Perfect 2 Me (End)
Sejak pertemuannya dengan perempuan bernama Kalani, Mina menguatkan tekadnya untuk tidak menjadi orang yang menyedihkan. Mina mulai memperbaiki hidupnya. Mina mulai menerima dirinya yang memiliki fisik "kurang baik". Mina mulai merawat dirinya, mulai mengurangi lemak dalam tubuhnya.
Hubungannya dengan Kalani juga semakin erat. Tidak jarang mereka menghabiskan waktu bersama. Dan tidak jarang juga Kalani membantu Mina untuk melawan orang-orang yang membully Mina.
Dan siapa sangka, kedekatan mereka menimbulkan sebuah percikan cinta yang tidak bisa dipungkiri lagi. Baik Kalani maupun Mina sama-sama mengerti jika mereka memiliki rasa yang sama. Namun, diantara mereka tidak pernah ada yang benar-benar mengatakan rasa cinta mereka satu sama lain.
"Terimakasih ya karena kau sudah mau menjadi temanku, Kalani."
Saat ini Mina sedang berada di apartemen Kalani. Mina memang sengaja menghabiskan malam pergantian tahunnya bersama dengan Kalani. Seharusnya, malam ini Mina berada di kantor untuk merayakan acara pergantian tahun bersama dengan orang-orang kantor. Tetapi, Mina absen--seperti sebelum-sebelumnya--karena yah, Mina memang tidak suka berada diantara orang-orang toxic.
"Iya, sama-sama. Aku juga berterimakasih padamu karena kau sudah mau jadi temanku."
Mina tersenyum. Kalani memberikan segelas white wine untuk Mina, yang diterima dengan baik oleh Mina.
"Tetapi sebenarnya, orang-orang yang tidak mau berteman denganmu itu adalah orang-orang bodoh. Kau itu penuh dengan bakat. Suaramu merdu, permainan pianomu bagus. Rugi sekali mereka tidak bisa melihat kelebihanmu itu."
Kalani duduk berdampingan dengan Mina. Mina tersenyum, lalu meminum white wine-nya.
"Ah, kau bercanda. Aku tidak memiliki bakat. Malahan, kau yang lebih berbakat daripada aku."
Kalani menggeleng. Dia meletakan gelas white wine-nya ke atas meja kecil di hadapan mereka.
"Jangan suka membandingkan seperti itu, Mina. Aku serius, kau itu berbakat. Seharusnya kau harus lebih sering memperlihatkan kelebihanmu itu, supaya orang-orang berhenti mengolok-olokmu."
Mina menundukkan kepalanya. Perkataan Kalani berhasil membuat pipi Mina menghangat. Kalani memang sering membuat pipi Mina menghangat dengan perkataan dan perlakuannya. Selain Mina menyukai Kalani karena kepribadiannya, Mina juga suka dengan perlakuan lembut Kalani. Sebelumnya, Mina tidak pernah mencintai seseorang begini dalamnya.
"Dan lagi, kau tidak boleh sering-sering menundukkan kepala. Kau itu cantik. Kalau kau sering menundukkan kepala, orang-orang tidak akan pernah bisa melihat kecantikanmu."
Mendengar perkataan itu, reflek Mina mendongakkan kepala. Kalani benar-benar memiliki kekuatan yang begitu magis sehingga Mina tidak bisa mengendalikan senyumannya.
Lagi-lagi, untuk kesekian kalinya, Kalani telah mencuri hati Mina.
**
Dari sekian banyaknya pagi yang telah dilalui Mina, pagi ini adalah pagi terbaik untuknya. Mungkin juga untuk perempuan yang masih terlelap di sampingnya. Malam kemarin, Mina dan Kalani menghabiskan waktunya dengan canda dan tawa. Mereka bercerita tentang banyak hal. Ketika count down pergantian tahun dimulai, mereka keluar dari apartemen untuk menikmati momen pergantian tahun di atas balkon.
Dengan ditemani gemerlapnya malam dan suara petasan. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, yang jelas bibir mereka sudah saling menikmati satu sama lain. Tidak ada dari mereka yang ingin melepaskan. Mereka selayaknya seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Di malam pergantian tahun itu, cinta mereka melebur jadi satu. Tidak ada lagi yang menyadari bahwa jenis kelamin mereka sama. Yang mereka sadari hanyalah cinta mereka saling berbalas.
"Selamat pagi, Kalani."
Mina tersenyum melihat Kalani yang sudah bangun. Kalani mengerjapkan matanya pelan, dia tersenyum ketika melihat Mina yang berbaring menyamping di sampingnya, di atas ranjangnya, sedang tersenyum.
