SON OF BITCH
"Aku capek sama kamu! Aku tahu kamu selingkuhin aku! Aku tahu kamu duain aku, atau bahkan malah mentigakan aku, mengempatkan aku, or whatever! Kamu udah aku kasih kepercayaan, aku percaya penuh sama kamu. Aku nggak pernah kekang kamu, aku selalu perhatian sama kamu, aku selalu kasih semua kasih sayang aku ke kamu. Kamu penuh dengan cintaku. Tapi coba apa balasannya? Kamu gila! Kamu nggak waras! Aku muak sama sikapmu! Kamu selalu kekang aku, kamu selalu melarang aku untuk berinteraksi dengan teman-temanku, sampai-sampai aku hidup sendirian, benar-benar sendirian, cuma punya kamu. Ashole!"
"Aku sebenernya udah dari lama curiga sama kamu. Memang bodohnya aku, mau-maunya aku percaya sama kata-katamu, 'aku janji akan berubah demi kamu, aku bakal setia sama kamu, aku cinta sama kamu. Please, terimalah cintaku.' It's a big bullshit! Aku memang bodoh karena percaya sama tukang selingkuh kayak kamu! Busuk!"
"Bisa-bisanya kamu menodai kepercayaan aku! Bisa-bisanya kamu nggak hargai cinta kasihku. Gini caramu membalas cinta kasih yang selama ini aku berikan utuh buat kamu?! Rubah licik! Bisa-bisanya aku kemakan bujuk rayuan mulut busukmu itu!"
"Kamu salah kalau anggap aku bodoh. Aku sangat tahu bagaimana caranya tracking semua kegiatanmu. Aku tahu kalau kamu punya banyak akun yang berbeda di sosial media, di Twitter kamu punya dua akun, di Instagram kamu punya tiga, di Facebook kamu punya dua akun, bahkan di Whatsapp, di Line, kamu punya dua akun! Bangsat! Koleksi kok cinta! Koleksi kok hati manusia! Kamu pikir hati manusia itu gantungan kunci yang bisa seenaknya kamu koleksi, ha?! Ngotak dong!"
"Aku bener-bener muak sama sikapmu! Aku bener-bener udah capek! Selama ini aku coba buat kuat-kuatin, siapa tahu kamu beneran bisa berubah karena aku. Tapi nyatanya, dua tahun aku kuat-kuatin, dan dua tahun juga kamu selingkuhin aku dengan banyak perempuan, mulai dari yang muda sampai yang tua. Kamu gila! Holly crap!"
"Jangan pernah hubungin aku lagi, jangan pernah temui aku lagi, karena aku nggak akan pernah mau dengerin ocehan mulut busukmu itu, aku nggak akan pernah lagi mau berhubungan dengan manusia sinting kayak kamu, aku nggak akan pernah lagi mau ketemu sama kamu! Pergi jauh-jauh dari hidupku, jangan pernah usik aku lagi! Makasih buat dua tahun masa suram, makasih karena setidaknya dua tahun itu kamu--sedikit ada buat aku, makasih karena pernah hadir dalam hidupku--dan memberikan aku pelajaran yang berharga. Makasih. Sekarang, kita putus! Bye!"
Setelah berbicara panjang kali lebar dengan sekali tarikan nafas, akhirnya panggilan telepon itu diakhiri juga. Karina menghela nafas, menggelengkan kepala, menatap nanar ponselnya sebelum akhirnya dilemparkannya ponsel itu ke atas kasur.
Karina membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar. Tidak terasa setitik air keluar dari matanya. Perempuan berambut pirang itu menangis. Dia menarik bantal yang letaknya tidak jauh dari jangkauan, lalu menutup wajahnya dengan bantal itu. Kemudian, Karina berteriak sekencang-kencangnya.
Karina menangis. Dia sedang berkabung. Bukan, bukan karena kandasnya hubungannya dengan sang kekasih, namun lebih kepada berkabung karena selama ini dia terlalu bodoh dan tidak mau berpikir rasional. Karina sudah tahu dari lama, tapi dia memilih untuk diam dan mencoba mempercayai kalau kekasihnya--mantan--bisa berubah, tapi nyatanya? Bom waktulah yang bertindak. Karina sudah muak, dia sudah lelah. Terlalu banyak kebohongan dalam hubungan yang sudah terjalin selama dua tahun itu. Kasian.
"Nggak ada lagi yang bisa diselamatkan dari hubunganku dengan dia. Aku harus menerima bahwa hari ini aku terluka--untuk kesekian kalinya." gumamnya.
==
Sedang di tempat lain. Seorang perempuan mengerjapkan matanya menatap tidak percaya kearah benda kotak yang barusan dia tempelkan ke telinganya. Perempuan berambut bob itu masih mencoba mencerna informasi yang baru saja dia dengar.
"What the hell it's that?!" gumamnya.
Lalu seorang perempuan lain--dengan gaya androgynynya--keluar dari kamar mandi, dia mengusap-usap rambutnya yang basah karena air. Perempuan bergaya androgyny--yang mirip seperti Nabila Putri--itu menghampiri perempuan berambut bob yang sekarang sedang menatap kearah perempuan di hadapannya.
