21 • Graduation Gift

Kali ini bergiliran, YoonA yang selama sebulan ini tak mendapati batang hidung pemuda yang sebenarnya eksistensinya ingin ia abadikan tertangkap oleh lensa alaminya. Meski sesaat, tak apa. Ia rindu. Sebenarnya, pergi sekolah pun sudah tak ada hal yang ia bosankan—belajar—lagi. Sebab, hanya tinggal menghitung hari menuju kelulusan.

Sampai akhirnya di hari kelulusan tiba, lensanya menangkap entitas yang ia harapkan eksis setiap hari. Memang tak menyangkal hanya sebatas menatapnya dari layar televisi atau ponsel. Bertukar pesan atau telepon saja kini sudah jarang. Jika pun sempat, hanya singkat. Benar-benar singkat. Bahkan, rasanya ada sesuatu yang mengganjal—Taehyun seperti memberi jarak antar keduanya. Dia tahu mereka berdua hanya sebatas teman, tak lebih—meski ingin. Namun, ini benar-benar aneh. Tak biasanya lelaki itu bertindak demikian. Apakah YoonA sendiri melakukan kesalahan padanya?

Mungkin Taehyun sibuk, pasti lelah dengan jadwalnya. Hanya itu asumsi yang ia dapatkan.

Terakhir kali bertemu pun kala Taehyun menjenguknya ke rumah sakit sambil menenteng sekeranjang buah-buahan dan selusin susu stroberi favoritnya. Itu pun hanya sebentar, ia rasa. Merasa seperti itu karena ketika bersama Taehyun, waktu yang dilewati benar-benar tak terasa. Mungkin saking nyaman bersamanya, ia tak memungkiri hal itu.

"Tae—"

Baru saja hendak menyapa dari kejauhan, ia urungkan kala seorang gadis berlari ke arahnya sembari membawa paper bag dan sebuket bunga. Yang gadis itu bawa ia berikan pada Taehyun. YoonA tahu hal ini sudah biasa, sama halnya dengan gadis lain. Bedanya, entah mengapa hatinya berdenyut ngilu kala senyuman Taehyun yang dulu nadir sekali terukir, kini mudah sekali orang-orang pun mengantongi senyumannya yang dulu hanya YoonA saja orang yang beruntung.

Dia kembali menurunkan lambaian tangan dan seketika melangkah mundur sampai ia menabrak tubuh tegap seseorang. Secara impulsif ia memutar kepala ingin mengetahui siapa gerangankah orang yang tak sengaja ia tabrak.

"Yo, be careful, sis~"

Beruntunglah, ia tak jadi menahan malu karena kecerobohannya. Orang itu Beomgyu, sahabat sejak kecilnya. Yah, tak apa kalau dia Beomgyu meski pasti berakhir dikatai 'bodoh' daripada orang itu orang lain.

YoonA memamerkan deretan giginya. "Sawwryy, my bro," ucapnya meminta maaf. Karena baik Beomgyu orang dekat maupun orang asing jika kita yang berbuat salah, tentu saja harus minta maaf. Itulah tata krama.

Baru saja hendak bertanya di mana yang lain, netranya sudah menangkap tiga pemuda jangkung lainnya dari balik tubuh Beomgyu. Mereka sudah berlari antusias mendekat, pengecualian Soobin. Pemuda paling tinggi di antara mereka—si pemilik lesung pipi menawan—tentunya yang paling santai. Ia berjalan dengan menebar wibawa di belakang dua orang petakilan. Sangat kontras sekali perbedaannya.

"Beruntung sekali kita berkumpul bersama begini. Tentu saja kita foto bersama, 'kan?" Hyuka berujar lalu melirik ke arah Yeonjun yang sudah menatap balik tajam. "Kita pakai ponsel Yeonjun. Ponsel baru wajib dicoba kameranya."

Insting memang tak mengkhianati. Pantas saja perasaannya buruk. "Sudah kuduga pasti begitu. Tak heran," decak sang empu kesal sembari merogoh kantung celana.

