Gosip


So Eun mengerjapkan kedua matanya, sinar matahari mulai  menyusup melalui celah-celah ventilasi udara, sehingga mengusik tidur tenang kim So Eun.

"Eennggghh" So Eun mengeliat di tempat tidurnya sesekali ia meringis kesakitan di bagian kepala yang masih terasa berdenyut-denyut. Ditegakanya tubuh lemasnya, rasa sakit di kepalanya makin menjadi-jadi dirabanya nakas di samping tempat tidurnya mencari jam weker berbentuk kucing. Tunggu. Berbicara masalah kucing tumben sekali cuni tidak berada di sampingnya. Biasanya setiap pagi cuni akan mengeong minta jatah sarapan. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 06.59.

"Lebih baik aku absen kerja hari ini" so eun berjalan menuju kamar mandi ia membasuh wajahnya berharap kantuknya cepat hilang. Saat So eun bercermin ia sangat kaget  melihat kedua matanya bengkak, keadaannya begitu berantakan. 'Apa begini keadaan orang yang sedang patah hati?' Gumam so eun frustasi, ingin sekali ia marah dan berteriak sekencang-kencangnya saat ini. Biar saja tetangganya protes akan teriakannya. Tapi berteriak saja ia tak sanggup, pikiran dan hatinya terasa hampa, ia seperti kehilangan semangat hidupnya.

Tidak ia harus kuat, so eun akan buktikan pada Kim Bum ia bisa bertahan tanpa pria itu. Ia akan menjadi wanita yang lebih kuat, so eun bukan wanita yang lemah. Setelah beberapa menit So Eun menatap dirinya di depan cermin, ia mulai melangkahkan kakinya menuju dapur yang berada di lantai dasar. Rumah So Eun memiliki 2 lantai. Lantai dasar  tempat dapur, ruang tamu, dan ruang santai,sedangkan lantai 2 berisi kamar tidur yang berjumlah 3 bilik. Perut So Eun sudah keroncongan minta diisi, kemarin malam so eun hanya makan sedikit,Kim Bum berhasil membuat selera makannya hilang . Aroma harum tercium oleh hidungnya saat ia sampai di anak tangga terakhir.

So eun berjalan mendekat ke arah dapur dilihatnya tiga pria sedang sibuk memasak. Tidak, hanya satu pria yang fokus memasak dan dua lainnya bisa dibilang hanya mengacaukan dapurnya, mereka terlihat senang dengan kegiatan masing-masing sesekali mereka tertawa dengan kejahilan yang mereka buat. Mereka bahkan tidak menyadari so eun yang berada di dekat pintu dapur.
"Hhuuaahhmm, pagi noona," seorang pria muda berjalan melewati so eun begitu saja dengan mata yang masih setengah terbuka. Ohh tunggu pria itu membawa cuni kucingnya,pantas saja cuni tidak berada di kamarnya. Pria itu yang menculik cuni. Taemin membuka lemari es dan mengambil sebotol air mineral, ia meneguknya pelan. "Aahhh segar sekali" pria itu berucap seolah menemukan oasis di gurun pasir. Taemin meletakkan botol air itu di meja,tanpa sengaja pandangannya tertuju pada So eun. "Ohh noona kau sudah bangun. Aku tidak melihatmu berada disana" Taemin dengan wajah lugunya menatap so eun kaget. Taemin bahkan lupa sudah menyapa so eun tadi. Mendengar Taemin yang menyapa So eun membuat Onew,Key dan Minho menghentikan kegiatan memasak mereka.
"Selamat pagi noona cantik" koor mereka bertiga.
"Hhaahh" so eun hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Belum sembuh dari masalah patah hatinya kembali lagi cobaan berat datang menghampirinya. Mengapa hidupnya tidak pernah tenang?

"Apa yang kalian lakukan di rumahku?" So eun menatap keempat namja di depannya dengan tajam.
"Memasak sarapan untuk kita berlima, aku tau noona akan lapar setelah mabuk kemarin malam." Ujar key dengan senyum lebar.
"Bukan itu maksudku, mengapa kalian bisa berada di korea?" So eun menatap satu persatu adiknya yang memasang wajah polos masing-masing.

