5. Kelinci Musim Dingin

Anata No Motto Shiritai

(Aku Ingin Tahu Lebih Banyak Tentangmu)

Story by zhaErza

Naruto by Masashi Kishimoto

.

.

.

BAB V

Kelinci Musim Dingin

.

.

.

Menyusuri jalan di atas tanah bersalju, mentari bersinar dan suasana terasa sangat hangat dan ceria. Di kesibukan jalan desa, Sakura bisa melihat toko-toko yang belum sempat ia temui ketika berbelanja dengan Mikoto. Hari ini akhirnya setelah dua minggu lebih, Sakura diajak berjalan-jalah oleh lelaki berambut kelam yang merupakan bungsu dari Uchiha.

Mata melebar ketika menemukan beberapa orang yang pernah ditemuinya mengunjungi rumah Sasuke.

"Hei, Naruto! Hinata!" kedua orang itu menoleh dan Naruto lantas berlari mendekat, di sebelahnya ada Hinata dan Neji yang bejalan santai menuju ke arah merka.

Dalam batin, Sasuke merasa sebal karena secara tiba-tiba bertemu dengan si maniak ramen di jalan desa.

"Hai! Sakura-chan, akhirnya Sasu-Teme membawamu berkeliling desa. Ayo! Aku aka ikut menunjukkan tempat-tempat terkenal di Desa Konoha kami ini.

"Naruto! Kita harus belatih, jangan mengubah tujuan seenaknya." Neji mendesah, menatap malas dengan tangan yang telah bersidekap.

"Neji, ini kesempatan yang bagus!" Naruto berwajah seperti anak anjing yang ingin dielus kepalanya, berusaha untuk membujuk lelaki Hyuuga itu. Namun, sepertinya ia gagal.

Tidak ingin berlama-lama di tempat ini, Sasuke menarik tangan Sakura dan berniat pergi.

"Ayo, Sakura."

"Ah, tidak, Sasuke-kun. Aku rasa... aku ingin melihat mereka berlatih."

Laki-laki itu terdiam, terlihat berpikir dan enggan, tetapi sebelum memutuskan untuk tidak mengizinkan, Sakura sudah ikut berjalan bersama tiga orang lainnya.

Langkah riang dan canda tawa itu terhenti selama beberapa saat ketika Sakura merasakan tangannya digenggam dari belakang. Sosok itu adalah Sasuke, yang terlihat berwajah tegas agar Sakura tidak pergi menuju tempat latihan. Menatap mata sang lelaki, gadis itu menjadi canggung, tahu ada sesuatu yang sepertinya akan menjadi masalah. Entah bagaimana, bersama orang-orang ini, terkadang Sakura merasa lupa jatidirinya sebagai iblis.

Benar, jika sampai terlihat oleh pemburu, maka Sakura bisa dalam bahaya. Dan mungkin saja, saat berlatih mereka akan mengeluarkan jurus yang bisa mendeteksi keberadaan iblis. Siapa yang tahu.

"Teman-teman, mungkin lain kali saja aku melihat kalian berlatih." Sakura ikut menggenggam tangan Sasuke, dan kini berada di samping lelaki itu.

"Kenapa Sakura-chan? Ayolah, Sasuke. Jangan terlalu memonopolinya." Naruto tidak terlalu suka, ia melihat wajah Sakura yang berubah menjadi agak murung. Padahal tadi gadis itu terlihat sangat antusias.

"Aku tidak ingin Sakura terkena jurus berbahaya, apalagi kau, Naruto."

"Kami tidak akan menggunakan jurus yang akan membahayakan lawan, tentu saja karena ini hanyalah latihan." Hinata menimpali, ia juga kasihan karena merasa Sakura agak dikekang di keluarga Uchiha.

"Jurus Hyuuga sangat berbahaya ketika terkena langsung," ujar Sasuke. Mata lelaki itu terasa dingin ketika menjelaskan kepada tiga orang di depannya.

"Kami hanya berlatih taijutsu, khawatir pun tidak perlu berlebihan." Neji menjawab dengan sinis, ia merasa sangat janggal melihat Uchiha Sasuke bertindak demikian terhadap gadis. Apakah rumor itu benar, bahwa Sakura adalah gadis yang telah menakhlukkan hati Sasuke. Itu sebabnya kah si Uchiha sampai bertingkah kekanakan sepeti ini?

"Ah, aku benar-benar tidak apa-apa, Kok. Kita masih memiliki kesempatan untuk saling bersapa dan bercengkerama." Tertawa kecil, Sakura malah terlihat menyedihkan di mana Naruto dan Hinata.

Menghela napasnya, gadis itu menatap wajah Sasuke yang masih beradu tatap dengan Neji, sepertinya kedua orang yang memiliki sifat nyaris sama ini, terlihat tidak mau kalah satu sama lain. Namun, akhirnya Sasuke memberikan izin, agar Sakura ikut untuk melihat langsung latihan ketiga orang itu.

"Asalkan jangan menggunakan ninjutsu apa pun."

Alasan sebenarnya sederhana, ia tidak ingin kedua Hyuga itu menggunakan Byakugan sehingga bisa melihat aura iblis di dalam tubuh Sakura, walau tengah melemah dan disegel. Kemampuan mata itu tidak main-main, yang paling diandalkan untuk memburu iblis selain Uchiha.

"Baiklah," ucap Neji menganggukkan kepala.