"Oh, tunggu dulu! Kita belum lengkap. Di mana Taehyun?" sergah Soobin menyadari satu eksistensi tak berada di antara mereka.

"Benar. Biasanya kalian selalu menempel, Yoon," imbuh Hyuka.

"Oh, dia ...." YoonA menoleh pelan-pelan ke belakang di mana Taehyun berada tak jauh dari mereka. Sementara Beomgyu tahu ada sesuatu hal yang tak beres. Dia memang paling peka, terlebih lagi orang yang paling mengetahui segala rahasia gadis Min. Pemuda Choi itu mengikuti ke mana arah YoonA memandang. Decakan kesal lolos dari mulutnya kala mendapati Taehyun masih sibuk berfoto dengan yang lain—mayoritas para gadis.

Tanpa basa-basi, Beomgyu menyeru Taehyun dengan suara lantangnya, "Kang Taehyun!"

Sang empu yang dipanggil lekas menoleh dan melambaikan tangan. Dia kembali berbincang pada para gadis di depannya lalu membungkuk sopan. Sepertinya ia hendak undur diri dan mendekat ke arah mereka berlima. Pemuda itu berlari kecil dengan binaran mata yang terpancar serta senyum yang memamerkan deretan gigi kecilnya. Menggemaskan, begitu yang ada di benak YoonA.

"Wah, sudah jadi artis kau sampai lupa kami, ya?" celetuk Yeonjun.

"Bilang saja kau iri karena belum debut," sindir Hyuka yang tentu saja mereka akan berakhir layaknya kucing dan anjing.

"Maaf, aku tak bermaksud begi—"

"Bahkan, kau tak melihat keberadaan YoonA yang sedari tadi—"

"Ayo, Taehyun, kita semua foto bersama!" potong Soobin menyela perkataan Beomgyu yang bertendensi sarkasme. Dia juga menyadari sikon lingkaran mereka tak bagus.

Mereka berenam akhirnya berfoto bersama dengan berbagai perdebatan siapa yang akan memotretkan mereka yang akhirnya meminta bantuan orang lain. Ditambah lagi perdebatan posisi dan gaya yang harus ditunjukkan. Kelima pemuda itu benar-benar seperti anak-anak gadis, padahal anak gadis sebenarnya hanya YoonA. Keributan mereka terus berlanjut kala melihat-lihat hasil potretan di mana terkadang salah satu foto ada saja mereka berkomentar, "Hapus di situ aku kurang oke." atau saling membanggakan diri bahwa mereka tampan.

"Ayo, sekarang biarkan aku potret lovebirds ini!" celetuk Hyuka mengambil alih ponsel Yeonjun. "Taehyun, YoonA, berdiri di sana biar kupotret."

Keduanya berdiri canggung tak seperti biasanya. YoonA yang biasanya lebih agresif menempel pada Taehyun pun kali ini tidak, mereka berjauhan sampai Yeonjun harus meneriaki mereka untuk mendekat. Sementara Soobin dan Beomgyu mengerutkan dahi, mereka mencium sesuatu keanehan di antara mereka. Apa yang membuat mereka demikian?

"Ayo, lebih dekat lagi!"

Taehyun akhirnya berinisiatif memangkas jarak dengan merangkul bahu YoonA. Keduanya berhasil berpose dengan buket bunga di genggaman mereka. Hasil jepretannya membuat Hyuka ikut senang dengan tersenyum antusias. Hendak ia berseru memanggil mereka untuk menunjukkan foto terlanjur diinterupsi oleh Soobin.

"Sepertinya berfoto di sana lebih bagus."

Yeonjun yang akhirnya menerima kode sinyal lantas mengimbuh, "Benar. Tolong, fotokan aku di sana dan hasilnya harus bagus. Cepat!"

