Kembali
Dari pagi hingga siang hari so eun hanya berada di kamarnya, waktu sarapan pun ia lewatkan begitu saja. So eun hanya ingin sendiri sekarang entahlah sampai kapan ia membutuhkan waktu untuk menata kembali hatinya yang retak atau mungkin sudah hancur sejak semalam.
Key, Taemin Onew dan Minho sudah berusaha membujuknya tapi tetap tidak bisa. Mungkin so eun benar-benar ingin menyendiri untuk saat ini.
"Jadi seperti itu kejadiannya,?" ujar Minho setelah mendengar cerita dari Onew. Sekarang Key bahkan ingin menemui pria yang membuat kakaknya patah hati, ingin sekali ia membuat perhitungan pada pria itu. "Noona sangat mencintai namja itu, waktu noona mabuk ia terus saja meracau memanggil nama Kim Bum. Tapi lelaki itu malah meninggalkannya" ujar Taemin geram.
"Yaaa Taemin berarti pria itu bukan pria yang baik kita harus mencari tahu tentang kim bum itu" Minho mulai serius dengan topik pembicaraan kali ini,jelas saja Ini menyangkut kakak tersayang mereka jadi siapa pun yang menyakiti so eun harus menghadapi mereka dulu. Biar lah orang mengatakan mereka terlalu posesif pada so eun. Mereka tak akan perduli selama so eun bahagia dan tak tersakiti.
"Bagaimana jika kita mencarikan noona kekasih baru" usul taemin yang dihadiahi pukulan oleh Onew.
"Apa salah ku siapa tau noona bisa berpaling dan melupakan pria itu" Taemin mengusap kepalanya yang sakit akibat jitakan Onew.
"Tidak itu ide buruk,kau ingin menjodohkan noona dengan siapa?" Onew angkat bicara.
"Pria yang kemarin mengirimi noona pesan bukankah pira itu cukup tampan" Taemin tersenyum dengan ide briliantnya.
"Song jae rim maksudmu? Aku tidak setuju. Kemarin Aku sudah membalas pesan pria itu dan mengatakan jika noona sudah punya kekasih. Mana mungkin pria itu mau mendekati noona lagi setelah di tolak sebelum menyatakan cinta" ujar Key panjang lebar. "Jadi—Key,Minho dan Taemin saling beradu pandang, senyum manis terukir dari bibir mereka masing-masing seolah mereka memiliki pikiran yang sama—Onew hyung sepertinya kami membutuhkan bantuanmu lagi" ujar mereka. "Waaee? Kenapa aku?" Onew yang di pandang seperti itu berusaha waspada, perasaan Onew sudah tidak enak. "Karena kau yang datang ke pesta bersama noona" ujar Key polos
Onew hanya menghembus nafas panjang, sepertinya ia akan sulit menolak permintaan Kim bersaudara.
"Baiklah, tetapi jangan merencanakan sesuatu yang aneh-aneh"
"Kau tenang saja" ujar Minho. Hari itu mereka habiskan dengan menyusun rencana entah apa yang akan mereka lakukan. Hanya mereka yang tahu.
###
Pagi menjelang semua orang mulai disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing setelah libur di hari minggu. So eun baru saja memasuki ruang kerjanya yang sialnya satu lantai dengan kim bum—karena so eun adalah sekertarisnya—. Meskipun ia enggan untuk datang ke kantor pagi ini tetap saja ia harus profesional, banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan. Belum sempat so eun menghidupkan komputernya tuan Park —sekertatis pribadi kim bum —datang menemuinya. So eun berdiri dan membungkukkan badannya, meski So Eun sangat akrab dengan tuan Park So Eun tetap harus menghormatinya sebagai atasanya jika di kantor.
"So eun~si hari ini kau akan menemani tuan Kim rapat di luar kota"
"Mwoo kenapa aku? Biasanya anda yang menemani tuan kim"
"Aku tidak bisa hari ini, tuan Kim Sang Joon memberiku tugas lain. Kau tahukan sebentar lagi tuan kim.." Tuan park tidak melanjutkan ucapanya saat melihat raut sedih di wajah So Eun. "Sudahlah kau pasti bisa, jika kau terus menghindar kau akan makin tersiksa" So Eun memandang tuan Park, lelaki di depannya ini sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. "Baiklah aku tidak akan bisa membantah perintahmu,kapan aku harus pergi?"
