi dan Angel mohon berikan tempat terindah untuk Mommy Lovia. Terima kasih ya Allah.'

Usai mengucap doa dalam hati Angel meniup lilinnya. Ali dan Prilly pun menyambut pergantian usia putrinya itu dengan perasaan sukacita. Ali menyalakan lampunya setelah lilin di atas kue padam. Prilly meletakkan kuenya di atas nakas, lantas dia mengeluarkan sesuatu dari kantong dasyatnya.

"Ini kado dari Mommy." Tanpa dibungkus dengan kotak kado, Prilly langsung memasangkan kadonya di leher Angel.

"Wah, bagusnya," seru Angel bahagia memegangi liontin kalung hadiah ulang tahun dari Prilly.

"Angel suka?" tanya Prilly tersenyum bahagia sembari mengikat rambut Angel ke belakang, sehingga lehernya terlihat anggun memakai kalung pemberiannya.

"Sangaaaaat ... dan sangaaaaaat suka, Mom," ucapnya panjang dan menekan katanya.

Ali merangkul bahu Prilly, tersenyum lebah memerhatikan Angel. Tak terasa, kini putrinya sudah tumbuh menjadi gadis yang manis, pintar dan penuh kasih sayang. Ini tak lepas dari curahan kasih sayangnya selama ini.

"Kado Daddy mana?" Angel menengadahkan tangannya meminta hadiah dari Ali.

Ali tersenyum, "Itu kado Daddy." Ali menunjuk perut Prilly dengan dagunya.

"Dedek?" terang Angel memastikan. Ali mengangguk disertai senyuman jahilnya.

"Daddyyyyyy!!!" pekik Angel dan Prilly bersamaan, mereka memelototkan matanya menatap Ali tajam, sambil berkacak pinggang.

Ali tertawa terbahak sampai memegangi perutnya. Dia merasa geli melihat wajah lucu anak dan istrinya, berlagak galak, tapi yang ada malah menimbulkan tawa untuk orang lain.

"Iya, maaf," ucap Ali di sela tawanya, "kado Daddy ada di bawah. Sepeda, seperti permintaan kamu kemarin. Besok pagi, kamu lihat di garasi ya?" timpalnya mengacak rambut Angel pelan.

Angel tersenyum, turun dari tempat tidurnya, "Terima kasih, Daddy!" ucap Angel memeluk Ali, Prilly mengelus kepalanya pelan.

#####

Ini adalah bagian yang ada di buku. Sengaja aku post, biar enggak pada penasaran. Selamat membaca.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top