- c h a p t e r t h i r t e e n
“I'm mysterious, so do you, Lady.”
.
.
.
PADA akhirnya kemenangan berada di tangan Dalmi. Bisa-bisanya Taehyung kalah bertarung melawan seorang gadis. Tak bohong jika harga dirinya terluka. Kendati begitu, memang ia sengaja mengalah pada Dalmi. Sebab, harga dirinya sudah lebih terluka lagi dari awal ketika ia menerima tantangan untuk bertanding dengan seorang gadis.
Sesuai kesepakatan mereka di awal pertandingan, siapa yang kalah akan mengabulkan permintaan apa yang diinginkan pemenang. Namun, entah lelucon apa jika Dalmi hanya meminta diajak ke kedai milmyeon bersama bertiga. Taehyung hanya terkekeh sadis. Jika saja Dalmi tahu ia adalah targetnya, lebih seru jika permintaannya itu membiarkannya hidup. Dengan senang hati pun ia akan mengabulkan permintaannya jika menang tadi. Sayang sekali, ia tidak tahu. Malang sekali. Terpaksa Taehyung menetapkan Dalmi sebagai target rencananya sesuai maksud dan tujuan ia datang jauh-jauh ke Busan.
Letak kedai milmyeon tidak begitu jauh dari kediaman Paman Jung, tepatnya berada di pinggir jalan lebar menuju area pantai. Menyantap mi dingin sembari menikmati pemandangan hamparan biru indah merupakan perpaduan yang cocok. Pemilik kedai milmyeon ini sangatlah cerdas memilih lokasi tempat berjualan yang sengaja menghadap ke pantai.
Tiga porsi mi dingin sudah siap dihidangkan di hadapan mereka. Aroma kuahnya yang kuat dengan aroma herbal, sudah menggelitiki penghidu. Perpaduan mi kenyal tipis dari tepung ubi jalar yang disiram kaldu daging dingin dengan rasa herbal yang kuat menciptakan cita rasa yang unik, tetapi tetap menggugah selera.
“Selamat makan!”
Tiada kata sunyi mencekik jika satu meja dengan Kai, pasti ada saja hal yang diceritakan olehnya. Taehyung tidak tahu lagi jika ia hanya satu meja berdua dengan Dalmi, rasanya pasti mengintimidasi. Tidak tahu mengapa aura Dalmi sangat kuat. Jadi, ia selalu bertanya-tanya apakah ia bisa menyelesaikan rencananya? Bukan merasa ciut, tetapi ada sesuatu yang salah dalam rencana kedatangannya ke Busan ini.
“Kautahu, Kak, kami selalu pergi ke kedai ini setiap kali habis berlatih bela diri. Persis seperti ini. Rasa lelah langsung hilang begitu saja, benar, 'kan, Kak Dalmi?”
Hanya anggukan sekenanya dari Dalmi sebagai respons, ia hanya diam saja menyantap mi dingin tanpa bicara sepatah kata pun. Gadis itu benar-benar jarang sekali berekspresi. Jika saja ia tersenyum, pasti cantik, pikir Taehyung. Namun, segera ia tepis pikiran anehnya. Aku sudah gila, tapi ada benarnya juga. Toh, memang Dalmi memang cantik karena seorang perempuan, dari luar terkesan anggun, tetapi ternyata ia seorang perempuan tangguh. Dia memiliki wajah oriental khas orang Asia Timur, tanpa kelopak mata ganda, hidung mungil yang bertengger pas di bentuk wajahnya yang kecil, dan bibir merah muda kecil yang jarang sekali tersenyum pun menarik. Taehyung memindai setiap lekuk wajahnya sampai akhirnya ia tersadar sudah terlalu intens memindai targetnya. Lekas ia alihkan pandangannya ke arah lain, lalu berdeham tanpa sebab.
“Nah, kita mau ke mana lagi kali ini?” tanya Kai antusias begitu menghabiskan semangkuk milmyeon. Seolah-olah habis diisi daya dengan penuh, ia siap kembali melanjutkan aktivitas, salah satunya bersenang-senang. “Ke pantai? Kak Taehyung sudah lumayan lama di sini, tapi belum ke sana, 'kan?”
Taehyung mau tak mau mengiyakan ajakan Kai, hitung-hitung menyenangkan adik. Begitu pun dengan Dalmi, ia mau tak mau juga diseret oleh adiknya.
Sebab Taehyung kalah dari Dalmi, ia hendak membayar semuanya. Namun, lekas ditahan oleh Dalmi. Harga dirinya merasa terluka, tetapi pasti harga diri Dalmi lebih terluka ketika ia tahu jika kekalahan Taehyung disengaja. “Biar aku yang bayar. Harusnya aku memang kalah darimu,” ujarnya berbisik seraya ia memberikan beberapa lembar won ke kasir. “Aku tahu kau sengaja mengalah dariku saat pertarungan kita karena aku seorang perempuan, bukankah begitu? Kautahu aku paling tidak suka diperlakukan seperti itu. Secara tak lantas kau menganggapku perempuan lemah. Lain kali, kita bertarung dengan adil.”
