An Encore

Hati-hati typo
Happy reading
😘😘😘

Onew dan Minho berjalan beriringan menuju kantor kepolisian seoul. Setelah mendengar kabar dari kepolisian tentang kasus yang ia tangani tanpa berpikir panjang mereka langsung melesat ke kantor polisi, meski cuaca mendung tidak membuat semangat mereka padam.

"Bagaiman? Apa ada perkembangan?" Ujar onew pada seorang pria muda berseragam sama sepertinya, onew  melihat komputer di depan pria itu dengan seksama. "Sepertinya rencanamu berjalan lancar kali ini" pria yang berada di samping Onew mulai mengetikkan sesuatu pada komputer itu. Terlihat titik merah menyala pada aplikasi maps di layar komputer. "Apa kau yakin disana tempatnya?" Sekarang giliran Minho yang bertanya. Minho sedikit takut jika mereka salah sasaran lagi seperti waktu lalu, meskipun rencana mereka tidak sepenuhnya gagal karena mereka berhasil mengamankan beberapa gram narkoba dan senjata api.

"Mereka Mafia yang sangat licik, kita harus menyusun rencana lebih matang lagi" Onew kembali fokus pada layar monitor, mempelajari setiap informasi yang bisa ia dapatkan dari sana. Tiba-tiba ponselnya berdering pertanda panggilan masuk, saat melihat nama kim bum di layar onew segera menganggkatnya.

"Aku sudah memberikan kalung itu pada Ji Eun dan Tuan Han juga tidak menaruh curiga pada jam tangannya. Sekarang apa kau bisa melacaknya?"

"Ia aku sudah melacaknya, terimakasih atas bantuanmu. Tapi bisakah kau membantuku sekali lagi?"

"Apa itu?"
"Apa kau bisa menghubungi wanita itu, tanyakan posisinya saat ini" onew sesekali mengetikkan sesuatu pada komputer itu, masih terhubung dengan kim bum.

"Baiklah. Aku akan mengirimkan pesan padamu setelah mendapatkan informasinya" panggilan terputus onew kembali pada pekerjaannya.

"Setelah mendapat info sari kim bum , kita akan berangkat" ujar Onew tegas. "Minho bisa kau siapkan semua?" "Aku mengerti" Minho keluar dari ruangan itu dan bergegas mempersiapkan keperluan mereka untuk penyergapan.
Selang beberapa menit sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel onew. Onew segera mencocokkan data yang di kirim kim bum dengan data yang ada di komputer.

"Sama" onew menganggukkan kepalanya dan bergegas pergi dari ruangan itu.

"Onew hyung" ujar pria itu sebelum Onew sempat keluar dari ruangan itu. Onew menatapnya sejenak.

"Suatu saat nanti aku akan menjadi polisi yang lebih hebat darimu aku akan mengalahkanmu, jadi kau harus bisa menangkap penjahat itu. Kau harus selamat dalam misi ini. Mengerti" Onew hanya tersenyum menanggapinya. Anak itu tumbuh sangat cepat dulu saat masih di sekolah dasar Park Bo Geum adalah anak yang cengeng, karenanya ia selalu di bully. Dan setiap ia ada masalah bo geum akan datang pada onew dan mengadu semua yang ia alami. Meski mereka bukan saudara tapi mereka sangat dekat , sebelum Onew pergi ke Jepang dan menetap di sana Bo Geum berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi pria yang lebih hebat dan tangguh dari Onew. Ia sangat mengagumi sosok Onew yang sudah dianggapnya sebagai kakak kandung sendiri.

###
So eun sangat bosan akhir-akhir ini ketiga adiknya mengabaikan dirinya begitu juga dengan onew dan kim bum mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Kesal. Tentu saja sekarang bahkan kim bum tidak mengizinkannya pergi ke kantor untuk bekerja alasannya sangat konyol.

'Aku tidak ingin kau terluka lagi, untuk sementara waktu kau di rumah saja sampai keadaan membaik' selalu itu yang kim bum katakan saat ia ingin bertemu di luar.