Walau Sakura tidak terlalu mengerti jurus-jurus ninja pemburu, tetapi ia agak khawatir juga akan ketahuan. Maka dari itu, ia percaya atas apa yang diputuskan Sasuke, tetapi sekarang lelaki itu mengizinkan, artinya Sakura juga tidak perlu terlalu khawatir dengan masalah ini, bukan?

Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka sampai di lapangan berlatih, lapangan itu terletak di tengah hutan desa, yang sekarang berubah menjadi putih dan dikelilingi tanah bersalju.

Ada tiga tiang kayu di sana, Naruto mengingat ia pernah terikat karena kalah saing dengan Sasuke dan Sai. Tidak jauh dari sana, ada sungai yang mengalir, Naruto menatap seram karena tidak bisa membayangkan sedingin apa jika terjebur ke dalam aliran membekukan itu.

Menyisiri sekeliling, Sakura menatap pohon-pohon putih dan beberapa hewan yang sedang berkeliaran. Burung elang tengah mengudara dengan kedua sayap nan lebar. Tersenyum, Sakura memejamkan mata dan menajamkan pendengarannya, ia mendegar suara hewan yang tinggal di dalam tanah di bawah pohon. Telapak tangannya digenggam, lelaki itu mengajaknya untuk mendudukkan diri di batang pohon yang sengaja disediakan di sana.

Mata emerald menatap ketiga orang yang tengah bersiap-siap dengan antusias, Hinata membuka jaketnya dan mengenakan baju hitam berlengan panjang yang biasa ia gunakan untuk berlatih, sedangkan Naruto dan Neji bahkan sudah melakukan pemanasan karena akan bertarung satu lawan satu. Emerald sang gadis berbinar karena melihat pertarungan yang luar biasa, kedua orang lelaki itu saling bertahan dan menyerang dengan tangan kosong.

Nyaris dua jam berlalu, Sakura tiba-tiba menolehkan kepala ke arah lain , kemudian membangkitkan diri dan berlari ke arah hutan. Sasuke yang terheran pun lantas mengejarnya, hingga membuat tiga orang lainnya berhenti berlatih.

"Ada apa, Sakura?"

Dari arah yang akan mereka tuju, seekor rubah berusaha mengigit kelinci yang mencicit karena kakinya terluka. Namun, karena Sakura menakut-nakutinya, rubah pun pergi dan berlari menjauh. Alhasih, kelinci putih ditinggalkan dengan keadaan leher dan kaki berdarah.

Bola mata gadis itu melebar, merasa teramat kasihan, hingga melukai jarinya dengan ranting yang tajam dan meneteskan darah kepada kelinci tersebut. Dua tetesan pada masing-masing luka, kelinci pulih seketika dan Sakura mengapainya untuk direngkuh erat dan diberikan ciuman.

"Kelinci saljut?" tanya Naruto dan Neji yang tiba-tiba datang.

"Wah, aku tidak tahu ada kelinci salju? Ini sangat menggemaskan, bukan?" tanya Sakura dengan senyum lebar, ia menggosok-gosokkan wajahnya di rambut kelinci yang sewarna dengan salju.

"Berikan kepadaku, Sakura-chan!" seru Naruto antusias, dan lantas memeluknya dengan erat hingga si kelinci terlihat kesusahan bernapas.

"Naruto! Jangan terlalu kecang! Hei!"

Seruan Sakura sama sekali tidak didengarkan juga, karena kesal, Sakura meninju kepala lelaki itu yang akhirnya mau melepaskan si kelinci.

"Aduh!"

"Kau ini! Jangan malah membuatnya terbunuh!" gadis itu berkacak pinggang, kemudian sekali lagi mengangkat kelinci dan memberikan ciuman sebelum dilepaksan ke dalam lubang di tanah.

Dari arah lapangan berlatih, Hinata yang mengatakan akan menyusul karena membenahi pakaiannya pun terdiam dengan wajah berkeringat dingin. Gadis itu, melihat pancara aura Kyubi di tubuh Naruto dan aura iblis di tubuh Sakura.

Urat-urat pada pelipis matanya tidak akan bisa dibohongi, ia lantas kembali mengingat kenapa Sakura terlalu dikekang oleh Sasuke, bahkan tidak diizinkan untuk ikut melihat mereka berlatih, semua itu karena Sasuke tidak ingin jatidiri Sakura diketahui oleh penglihatan Byakugan.

Perlahan-lahan, pelipis berurat itu menghilang, Hinata mengerutkan alis dan memandang dengan nanar. Tidak tahu harus melakukan apa, dan bertanya-tanya kenapa iblis seperti Sakura dibawa ke Desa Konoha. Jika sampai pihak lain tahu, keselamatan gadis yang mulai dijadikan teman oleh mereka akan dalam bahaya besar.

Gadis itu tersentak, ketika merasakan putihnya salju mulai mengguyur seperti hatinya yang didera kegusaran. Tangannya menengadah, menatap butiran yang berubah menjadi air ketika tersentuh kulitnya.

Beberapa saat setelah terdiam, matanya yang lavender menatap kedatangan Sakura bersama Naruto dan yang lainnya. Gadis itu melambai dan memanggil nama Hinata, terlihat ceria dan hangat ketika berinteraksi dengan mereka.

"Hinata! Kami tadi menemukan kelinci salju!"

.

.

.

Bersambung

AAAAAAAAA!

Akhirnya bisa lanjutttt.

Semoga pada sukaa.

Dan apakah Sakura ketahuan?

huhuhu.

Jangan lupa vote dan komen, share juga yaaaa.

Salam sayang dari istri Uchiha Itachi,

zhaErza

EH BARU SADAR LUPA EDIT, YAUDAH LAH HAHAHAHAH.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top