"Setelah istirahat makan siang,—tuan park menepuk bahu So Eun berharap bisa menyalurkan sedikit semangat untuknya— berjuanglah" tuan Park berlalu dari ruangan So Eun.
###
"Kau terlalu memaksanya" Kang Sena—ibu kim bum— memandang tuan Kim Sang Joon dengan tatapan marah.
"Sudah sepantasnya dia melakukannya,ini demi perusahaan dan nama baik keluarga kita"
"Kau tidak pernah memikirkan perasaannya? Apa kau sama sekali tidak perduli dengan Kim Bum?" Sena menatap Sang Joon garang, ini pertama kalinya ia semarah ini. Jelas saja pernikahan itu bukan hal yang main-main.
"Pokoknya aku tidak setuju, pernikahan ini harus di batalkan" lanjut Sena. Sena menegaskan setiap kata-katanya berharap sang suami mengerti akan kemarahannya saat ini.
"Hahahaha siapa dirimu yang bisa mengaturku, terserah apa yang kau katakan aku tidak peduli pernikahan ini akan tetap terjadi" kukuh tuan kim.
"Dia anakku, aku yang lebih tau bagaimana perasaannya bukan dirimu"
Sena pergi meninggalkan ruangan itu dengan kesal.
"Aku tahu dia adalah anakmu,bukan anakku" gumam Sang Joon setelah Sena keluar ruangannya. Raut wajah tegasnya tak sedikit pun berubah setelah isterinya marah-marah. Tak ada penyesalan dalam hatinya.
###
Sena pergi ke lantai 10 dimana ruang kim Bum berada.
"Selamat pagi nyonya, ada yang bisa saya bantu" sapa So Eun dengan senyum ramah. Sena menatap So Eun lekat dan tersenyum. "Kau yang bernama kim So Eun?" So Eun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Cukup kaget ketika orang asing mengetahui namanya. Sena tersenyum lebar saat So Eun terlihat canggung.
"Aku Kang Sena, ibu kim Bum. Lain kali kita harus makan siang bersama ok".
"Ba...baik" so eun benar-benar gugup. Bagaimana ibu kim Bum tahu namanya? Sedangan ia tidak pernah sekali pun bertemu dengan Sena sebelumnya. Selama pacaran Kim Bum tak pernah membicaran masalah keluarganya begitu pula dengan So Eun. Mereka terlalu menikmati masa-masa pacaran untuk mengenal satu sama lain.
###
Istirahat makan siang So Eun di temani Hyuni teman sekantornya yang dulu juga teman kuliahnya, mereka makan di restaurant dekat kantor .
"Jadi nanti kau akan pergi dengan tuan kim?" So Eun menganggukan kepalanya sebagai jawab pertanyaan Hyuni, ia menceritakan semua masalahnya pada Hyuni. So Eun memang tidak bisa menyembunyikan masalah pada temannya ini.
"Apa yang......" belum sempat so eun menyelesaikan kalimatnya handphone nya berbunyi.
"Halo"
"Aku tunggu di parkiran kantor,cepatlah"
Tuutt....tuutt...
Belum sempat so eun menjawab panggilannya sudah terputus.
"Aiisshh dia ini membuatku kesal saja" dumel so eun
"Siapa?" So eun mengalihkan pandangannya pada Hyuni
"Kim bum. Aku harus pergi sekarang, dia sudah menungguku"
"Semangat So Eun kau pasti bisa" ujar Hyunie menyemangati So Eun. So Eun hanya tersenyum dan berlalu dari restaurant itu.
###
Sudah 15 menit So Eun dan Kim Bum dalam perjalanan menuju kota Suwon, tapi sejak tadi tidak satu kata pun yang terucap dari keduanya.
Keadaan di dalam mobil benar-benar hening ,mereka hanyut dalam pikiran masing-masing. So eun melirik kim bum yang sedang menyetir sebenarnya ada sesuatu yang ingin ia tanyakan tapi ragu untuk menyampaikannya. Satu jam perjalanan mereka hanya habiskan dengan keheningan.
Kim bum memarkirkan mobilnya di sebuah Hotel mewah dengan campuran gaya tradisional . Kota Suwon memang terkenal akan kebudayaan dan teknologinya. Bisa kita lihat di antara gedung-gedung pencakar langit yang ada di kota ini ada beberapa bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. Seorang pelayan mengantarkan Kim Bum dan So Eun ke ruang meeting yang begitu luas.