Untung saja Hyuka pun bisa diajak kompromi. Tanpa babibu direk merespons lalu mengekor. Mereka tahu bahwa suasana kedua insan itu canggung dan butuh waktu untuk membiarkan mereka berdua memperbaikinya. Sebenarnya, otak utama dari ide ini itu Beomgyu lalu memberitahukannya pada Soobin.

"Kalian nikmati saja dulu waktu berdua, kami ke sana sebentar!" teriak Soobin.

Sementara Taehyun dan YoonA kembali dalam suasana rikuh. Tak ada yang memulai konversasi guna sekadar basa-basi. Ini benar-benar tak seperti biasa. Namun sebenarnya, mereka memendam kuriositasnya satu sama lain. Ada banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya. Bahkan rasanya setiap leksikal sudah berada di pangkal lidah yang sebenarnya tinggal diloloskan keluar melalui bilah bibir.

Taehyun menarik tengkuknya yang tak gatal dengan arah garukan ke atas, seperti biasa. Sedangkan, YoonA berpura-pura melihat sekitar mereka di mana yang lainnya juga asyik berfoto.

"Yoon..."

YoonA menoleh. "Uhm, ya?"

"Ka—"

"Kak Taehyun!!!"

Selalu saja begitu. Terinterupsi lagi dengan para gadis yang mendekati mereka—lebih tepatnya Taehyun. Mereka memberi bingkisan dan meminta untuk berfoto bersama lagi. Sebenarnya lama-lama YoonA juga dongkol kalau boleh jujur. Apalagi saat dirinya dipintai oleh para adik kelas kecentilan itu untuk memotrekannya. Awalnya memang biasa. It's okay, no problem. Makin lama tensi darahnya mungkin sudah naik meski kenyataannya takkan pernah begitu jika mengetahui kondisi sebenarnya.

"Kak, boleh fotokan lagi? Hasilnya ini tidak bagus. Tak adil kalau Kak Taehyun saja yang tampan, aku seperti gurita di sampingnya," rengek salah satu di antaranya.

Sumpah, maunya gadis ini apa? Syukur-syukur ia sudah dipotret bersama Taehyun. YoonA menarik napas dan lekas memberikan ponsel pada sang empunya.

"Sudah, ya? Apa kau tak menyadari kalau aku lebih dulu yang bersama Taehyun?" ujarnya sembari menarik Taehyun dari keramaian.

Taehyun sesekali tersenyum menyadari lengannya ditarik, ia menyukainya. Namun, yang lebih ia suka adalah menggenggamnya alih-alih digenggam. Lantas ia mensejajarkan tubuh dan langkahnya dengan YoonA. Dia melepas cekalannya lalu digantikan dengan dirinya menautkan jemari di antara jemari lentik nan kecil milik gadis Min. Seketika gadis itu tersentak, tetapi mencoba mengontrol diri.

"Kau cemburu?"

"Tidak."

"Aku kecewa."

Langkah YoonA terhenti, begitu pun Taehyun. Dia menatap Taehyun yang sudah senyum-senyum tak jelas. Kerutan di dahi gadis itu semakin kentara.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanyanya sambil memiringkan kepalanya.

Taehyun mengangguk. "Sepertinya. Kau sudah menyembunyikan segala hal dariku, sedangkan kau pernah bilang sendiri padaku jangan ada yang ditutup-tutupi, 'kan? Namun, nyatanya kau sendiri begitu."

"Maksudmu? Aku menyembunyikan apa?"

"Perasaanmu?" ujar Taehyun mengira-ngira. "Ungkapkan saja jika kau cemburu seperti tadi atau mungkin jika kau merasa kesakitan agar kejadian dulu tak terulangi, beritahu aku. Kau membuatku khawatir dulu, kau tahu? Apakah itu sulit, hm?"

YoonA masih terdiam mencerna setiap untaian kata yang keluar dari bilah bibir Taehyun. Pasalnya, mengapa Taehyun tiba-tiba berkata demikian?