"Aiisshh aku bisa mati kebosanan jika seperti ini terus" so eun mengacak rambutnya frustasi. Terkurung di dalam rumah sendirian ralat bertiga dengan Key dan Taemin. Tapi mereka berdua lagi-lagi sibuk dengan urusan masing-masing so eun merasa benar-benar sendiri di dalam rumah.

"Lebih baik aku memasak saja dan beres-beres rumah," gumam so eun sebelum beranjak dari duduknya menuju dapur. Mungkin dengan memasak dan membersihkan rumah bisa menghilangkan rasa bosannya.

###
Hari ini adalah hari yang menegangkan bagi Onew dan anak buahnya setelah berjam-jam melakukan penyergapan dengan aksi baku tembak akhirnya para penjahat itu bisa mereka tangkap. Meski belum puas karena sang bos mafia belum mereka dapatkan tapi setidaknya barang bukti yang mereka punya saat ini cukup banyak dan bisa menyeret Bos mafia ke meja hijau.

"Hyung bagaiman jika kita merayakan keberhasilan ini? Kita makan di restaurant seafood saja aku tau tempat yang enak" Minho menyetir mobil dengan gembira meski perannya hari ini tidaklah banyak tapi berkat kecerdikannya Onew bisa merencanakan penyergapan dengan sempurna.

"Kita beli saja beberapa daging, kita makan dirumah saja. Aku merindukan So Eun" Minho hanya tersenyum "Kau merindukan Noona apa merindukan masakannya?" Onew hanya tertawa mendengarnya. "Itu paket komplit yang bisa aku dapatkan jika beruntung"Onew menyandarkan kepalanya, ia lelah, sudah pasti. Perlahan mata onew terpejam namun senyum manis tidak pernah pudar saat membayangkan masakan So Eun.

So eun menatap keempat pria tampan di depannya yang sedang asik berebut daging panggang. So eun akui ia merasa senang mereka bisa seperti dulu lagi, makan bersama di meja makan dan saling berebut makanan.  So eun sangat merindukan suasana seperti ini.

"Yakk kalian bisa tidak diam, jangan berebut seperti itu. Key berikan sumpitnya padaku. Biar aku saja yang membaginya" ujaran so eun membuat Key,Minho, Taemin dan Onew hanya terdiam, mereka hanya pasrah dengan pembagian dari so eun. Makan malam yang sangat menyenangka menurut so eun canda tawa itu kembali setelah beberapa hari menghilang, kehangatan itu kembali padanya. Andai saja mereka seperti ini setiap hari So Eun pasti betah di rumah berlama-lama. So eun menatap keempat pria itu dengan pandangan menuntut jawaban.

"Katakan sejujurnya apa yang kalian lakukan selama beberapa hari ini. Dan apa hubungannya denganku dan kim bum" Mereka berempat saling pandang satu sama lain seolah sedang memilih siapa yang akan menjawabnya.

"Aku lupa belum menghubungi eoma, Minho, Taemin kalian ikut aku ya kita video call dengan eoma di kamar ku saja. Ayo" ajakan Key disetujui oleh Taemin dan Minho. "Yakk kalian mau kemana? Jawab dulu pertanyaanku" teriak so eun tapi tak dihiraukan oleh mereka bertiga. "Heii dasar adik durhaka kalian bertiga" teriak Onew kali ini. Onew mengalihkan pandangannya dari ketiga pria itu dilihatnya So eun sedang menatapnya dengan pandangan killer.

"Onew~si bisa kau jelaskan semuanya?" Onew menelan ludahnya dengan susah payah, 'awas saja mereka bertiga aku akan membalasnya' batin Onew.

"Baiklah aku akan bercerita dari awal. Aku datang ke Seoul untuk sebuah misi, sekelompok mafia melakukan transaksi Narkoba dan senjata api yang berbahaya. Awalnya mereka beroperasi di jepang tetapi beberapa  bulan lalu lokasi markas mereka berpindah ke korea setelah berhasil kami hanguskan. Bisa dibilang rencana kami gagal saat di jepang."