Jika boleh mengatakan dengan lantang, Kalani akan mengatakan bahwa pagi ini adalah pagi terbaiknya. Pagi dimana dia terbangun dengan pemandangan yang tidak pernah dia sangka-sangka.
Tangan Mina terulur untuk mengusap-usap pipi kanan Kalani. Kalani tersenyum, dan meraih tangan Mina yang berada di atas pipinya. Diarahkannya tangan Mina ke depan bibirnya untuk dikecupnya. Mina tersenyum, dan balik melakukan seperti apa yang dilakukan Kalani.
"Aku mencintaimu, Kalani."
Kalani tersenyum dan membalas. "Aku juga mencintaimu, Mina."
Mereka saling bertatapan, sebelum bibir mereka kembali mendekat untuk saling merasakan dan melupakan morning breath.
Setelah beberapa jenak mereka saling merasakan satu sama lain. Mina memundurkan wajahnya, kembali mengusap pipi Kalani dengan tangan kirinya.
"Kau tahu, Kalani? Dulu bagiku sempurna itu adalah ketika tidak ada jerawat, tidak ada lemak yang bertumpuk di dagu, bertubuh tinggi semampai, tidak pendek, langsing. Bagiku sempurna itu adalah tentang penampilan fisik. Tetapi setelah bertemu denganmu, aku menjadi sadar. Sempurna itu tidak melulu tentang penampilan fisik. Kau, Kalani, adalah definisi sempurna bagiku."
Mina mendekati Kalani, dan memberikan kecupan pada kening Kalani. Sedang Kalani tidak bisa menyembunyikan senyuman bahagianya. Dahulu sekali, Kalani pernah memikirkan, apakah dia akan menemukan orang yang benar-benar mencintainya atau tidak, mengingat kondisi fisiknya yang "tidak sempurna". Tetapi setelah bertemu dengan Mina, Kalani menyadari bahwa cinta itu memang ada. Cinta itu memang nyata.
Hening sejenak menghampiri Kalani dan Mina yang saling pandang. Orang-orang yang melihat cara Mina memandang Kalani pasti akan merasa iri dan menginginkan sesosok orang seperti Mina. Pandangan Mina penuh kasih, cinta dan pemujaan. Seperti Kalani itu adalah artefak yang perlu dijaga, dirawat dan diberi cinta.
"Bagiku dulu, sempurna itu adalah ketika aku memiliki kedua kakiku. Ketika aku bisa melenggak-lenggok sempurna di atas ice rink." Kalani berhenti berbicara untuk sejenak memandang Mina. Mina tersenyum. Dan Kalani melanjutkan kalimatnya. "Tetapi kini aku sadar, perfect to me adalah ketika dicintai olehmu, Mina. Meski orang-orang menganggap kau tidak sempurna, tetapi bagiku kau sempurna. Cintamu itu terasa sempurna untukku."
Dua insan itu sama-sama tersenyum. Secara bersamaan, Kalani dan Mina mendekatkan wajah mereka. Kembali, bibir mereka saling menyatu, saling merasakan satu sama lain. Seolah-olah esok hari tidak ada.
Dari yang awalnya mereka tidak saling mengenal, semakin lama mereka saling mengenal, dan menyadari bahwa sempurna itu tidak melulu tentang fisik. Sempurna itu adalah ketika bisa menerima diri sendiri sebagaimana adanya, tidak peduli dengan apa kata orang tentang fisik masing-masing, yang terpenting adalah dapat menerima apa adanya diri sendiri dan pasangan.
Kalani dan Mina yang menjadi satu kesatuan adalah definisi sempurna. Kalani maupun Mina memang tidaklah sempurna, tetapi satu hal, cinta mereka sempurna. Mereka saling melengkapi. Mereka saling mencintai tanpa memandang fisik mereka satu sama lain. Ketidaksempurnaan mengajari mereka akan kesempurnaan hidup ini, yaitu saling mencintai.
*****
Finito.
.
.
.
Cerita ini tercetus ketika saya mendengarkan lagu "Perfect To Me"-nya Anne Marie. Dan cerita ini ditulis di tahun 2019 bulan September.
Jadi, apa makna sempurna bagimu?
Kalau saya ditanya, jawaban saya, perfect to me itu tentang mencintai diri sendiri, kebahagiaan, dan kedamaian hidup.
Ohya, mencintai diri sendiri itu penting loh. Jadi, sudahkah kau mencintai dirimu sendiri?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top