Perpisahan

Maaf banyak typo🤗😁😂
Happy reading

"So Eun... maaf kita harus akhiri
hubungan ini." Kim Bum menatap perempuan di depannya dengan sesal. So Eun menghentikan acara memotong steak-nya. Dipandangnya Kim Bum tidak percaya.

"Hahaha oppa kau sedang bercandakan? Apa kau ingin memberi kejutan untuk anniversary kita yang ke 7 tahun? Kita bukan anak kecil lagi, kau ini... aiisshh jinja," ujar So Eun tersenyum menganggap bahwa itu hanya lelucon sang kekasih.

Meski di dalam hatinya rasa takut mulai menghantuinya.

"Aku serius So eun, kita akhiri sampai disini," tegas Kim Bum.

So eun menatap mata Kim Bum tidak percaya, orang yang selalu ada bersamanya selama 6 tahun belakangan ini ingin berpisah darinya?

Bahkan So Eun sudah merencanakan kehidupan masa depannya dengan pria jangkung ini.

"Tapi kenapa?" lirih So Eun dengan tatapan sendu. Hatinya seperti di tikam beribu pisau. Bahkan berbicara saja ia tak sanggup. Rasa sesak di dadanya membuat suaranya tercekat. Apakah ini mimpi? Jika benar, siapa pun tolong bangunkan So Eun dari mimpi buruk ini.

"Aku sudah memiliki seseorang yang akan menjadi calon istriku," kata Kim Bum.

Deg.

So Eun menatap kosong pada Kim Bum. Segampang itukah ia mengatakan bahwa sudah memiliki kekasih baru? Apa selama ini So Eun berarti untuknya? So Eun tersenyum kecut, apa bedanya Kim Bum dengan lelaki brengsek di luar sana?

"Jadi apa arti dari kebersamaan kita selama ini? Apa aku hanya pelampiasanmu saja?" So Eun berusaha menahan cairan bening yang siap menetes. Tidak... ia harus kuat,ia tidak boleh terlihat lemah di depan Kim Bum.

"Anggap saja seperti itu, aku tidak bisa lagi mempertahankan hubungan ini. Aku merasa tersiksa jika harus berbohong padamu. Rasa bersalah terus menghantuiku, jadi lebih baik kita sudahi sampai disini." Air mata yang sedari tadi So Eun tahan akhirnya turun tanpa ia sadari.

So Eun menundukan kepalanya menyembunyikan wajah sedihnya dari kim bum. Melihat So Eun yang terpuruk Kim Bum hanya memejamkan matanya,tangannya mengepal erat menahan emosi yang siap meledak. Ia juga merasakan sakit hati yang So Eun rasakan.

"Oppaa...,"gumam So Eun membuat Kim Bum mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Maafkan aku," ujar Kim Bum sebelum beranjak dari tempat duduknya. Lelaki yang menyandang status 'mantan' kekasih So Eun itu  pergi dari restaurant. Meninggalkan So Eun yang masih berduka dengan keputusan sepihak dari Kim Bum.

So Eun berharap sekarang adalah bulan April, tapi sayang bulan April masih 2 bulan lagi. So Eun mencoba mengingat tanggal istimewa lainnya, tapi percuma tidak ada hari istimewa untuk bulan ini.

"BERHENTI!! selangkah lagi kau berjalan aku bersumpah akan melupakan dirimu dan semua kenangan kita. Aku akan menganggap kita tak pernah kenal satu sama lain," ancam So Eun.

Langkah Kim Bum sempat terhenti sampai akhirnya ia kembali melangkahkan kakinya untuk keluar restaurant tanpa menoleh sedikit pun pada So Eun.

Cuaca dingin bulan Februari menambah dinginnya hati wanita cubby itu.

So eun menangis mencang tak perduli jika orang-orang akan mengejeknya atau iba padanya yang baru saja diputusi sang kekasih. So Eun hanya ingin melampiaskan emosinya dengan menangis.

#####

Di bandara Internasional Incheon 4 orang lelaki beda usia sedang mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang akan menjemput mereka lengkap dengan koper di masing-masing tangannya.

"Onew hyung apa kau sudah memberitahu noona kalau kita pulang hari ini?" tanya Taemin yang mulai bosan menunggun.

Onew berpikir sejenak, setelah itu ia hanya tersenyum lebar.

"Hehe aku lupa," celetuknya membuat Minho,Key dan Taemin  mendengkus kesal.