"Jadi kau datang kemari karena tugas rahasia itu? Untuk apa kau membawa bocah-bocah itu kemari?" Onew menghela nafas berat, sepertinya malam ini ia akan bercerita panjang lebar pada so eun.

"Mereka kabur dari rumah dengan alasan masing-masing. Minho ingin menjadi detective sepertiku sejak di Jepang ia sudah bergabung dengan bisnisku. Key sebenarnya ingin membatu kasusu ini, ia melacak segala hal dan mencari informasi penting dalam kasus ini. Sedangkan Taemin ia pergi dari rumah karena eoma mu sangat overprotec padanya ia ingin bebas seperti kakaknya. Jadinya mereka ikut denganku ke Seoul."

"Apa hubungannya kasus ini denganku dan kim bum?"

"Calon mertua kim bum adalah Bos dari mafia itu, ia ingin kim bum dan anaknya segera menikah untuk menjamin keamanannya disaatnya tiba. Tapi sayang tuan sang Joon mengetahui siapa tuan Han yang sebenarnya dan ia juga membantuku dalam memperoleh informasi. Dan maaf kau menjadi korbannya. Orang yang mencoba  membunuhmu itu adalah orang suruhan tuan Han. Tuan Han tau jika kau kekasih kim bum" So eun tidak menyangka jika semua kejadian yang ia alami selama ini adalah kesengajaan ia berfikir selama ini kejadian demi kejadian itu hanya nasib buruknya saja. So eun bahkan tidak tau informasi apa pun selama ini.

###
Kim bum duduk di depan meja kerjanya. Pikirannya melayang mengingat kejadian sore tadi, saat sebuah kenyataan terungkap dari orang yang ia anggap ayah selama ini.
Mata kim bum terpejam, kembali terngiang kata-kata ayahnya sore tadi.

"Aku bukan ayah kandungmu, ibumu benar kau adalah anaknya tapi bukan anakku"
"Apa maksud ayah? Ayah bercandakan? Aku bukan bocah lagi ayah" kim bum memandang ayahnya tajam dan marah.

"Tidak nak aku berbicara fakta, kau adalah anak dari kakakku yang meninggal karena dibunuh. Ibumu tidak tau jika ayahmu terbunuh oleh kawannya sendiri. Tuan Han adalah dalang dari semua ini."

"Bisa ayah jelaskan semuanya?" Kim bum berusaha meredam emosinya.
"Dulu ayah tinggal di Thailand seorang diri, ayah bukanlah seorang pembisnis seperti sekarang. Ayah sangat senang berkeliling dunia. Sampai suatu hari ayah mendengar kabar jika ayahmu dibunuh oleh Tuan Han sahabatnya sendiri ayah pun pulang ke Korea. Tapi saat ayah menyelidikinya semua bukti mereka lenyapkan dengan sempurna. Ayah geram saat tau jika tuan Han menginginkan ibu mu sampai berbuat nekat seperti itu. Saat ayah tau jika ayahmu akan menikahi ibumu yang sedang hamil dirimu saat itu, tapi pernikahan itu terancam batal karena ayahmu dinyatakan meninggal oleh dokter"