Meskipun lelah setelah perjalanan So Eun tetap menampilkan presentasi terbaiknya di depan para investor.
###
Angin malam berhembus lembut membelai wajah cantik kim So Eun. Saat ini so eun berada di balkon kamar tempatnya menginap. Bukannya mereka tidak mempunyai cukup uang untuk menyewa hotel tapi karena tempat ini sangat strategis dan dekat dengan beberapa objek wisata di kota Suwon menjadi pertimbangan mereka untuk memilih penginapan sebagai akomodasi.
Suasana yang nyaman dan tenang membuat so eun lebih santai. Setelah meeting yang menguras tenaga dan pikirannya sejak sore tadi membuat so eun begitu lelah, belum lagi perjalanan dari Seoul menuju kota Suwon yang menghabiskan waktu 1 jam.
Mungkin berjalan-jalan menghirup udara segar tak masalah. Kapan lagi ia bisa datang kemari ke kota yang penuh dengan sejarahnya.
So eun menuyusuri setiap jalan menuju taman, sebuah taman kota dengan lampu hias memenuhi setiap sudutnya. Di seberang taman banyak kedai-kedai dan restaurant mewah berjejer rapi. "Indah sekali, andai aku bisa lebih lama disini" gumam So Eun. Setelah lelah berkeliling So Eun memutuskan untuk membeli beberapa makanan. Saat ia melihat daging panggang kesukaan kim bum ia langsung membelinya. Semoga saja dengan membelikan kim bum makanan bisa membuatnya tidak diacuhkan pria itu lagi. Ya setidaknya mereka berbicara layaknya atasan dan bawahan.
So eun kembali ke penginapan larut malam. Suasana jalanan menuju tempat penginapannya cukup sepi, membuatnya sedikit takut.
So eun berjalan lebih cepat saat dirasanya ada orang yang mengikutinya. Saat so eun berbelok ke gang tempat penginapannya seorang pria dengan topi dan jaket hitam menghadang So Eun. So eun gugup dan juga takut saat pria itu mengeluarkan pisau dari jaketnya "siapa kau?" Ujar So Eun. So eun berjalan mundur mencoba melarikan diri tapi pria itu memegang tangannya.
"Lepaskan" So eun terus meronta tapi pegangan pria itu pada tangannya semakin kuat. Bahkan bungkusan makanan yang so eun bawa terlepas dari genggamannya. Tangan kiri pria itu memegang tangan so eun erat sedangkan tangan kananya memegang pisau. So eun memejamkan matanya saat pria itu ingin melayangkan pisau ke aranya. 'Mungkin sekarang aku akan mati hiks hiks' batin so eun takut.
Dirasanya pegangan pria itu terlepas, suara pukulan keras terdengar begitu nyata. So eun menenangkan degub jantungnya yang berdetak kencang. Perlahan ia membuka mata, dilihatnya kim bum menghajar pria itu sampai babak belur. Darah mengalir deras di wajah pria itu.
"Hentikan bum~ah kau bisa membunuhnya" teriak so eun. Kim bum berjalan mendekati so eun dan menariknya ke tempat penginapan mereka. .
####
"Apa yang kau lakukan malam-malam? Tidak kah kau tau aku mencarimu kemana-mana. Apa kau tidak perduli dengan orang yang akan mengkhawatirkanmu? Kenpa kau tidak bilang jika ingin pergi? Apa kau tidak menganggap diriku?" Kim bum meluapkan segala emosinya dengan membentak So Eun. Dirinya sangat khawatir bahkan nyaris seperti orang gila saat mencari keberadaan so eun.
Sekarang ini mereka berada di kamar so eun. Kamar yang cukup luas dengan dinding yang kedap suara.
"Cukupp..—teriak so eun—kenapa kau membentakku seperti itu" nafas so eun tersenggal hatinya begitu sesak air matanya jatuh semakin deras. Ini pertama kali kim bum membentaknya,tidakkah lelaki itu tahu jika so eun masih ketakutan dan kim bum malah membentaknya.
Kim bum memegang kedua sisi wajah So Eun dan mencium bibir So Eun kasar. Kim bum mengeluarkan semua emosinya ciuman kasarnya. So eun yang di cium tiba-tiba hanya memukul dada kim bum berharap pria itu melepaskan ciuman mereka. Tapi nihil pria itu semakin mendominasi, semakin lama ciuman kim bum semakin lembut bahkan so eun pun mulai menikmatinya.
