Sinom

Sesampainya Raden Panji dan Sekartaji di Desa Cengkiran, maka terbukalah jatidiri mereka dan diketahui oleh Nyi Dhaung. Namun Candrawulan tetap berharap Nyi Dhaung menganggap mereka keluarga tanpa ada batasan.

Candrawulan dan Nyi Dhaung terlihat senang dengan akurnya keempat puteri mereka-- ketiga Klenting dan Dewi Sekartaji, yang tadinya jarang sekali bercanda.

"Lihatlah mereka, Nyi. Mereka begitu akur dan menikmati masa muda mereka. Seperti sinom yang baru tumbuh dan masih segar."

Saben mendra saking wisma

Lelana lalading sepi

Ngingsep sepuhing supana

Mrih pana pranaweng kapti

Tis tising tyas marsudi

Mardawaning budya tulus

Mesu reh kasudarman

Neng tepining jalanidhi

Sruning brata kataman wahyu dyatmika*

Candrawulan merasa bahagia tinggal bersama Nyi Dhaung, hingga dia menolak untuk kembali ke istana. Berkali-kali Raden Panji meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja, namun Candrawulan masih takut dan teringat saat dia akan dibunuh oleh orang suruhan Lokasari.

"Duh, Ibu Ratu. Orang yang hidup dalam ketakutan akan kematian tak akan bisa menikmati hidup." kata Raden Panji membujuk Candrawulan.

Setelah diyakinkan berkali-kali maka Candrawulan pun bersedia kembali ke istana bersama Raden Panji dan Dewi Sekartaji.

...

Di istana Kerajaan Kediri, Raja Erlangga beserta permaisuri terlihat gundah dengan kepergian puteranya yang tidak kunjung kembali. Raja Erlangga terus bertanya berkali-kali pada Wasesa tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun dia tidak akan bercerita apapun sebelum Raden Panji Asmarabangun kembali meski diancam kepalanya akan dipenggal sekalipun.

Wasesa begitu setia, dia juga tahu bahwa nyawanya akan baik-baik saja, karena Raja Erlangga tahu bahwa Raden Panji sangat percaya pada pemuda itu. Terbukti beliau menuruti pesan puteranya untuk tidak mencarinya.

Sejak kepergian Raden Panji, Lokasari dan Intansari sama sekali tidak berani keluar dari kamar mereka. Mereka ketakutan dan cemas jika Raden Panji benar kembali maka mereka lah yang akan celaka.

Diam-diam Lokasari berencana kabur dari istana untuk menghindari hukuman yang akan menimpanya jika semua kebusukkan terbongkar.

...

Sinom : tembang macapat yang bersifat penggambaran manusia pada masa muda.

*salah satu tembang Sinom :

Setiap mengembara meninggalkan rumah (istana)

berkelana ke tempat yang sunyi (dari hawa nafsu)

menghirup  tingginya ilmu

agar jelas apa yang menjadi tujuan (hidup) sejati

Hati bertekad selalu berusaha dengan tekun

memperdayakan akal budimenghayati cinta kasih

ditepinya samudra

Kuatnya bertapa diterimalah wahyu dyatmika (hidupyang sejati).

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top