"Noona jangan marah-marah, aku sudah berniat memberitahu noona jika kita akan pindah ke korea" Onew membela diri, jika so eun benar-benar marah dengan mereka maka jangan harap mereka bisa tinggal di rumah ini dengan tenang.
So eun membuka ponselnya, mencari notifikasi pesan yang di kirim Onew. Tapi nihil tak satu pesan pun yang ia dapat. Hanya panggilan dari satu nomor tak dikenal yang ada di ponselnya.

"Tidak ada pesan apa pun" so eun menatap Onew sebal
"Kami sudah menelepon mu tapi noona tidak mengangkatnya" Minho memberi alasan agar So Eun tidak marah.

"Bukan seperti itu,begini noona saat Onew hyung ingin mengirim mu pesan sebelum naik ke pesawat tiba-tiba saja ponselnya mati. Jadi pesan itu tidak terkirim pada mu " Taemin menjelaskan dengan sejujur-jujurnya berharap So eun bisa mengerti. Onew,Minho dan key yang berada di samping kanan dan kirinya serempak mencubit tangan Taemin .

"Aawww hyung sakit" Taemin menjerit kesakitan karena cubitan yang di terimanya sangat keras. Sedangkan Onew,Key dan Minho hanya tersenyum kaku.
So Eun ingin bertanya lagi namun diurungkannya saat ponsel yang berada di genggamannya berdering.
Setelah melihat nama si penelepon So Eun memberi isyarat pada mereka berempat untuk diam dan tidak berisik. Mereka langsung membekap mulut  masing-masing agar tidak berisik selama so eun menerima panggilan.

"Halo selamat pagi tuan Park? Ada apa anda menghubungi saya pagi-pagi? Bukankah saya sudah mengirim pesan pada anda bahwa saya sedang tidak enak badan" so eun berusaha berakting sebaik mungkin, agar tuan Park percaya bahwa dia sedang sakit. Lebih tepatnya patah hati.

"Yaakk So Eun tuan kim mencarimu sejak tadi, apa kau lupa hari ini ada rapat penting. Dan semua dokumen rapat ada padamu"

Kata-kata tuan Park membuat So Eun panik. Mengapa ia bisa lupa jika hari ini ada rapat penting. Bisa gawat jika ia tidak hadir dalam rapat itu.

"Baiklah sebentar lagi saya akan ke kantor" ujar So Eun dengan nada yang di buat sedikit serak.
"Cepatlah rapat akan dimulai 1 jam lagi" tuan Park mematikan sambungannya.

So eun panik luar biasa, segera ia mengambil tas yang ada di sofanya dan memasukan ponselnya ke dalam tas. Saat dia ingin beranjak pergi pertanyaan Onew menghentikannya.
"Noona ingin pergi dengan pakaian tidur itu?" So eun melihat penampilannya, dia bahkan lupa untuk mandi dan berganti baju.

Tanpa menjawab pertanyaan Onew ,So Eun segera pergi ke kamarnya untuk berkemas. Setelah mandi dan berganti baju so eun mengambil jaket dan tasnya. Hari ini biarkan saja ia ke kantor tanpa make-up. So eun bahkan mengabaikan adik-adiknya yang duduk di sofa sedang memperhatikannya.

So eun akan memutar knop pintu rumahnya gerakannya kemali terhenti saat Minho bertanya.
"Noona kau akan pergi dengan handuk itu" Minho menunjuk rambut so eun yang masih dibalut dengan handuk. So eun meletakkan sembarang handuk itu, tak peduli jika handuk itu kotor. Toh ia masih bisa mencucinya nanti.

"Noona" sekarang giliran Taemin yang memanggilnya.
"Yaakk apalagi?" Teriak so eun kesal.
"SARANGHAE" koor mereka berempat.

So eun yang mendengarnya hanya mengulas senyum geli. Mereka memang pandai membuat moodnya naik turun.

"Kalian baik-baiklah di rumah jangan kemana-mana tanpa sepengetahuanku jika kalian melanggar siap-siap saja kalian berpuasa ,mengerti?" Setelah mengatakan peringatan atau lebih tepatnya ancaman pada mereka berempat So eun segera pergi ke kantor. Ia tidak boleh terlambat di rapat yang penting ini.

Setelah So Eun pergi, Key menatap Taemin tajam. "Taemin~ah kau tau apa kesalahanmu pagi ini?" Taemin yang merasa dalam keadaan darurat hanya tersenyum tak berdosa.