Tidak ada penolakan dari so eun, kim bum melumat bibir so eun lembut membuat so eun merasa begitu di cintai.
Setelah beberapa menit Kim bum melepas pagutan mereka. Mereka saling menatap satu sama lain. Memandang mata yang penuh akan emosi cinta yang terpendam.
"Tunggu sebentar" kim Bum pergi keluar kamar so eun. So eun hanya memandang kepergian kim bum datar. Apakah ia bermimpi, baru saja dia dan kim bum berciuman. Ya Tuhan apa yang so eun lakukan, mereka bahkan tidak memiliki hubungan lagi. Selang beberapa menit kim bum kembali ke kamar so eun dengan sebuah bungkusan makanan di tangannya yang bahkan so eun tahu apa isi di dalam bungkusan itu tanpa bertanya pada kim bum.
"Kau mengambilnya?" So eun tidak percaya kim bum menyudahi ciuman mereka hanya demi mengambil bungkusan yang terjatuh tadi. Apa yang so eun pikirkan mengapa ia seolah menginginkan mereka berciuman lebih lama. Ya ampun so eun kau harus sadar hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. So eun menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pikiran-pikiran aneh yang bersarang di otaknya.
"Kau kenapa—kim bum melihat so eun yang masih setia berdiri di posisi yang sama sejak tadi—kemari duduklah" so eun hanya mengikuti perintah kim bum. Daging panggang yang so eun belikan untuk kim bum untungnya masih utuh dan tertutup dengan rapat. "Kau akan memakannya?"
Kim bum hanya tersenyum simpul. Entah kemana emosinya yang sempat memuncak, yang ada di hatinya sekarang adalah perasaan hangat yang nyaman.
"Tentu saja, lagi pula makanannya masih tertutup rapat" kim bum melahap makanannya sesekali ia menyuapi so eun. Mau tidak mau so eun juga ikut makan meski sudah ia tolak.
"Bum ~ah, ini salah seharusnya kita tidak seperti ini. Kita tidak memiliki hubungan lagi, jangan membuatnya semakin sulit" so eun menundukkan kepalanya menyembunyikan air matanya yang ingin keluar.
"Tidak ada yang salah so eun. Inilah perasaan yang sesungguhnya. Maafkan aku yang membuatmu sulit selama ini, maaf telah menyakitimu begitu dalam tapi percayalah aku sangat mencintaimu. Aku tidak bisa jauh darimu" kim bum menggenggam tangan so eun erat.
"Tapi bagaimana dengan pernikahanmu?" Kim bum menghela nafasnya berat.
Ia menatap kedua mata so eun yang berair, di hapusnya jejak air mata itu dengan lembut. Ia sudah membuat wanitanya menangis lagi. "Maukah kau menungguku untuk kembali, aku akan berusaha semampuku, kita kan berjuang bersama-sama. Aku berjanji." Kim bum menatap so eun sendu begitu juga sebaliknya. Mereka saling mencitai tapi tidak bisa bersama untuk memiliki satu sama lain.
"Ayo kita tidur,ini sudah malam" Kim bum beranjak menuju tempat tidur. "Kau akan tidur disini?bagaimana denganku?"
Kim bum menarik tangan so eun untuk tidur di sebelahnya.
"Malam ini aku ingin memelukmu" ujar kim Bum setelah mencium hidung So Eu. Mereka saling berpelukan erat berpisah selama satu bulan membuat mereka saling merindukan. Bolehkah so eun berharap jika waktu berhenti sekarang. Ia tidak ingin kejadian ini hanya mimpi.
'Aku takut kehilanganmu selamanya dan aku juga takut tidak bisa melihatmu selamanya, maafkan aku telah menyakitimu. Aku mencintaimu'
Tbc
Menulis part ini banyak banget rintangannya jadi maaf jika hancur alur sama bahasanya. Terimakasih sudah membaca.
Maaf gak bisa update cepat. Banyak alur di kepalaku jadi berulang kali aku revisi biar tidak kepanjangan dan ngebosenin. Yahh jadinya seperti ini dechh😔😑 bahkan judulnya 3 kali aku ganti.
Mohon kritik dan sarannya.
Bye bye sampai bertemu di part selanjutnya.
Dan sekali lagi, terimakasih sudah membaca.🤗
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top