"Yaaakk Onew hyung, kenapa kau tidak mengatakannya sedari tadi? Untuk apa kita menunggu berjam-jam jika orang yang kita tunggu tidak tahu kepulangan kita?" Minho angkat bicara. Lelaki berkarisma itu sudah pegal sedari tadi berdiri melihat kesana kemari mencari noona-nya yang mungkin sedang asik dengan dunia mimpinya. Mengingat hari sudah larut malam.

"Sebelum naik ke pesawat, aku ingin mengirim pesan pada noona, tapi ponselku mati, jadi bukan sepenuhnya salahku," kilah Onew membela diri.

"Jadi ini salahnya ponsel Onew hyung yang  mati," celetuk Taemin.

"Sudahlah biar aku saja yang menghubungi noona." Key mengutak-atik ponselnya mencoba menghubungi seorang wanita yang dipanggilnya noona. Tapi sayang tidak ada respon sama sekali.

"Bagaimana?" koor Taemin,Onew dan Minho.

"Tidak ada jawaban," sahut Key yang masih menatap ponselnya. Raut wajah lelah terlukis dari wajah tampan mereka.

"Kita gunakan taksi saja" usul Taemin dengan mata berbinar, seolah menemukan berlian di toko emas.

"Kau yang bayar!" Mereka bertiga meninggalkan Taemin yang sedang berpikir.

"Aku yang bayar?" Taemin yang menyadari dirinya ditinggal hanya bisa berteriak tak jelas.

"Yaakk hyung aku bahkan tidak punya uang sepeser pun,yaaakk tunggu aku, kau tidak mau adikmu diculik disini,'kan? Hyung... tunggu!" Taemin berusaha mengejar ketiga kakaknya yang berjalan cukup jauh.

###
"Aahhhhh." So Eun mengusap pelan bibirnya.

Ini sudah botol soju ke 4 yang ia habiskan malam ini. So Eun tidak peduli lagi dengan keadaannya sekarang, yang ada di pikirannya hanya Kim Bum dan Kim Bum.

"Kenapa kau meninggalkan aku? Apa kau bosan? Apa kau tidak mencintaiku lagi?" gumam So Eun sesekali mengusap air matanya yang menetes.

So eun mengambil beberapa lembar won dari dompetnya dan berlalu dari tempat makan itu. Setelah insiden di Restaurant so eun pergi ke tempat makan pinggir jalan yang kebetulan masih buka mengingat ini sudah hampir larut malam. Mungkin dengan minum bisa membuat ia lupa akan sakit hatinya. Tapi ia salah,ingatan akan Kim Bum semakin melekat di kepalanya.

So eun berjalan sempoyongan, kepalanya benar-benar sakit. Sekarang ia menyesal melampiaskan amarahnya pada minuman beralkohol. So eun menghentikan langkahnya tepat di sebuah taman, tempat pertama kali ia dan kim bum berkencan.

Tidak So Eun harus melupakan Kim Bum, ia tidak boleh mengingatnya lagi, pria itu sudah mengingkari semua janjinya pada So Eun.

So Eun duduk di sebuah kursi taman. Saat ia melamun rintik hujan mulai turun membasahi kota seoul.

"Kenapa nasib ku malang sekali? Aaarrhhhh, bahkan langit seolah sedang mengejek ku," racau So Eun seperti orang gila. So Eun menangis  kencang  suasana taman yang sepi membuatnya lebih leluasa bertingkah sesuka hati.

Rintik hujan mulai turun, So eun merasakan hawa dingin menusuk kulit mulusnya. Ia bahkan tidak mengenakan jaket saat ini.
Kepala So Eun semakin berdenyut,membuat kesadarannya mulai berkurang. So eun berusaha tetap terjaga saat sakit kepalanya terus menyerang, perutnya terasa mual dan terus bergejolak.

Sebelum kesadarannya menghilang sebuah jaket hangat membalut tubuh mungilnya bahkan ia tidak merasakan lagi rintik hujan yang turun. Bau parfum maskulin tercium dari hidungnya. Aroma yang sangat menenangkan, seketika mual yang ia rasakan menghilang.

So eun berusaha mengangkat kepalanya. Seorang pria berada dihadapannya dengan senyum manis.

"Hai" sapa pria itu, bukan satu pria tapi ada 3 pria lain yang berada di belakangnya lengkap dengan payung hitam di tangan mereka dan tak lupa senyum lebar menghiasi wajah tampan mereka.

Apa mereka malaikat? Denyutan di kepala So Eun semakin menggila. Dia membutuhkan kasur empuk di rumahnya saat ini.

So Eun berusaha mengumpulkan ingatannya "Siapa kalian?" Belum sempat so eun mendengar jawaban dari pria itu, kegelapan sudah merenggut kesadarannya.

Tbc

Terimakasih sudah membaca
Salam
Madiani_shawol

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top