"Apakah aku harus jadi seseorang dalam hidupmu agar kau bisa jujur padaku? Pasalnya, aku ingin jadi salah seorang yang kau percayai, Yoon."

"Taehyun, aku masih tak mengerti ke mana arah pembicaraanmu?"

Helaan napas berat lolos dari mulut Taehyun. Benar apa kata YoonA. Sepertinya ia terlalu berbicara berputar-putar.

"Baiklah, Yoon. Dengarkan baik-baik. Aku takkan bertele-tele lagi. Intinya, aku ingin menjadi seseorang yang spesial dalam hidupmu, menjadi seseorang yang kau percayai. I mean, I want more than just friends," ungkap Taehyun pada akhirnya.  "I have crush on you—ah, I mean, I love you, Min YoonA."

Jika perlu kalian ketahui bagaimana ekspresi YoonA, alih-alih memasang wajah terharu, ia malah memasang tampang bodoh. Seolah-olah dia masih mencerna apa yang barusan ia dengar. Katakan saja memang YoonA itu lemot, Taehyun saja gemas harus bagaimana lagi untuk menyadarkan gadis di depannya ini. Apakah ia harus melakukan hal itu yang biasanya orang lain lakukan? Jika ia lakukan tanpa izin YoonA, apakah boleh? Terlebih lagi ini masih lingkungan sekolah meski sudah di tempat sepi. Sialnya, memandang wajah YoonA yang seperti itu malah membuatnya semakin gemas. Di lain sisi takutnya juga wajah pucat YoonA semakin pucat karena syok.

Singkat. Sangat singkat. Taehyun akhirnya mengecup labium sang gadis hingga sang empu akhirnya tersadarkan. Simultan gelitikan kupu-kupu di perutnya dan bersemu merah pipinya. Dia sadar apa yang dikatakan Taehyun apalagi kala lelaki itu mengimbuh untuk memperjelas semuanya. "Let me be your boyfie first. May I?"

Benar, YoonA tak bisa memendam perasaan ini lebih lama lagi. Bisa-bisa ia gila. Dia tak mau membohongi perasaannya sendiri lagi.

Anggukan kepala YoonA menjadi respons. "Uhm, yes, you may, boyfie."

YoonA kembali tersentak kala Taehyun menarik tubuhnya dalam dekapan. Tubuhnya juga malah spontan ikut membalas dekapannya.

"Terima kasih, Yoon. Kau bisa percaya padaku," ujar Taehyun. YoonA mengangguk. "Aku tahu ini tak romantis. Apa aku harus menyatakan ulang di kencan pertama kita?"

Dekapan mereka seketika merenggang.

"Oh? Kencan? Bukannya kau masih sibuk?"

"Akan kuusahakan jika tak ada jadwal yang benar-benar padat. Bagaimana?"

YoonA tersenyum lalu mengangguk. Taehyun kembali mendekapnya. Sejujurnya YoonA pun merasa nyaman, tetapi tidak untuk situasi dan di tempat seperti ini.

Seakan tahu apa pikiran YoonA, lantas Taehyun berujar, "Biarkan aku seperti ini sebentar saja. Aku lelah akhir-akhir ini."

Baiklah, tak apa jika alasannya memang membuat kondisi Taehyun lebih baik. Namun, ia tak menyangka melihat sisi lain dari Taehyun yang baru lagi. Selama itu pun, YoonA berkontemplasi. Jika Taehyun sudah menjadi seseorang yang berarti dalam hidupnya, bukankah ia harus memberikan kepercayaan padanya? Perasaannya sudah ia ungkapkan, tetapi ada satu hal lagi yang belum ia ungkap. Apakah ia ungkapkan saja padanya?[]

Klo kalian kira aku bikin chapter ini grgr cover Taehyun, jawabannya setengah bener sih ㅋㅋㅋ
Abisnya Taehyun candu bgt huaa ㅠㅠ

[100721]

—luv, ara

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top