"Taemin~ah kau tidak ingin menjadi gelandangan disini kan?" Sekarang giliran Minho yang angkat bicara. Onew hanya terdiam dan merangkul pundak Taemin agar ia tidak bisa melarikan diri.

"Hehehe hyung aku hanya berkata jujur , aaauuu perutku sakit, Sepertinya maag ku kambuh" seketika mereka bertiga panik melihat sang adik merintih kesakitan. Taemin berusaha mengelabuhi Onew, setelah dirasanya rangkulan Onew melemah ia segera melepaskan rangkulan Onew dan berlari ke kamarnya secepat kilat.
"Yyaakkk jangan kabur kau Taemin"
Dan terjadilah aksi kejar-kejaran.

####
So Eun sudah berada di depan gedung JK group. Kakinya melangkah memasuki gedung besar nan megah itu. "Aiisshh Aku lupa menyisir rambutku" So Eun berbelok ke arah toilet untuk memperbaiki penampilannya. Ia masih punya cukup waktu sebelum rapat dimulai untuk memperbaiki penampilannya saat ini.

Saat ia mulai menyisir rambutnya di depan kaca besar di dalam toilet, tak sengaja ia mendengar seseorang di dalam bilik kamar mandi sedang melakukan panggilan telepon. So eun awalnya cuek-cuek saja tapi saat namanya disebut so eu menghentikan gerakannya. Perlahan ia melangkah mendekati bilik itu agar mendengar lebih jelas apa yang di bicarakan wanita itu.

"Yuri~ah kau tahu tuan Kim Bum dan So Eun sudah putus. Aku dengar tuan kim akan segera menikah. Kasihan sekali So Eun harus dicampahkan"
"....."
"Hahaha kau benar, mungkin tuan kim hanya menjadikan So Eun pelampiasan saja, kau pernah dengar gosip tentang tunangan tuan kim yang pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliah kan? itu sebelum tuan kim bertemu so eun"
"....."
"Aku dengar juga dia sudah kembali dan sebentar lagi mereka akan menikah"
"...."
"Benarkah? Wahh ini akan menjadi gosip yang heboh. Berita mereka putus bahkan sudah tersebar dimana-mana. Kasihan sekali kim so eun"

Tanpa So Eun sadari air matanya turun begitu saja. Hatinya benar-benar hancur. So eun sangat mencintai Kim Bum dengan tulus,tapi lelaki itu hanya mempermainkan perasaannya saja.
So Eun segera membersihkan semua peralatan make up nya dan berlalu dari toilet itu.

Saat ia keluar dari toilet banyak mata yang memandangnya kasihan. Ini pasti karena matanya yang masih bengkak dan ditambah ia baru saja selesai menangis. So Eun berusaha untuk acuh ,saat ia memasuki lift So Eun segera mengambil kacamata di dalam tasnya. 'Untung aku membawanya' gumam So Eun girang. Setidaknya saat dia berhadapan dengan Kim Bum, bengkak pada matanya bisa tertutupi.

Setiap karyawan yang berpapasan dengannya selalu memandang so eun kasihan. 'Apa-apaan tatapan mereka itu?' Gumam so eun kesal.
So eun bahkan berlari menuju ruang sang presdir. Saat ia berada di depan pintu  ruangan sang presdir, ia mengatur nafas dalam. Menetralkan degub jantungnya yang berdebar kencang. Baru saja ia ingin mengetuk pintu itu, suara high heels terdengar mendekat.

Karena di lantai ini khusus untuk ruangan sang presdir, asisten pribadi dan sekertaris presdir saja, sehingga keadaan di lantai ini tidaklah ramai.
So eun memalingkan wajahnya , dari kejauhan ia bisa melihat seorang wanita cantik dengan tinggi yang proposional dan berpakaian mewah.

So eun bahkan tak sadar jika wanita itu sudah berada dihadapan. Wanita itu memandang So Eun tajam seolah meremehkannya.
Pintu di ruang presdir terbuka dan munculah Kim Bum dengan balutan jas rapi berwarna hitam. So eun dan wanita itu sama-sama memandang ke arah Kim Bum.
"Sayang"

'Jadi gosip itu benar' pikir so eun

    

TBC

Terimakasih buat readers yg udh membaca, comment ,vote dan follow saya.
Terimakasih sudah menghargai karya saya😣

Semoga kalian suka dengan kelanjutannya.
Selamat membaca
😚🤗

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top