"Kenapa sayang? Kok kamu kayak abis dimaki-maki orang?"
Tidak ada yang tahu, mereka baru saja selesai melakukan "sunnah rosul", perempuan berambut bob itu bahkan masih belum berpakaian, dia hanya mengenakan underwear Calvin Klein-nya.
"Katakan padaku kalau kamu benar-benar single. Katakan padaku kalau aku memang hanya milikmu satu-satunya."
"Ha? Apa maksudmu? Kenapa kamu tiba-tiba tanya kayak gitu?"
"Just say it, Laluna! Say it kalau aku satu-satunya yang kamu cinta!"
Perempuan bergaya androgyny yang dipanggil Laluna itu mendekatkan diri pada perempuan berambut bob, Laluna mencoba untuk memeluk kekasih--kesekian--nya.
"Sandy, kamu kenapa?"
Perempuan berambut bob yang dipanggil Sandy itu menepis tangan Laluna. Seketika dia tidak mau bersentuhan dengan Laluna--kekasihnya.
"Pembohong!"
Sandy--dengan masih dilingkupi amarah--turun dari ranjang, dan memunguti pakaiannya. Dia memakai pakaiannya satu per satu.
"Kamu mau kemana, babe? Katanya kamu mau menginap di tempatku?"
Tanpa dosa dan tidak tahu apa-apa, Laluna kembali mencoba mendekati Sandy, Laluna kembali ingin memeluk Sandy. Tapi lagi-lagi, Sandy tidak mau bersentuhan dengan Laluna.
"Sekali lagi kutanya padamu, tolong jawab dengan jujur. Apakah aku adalah satu-satunya yang kamu cinta?"
Laluna mengangguk, mantab. "Of course, babe! Kamu adalah satu-satunya yang ada di hati aku, kamu satu-satunya yang aku cinta. Kamu nggak percaya akan besarnya cintaku padamu?"
"Enough! You're full of shit! We're done!"
"Maksud kamu apa? Done gimana?"
Tubuh Sandy sekarang sudah tertutup dengan pakaian casual-nya. Setelah memakai white sneakers, dia berdiri, mendekati Laluna.
"Kita putus!"
Belum sempat Laluna mengomentari perkataan Sandy, tangan Sandy sudah terlebih dahulu landing ke pipi kanan Laluna.
"Kok kamu nampar aku, sih? Salahku apa coba? Kayaknya sebelum ini kita baik-baik aja deh, bahkan beberapa menit yang lalu kita baru aja selesai having fun. Tell me, what's wrong?"
Kembali tamparan keras landing ke pipi Laluna, sekarang landing ke pipi kirinya.
"Enough! Aku tahu aku bukan satu-satunya di hati kamu. Mungkin aku adalah nomor yang kesekian. Pokoknya, aku mau kita putus! Aku nggak akan pernah mau jadi selingkuhanmu! Kalau mau cari selingkuhan, cari aja yang lainnya! Aku terlalu berharga untuk menjadi selingkuhan. Oh, bodohnya aku karena terbujuk rayu mulut busukmu! Benar kata kekasihmu--yang entah yang keberapa--kamu memang busuk! Son of bitch!"
"Apa maksudmu? Aku nggak ngerti."
"Sudah kubilang, enough. Nggak usah berlagak bego. Kita selesai sampai disini, jangan pernah hubungin aku lagi, jangan pernah temui aku lagi! Kita putus!"
Tanpa mau mendengar komentar dari Laluna, Sandy menyambar waist bag-nya, dan pergi begitu saja. Sesampainya di ambang pintu, Sandy mengurungkan niatnya untuk membuka knop pintu, dia berbalik badan, menatap Laluna yang saat ini tersenyum, mungkin dia merasa Sandy sedang memberikan prank atau semacamnya.
"Ohya lupa. Tadi pacar kamu nelpon, terus aku angkat. Dia bilang, dia minta putus. Dia pacar kamu yang udah menjalin hubungan selama dua tahun sama kamu. Hebat ya. Tolong jangan hubungin, dan temui dia lagi. Dan kayaknya kamu perlu ketemu psikiater deh. Begitu pesannya. Bye!"
Setelah itu, Sandy benar-benar pergi dari hadapan Laluna. Dia membanting pintu apartemen Laluna dengan sekuat tenaga.
Sedang di dalam apartemen, Laluna menghela nafas kesal. Dia terduduk di atas ranjang.
"Shit!" gumamnya.
Kembali, Laluna menghela nafas. Lalu dia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Setelah itu, dia membuka aplikasi Line. Laluna men-scroll nama kontak di aplikasi Line-nya. Tangannya berhenti men-scroll ketika menemukan nama orang yang ingin dia hubungin saat ini.
Dengan tanpa dosa, Laluna mengirimkan pesan kepada Grace--dengan emoticon love dibelakang nama.
Laluna: Grace cintaku, sayangkuuuuu. Aku kangeeeeeen bangetttt niiiiih. Aku main ke tempatmu yaaaa, sayaaaaang? : (
Selesai mengetik, kemudian, Laluna mengklik tombol "send".
===
-Selesai-
.
.
.
.
.
P.S: Jangan emosi, tarik nafas-buang-tarik-buang. :)))))
P.S.S: Stay safe n healthy!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top