Sudah ia duga jika Dalmi mengetahuinya. Gadis itu memang tak bisa diremehkan, ia bukan seorang gadis lemah melainkan gadis tangguh. Auranya pun terasa tidak jauh berbeda dengan kakaknya, Ahn Seonggeun, terasa mengintimidasi meski hanya berdekatan saja. Namun bedanya, Seonggeun lebih menyebalkan karena ia nyalar bersifat provokatif.
Mobil SUV hitam metalik kembali menyusuri jalanan lenggang. Pantai di sana belum terjamah banyak orang selain penduduk di sana, makanya masih sepi dan belum dijadikan tempat wisata. Namun, lebih baik memang tidak dijadikan tempat wisata meski memang untung bagi penduduk di sana dengan menjajakan dagangan. Sebab, biasanya alam yang dijadikan tempat wisata menjadi tidak seasri dulu.
Tak memerlukan banyak waktu, hanya sekitar dua sampai tiga menit saja untuk mencapai pantai. Kai saja sudah keluar dari mobil dengan antusias. Padahal rumahnya dekat dengan pantai, tetapi ia seperti sudah tidak lama pergi ke pantai. Pasir putih berdesir menggelitiki telapak kaki telanjang mereka, langkah pun semakin maju mendekati tepi pantai membiarkan kaki basah disapa ombak.
Aroma laut yang khas Taehyung hirup. Sudah lama ia tak menyegarkan dan merelaksasikan diri. Di kota, ia terlalu sibuk dengan tetek bengek bisnis yang sebenarnya penuh dosa. Apalagi terakhir kali pun ia mengotori tangannya. Meski tujuan kedatangannya ke Busan pun sama, yaitu memburu target, tetapi lebih tepat ia tengah berlibur mengunjungi keluarga. Jujur saja, ia menikmatinya. Dia merasa hidup kembali, kebahagiaan dan kedamaian yang sudah lama pergi pun kembali padanya.
Netranya memandang hamparan lautan biru, pikirannya pun tampak mengawang sebab mengingatkannya pada kenangan dengan keluarganya dulu. Di mana ia masih memiliki keluarga yang hangat, di mana ia tidak tahu bisnis ayahnya seperti apa, yang ia tahu ayahnya seorang pebisnis sukses. Tak jarang mereka pun sering pergi berlibur, bahkan pantai adalah tempat kesukaan ibu mereka.
Andai mereka masih ada.
Tidak sengaja Dalmi menangkap raut muka Taehyung sedikit sendu. Tanpa Taehyung ketahui pun senyum kecil Dalmi yang jarang sekali terlihat akhirnya terpatri. Lantas gadis itu bertanya, “Kau merasa hidup kembali di sini, bukan? Apa kau berencana kembali ke Seoul? Jika aku jadi kau, aku tidak akan. Aku lebih baik memilih mengubur dalam-dalam kenangan gelap dan merangkai kenangan cerah bersama Kai di sini. Makanya, aku lebih betah di sini.”
Taehyung menoleh, memandang profil samping Dalmi yang tengah memandang lurus ke lautan. Angin menerpa surai panjang legamnya yang terurai, bohong jika Taehyung tidak terpesona meski sekian detik. Dia lelaki normal yang menyukai gadis cantik, apalagi gadis itu sosok yang tangguh. Namun, gadis yang menjadi targetnya ini harus segera dijadikan pengecualian sebelum ia jatuh lebih dalam.
Ia kembali memandang lurus, tidak mau berlama-lama memandang lamat-lamat gadis di sampingnya. Lengan yang sedari tadi menggantung bebas, ia masukkan ke dalam saku celana di masing-masing samping kanan-kiri. “Meski Paman Jung dan Kai pindah ke Amerika, kau pun masih akan tetap di sini?”
“Ya. Aku ingin hidup tenang di sini sampai akhir hayatku tiba. Mungkin, tidak akan lama.” Jawaban yang keluar dari ceruk bibir ceri Dalmi semakin buatnya penasaran. Apa yang disembunyikan gadis misterius ini? Mengapa ia sepesimis itu dalam menjalani hidup? Jika waktunya tiba, itu berarti ia akan pasrah di tangannya, tidak akan meronta ataupun meminta permohonan kesempatan hidup seperti yang selalu dilakukan para targetnya. Benar-benar tidak seru. Bukannya menjadi malaikat maut yang bengis, tetapi ia akan menjadi sosok malaikat maut baik hati yang mengabulkan permintaan sang gadis yang sudah tidak ada semangat hidup.
Di saat pikirannya berjubel dengan segala hal tentang gadis di sampingnya, sekonyong-konyong jantungnya jatuh dari rongga dada ketika Dalmi berkata, “Lupakan balas dendam. Hidup dihantui rasa bersalah dan rasa dendam hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Namun jika kau tetap ingin, lakukanlah, Dante.”
Tubuh Taehyung sekonyong-konyong kaku, ketika ia menoleh pun ia mendapati senyuman yang pelik diartikan terpatri di paras sang jelita. Pada saat itu juga, banyak pertanyaan berkecamuk dalam inti jemala. Salah satunya, apa ia tahu siapa sosok Taehyung sebenarnya dan tahu tujuan kedatangannya ke Busan?[]
—110122, ara
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top