Air mata tuan kim turun begitu saja, bertahun-tahun hidup bersama kim bum dan Sena membuatnya bahagia meski tidak ada cinta antara dirinya dan Sena. "
"Aku memaksa ibu mu untuk menikah dengan berbagai ancaman, tapi ibu mu menolak sampai akhirnya aku mengancam tidak akan membiayai pengobatan kakekmu yang sedang koma. Akhirnya ibu mu menyetujuinya demi dirimu dan ayahnya. Saat itu aku merasa bahagia, aku bisa melindungi orang-orang yang dicintai oleh kakakku sendiri. Orang yang berharga untuknya selama hidupnya. Sejak pernikahan kami tuan Han tidak mengganggu ibumu lagi, beruntung tuan Han tidak tau jika aku adalah adik dari orang yang ia bunuh. Tapi pria itu muncul kembali ingin menjodohkan kalian, ayah menyetujuinya agar ia tidak curiga, seolah ayah adalah orang bodoh untuk bisa dibohonginya. Saat melihatmu berpisah dari So Eun ayah kembali teringat pada ayahmu, kau sangat mirip dengannya membuat ayah tersadar akan kesalan yang ayah perbuat. Akhirnya ayah memutuskan untuk menyelesaikannya dengan cara yang benar. Dan ayah mendapatkan informasi jika detective itu juga mengincar orang yang sama dan ayah pun bekerjasama dengan mereka."

Kim bum masih memejamkan matanya,mencoba menghilangkan rasa sakit dalam hatinya. Ia benar-benar hancur saat ini.

###

Brraakkkk
Suara gebrakan meja menggema di ruangan sunyi itu terlihat pria paruh baya dengan wajah merahnya menatap tajam 2 pengawal di delannya.

"Apa yang kalian lakukan? Mengapa hal ini bisa terjadi?" Teriaknya marah.
"Maaf tuan, kejadiannya sangat tak terduga ,pergerakan polisi itu tidak terpikirkan  oleh kami markas utama sudah terkepung. Semua anak buah yang berjaga disana tertangkap" pengawal itu tertunduk lemas. "Pergi kalian dari sini, aku tidak ingin melihat wajah kalian lagi." Ujar pria itu. Belum sempat kedua pengawal itu pergi pintu di depannya di dobrak kasar. Beberapa polisi siaga dengan senjata di tangan. Seorang pria maju ke depan dan merogoh saku dalamnya.

"Kami dari kepolisian ingin meminta keterangan anda di kantor polisi tuan Han" ujar pria itu setelah menunjukkan surat penangkapan. "Hahahaha apa yang kalian katakan? Kalian pasti salah menangkap orang. Kalian harus lebih teliti lagi dalam bekerja" Tuan Han menatap polisi itu dengan tajam. Tanpa mendengarkan ocehan tuan Han para polisi itu segera menangkapnya dan memborgol tangan tuan Han beserta pengawalnya. "Silahkan anda memberikan kesaksian di kantor polisi" tuan Han memberontak tapi kekuatan polisi itu lebih kuat dari yang ia kira.

###

Seminggu berlalu berbagai permasalahan berangsur terselesaikan. Pernikahan kim bum resmi dibatalkan dan tuan Han terbukti bersalah dalam kasus Narkoba dan penjualan senjata dan lebih parahnya lagi ternyata Tuan Han memiliki kepribadian aneh, bisa dikatakan ia seorang psikopat akut, dan ia di penjara seumur hidup karena kesalahannya. So eun menghirup udara segar di taman. Setelah sebulan lamanya ia terkurung di dalam rumah tanpa kegiatan sama sekali. Dering ponselnya mengusik ketenangannya kali ini dirogohnya saku untuk mengambil benda persegi itu.
"Halo kim bum~ah kau dmn?" Ujar so eun tanpa basa basi.
"Apa kau sangat merindukanku sampai senang begitu?"
"Aiishh kau ini, lupa kan saja. Kau diman sekarang?"
"Aku diseberang jalan." So eun membalikkan tubuhnya, dilihatnya kim bum berdiri di seberang dengan ponsel di telinganya.
"Aku mencintaimu Kim So Eun"
So eun tersenyum haru mendengar kata cinta dari sang kekasih. Entah mengapa kata cinta kim bum membuat so eun takut. Takut untuk dilupakan,takut untuk ditinggalkan dan takut dipisahkan.
"Kau tidak menjawabnya?" So eun tersenyum manis meski ia tahu jika kim bum mungkin tidak bisa melihatnya dengan jelas.
"Aku akan kesana untuk menjawabnya" so eun berjalan menyebrangi jalan tanpa memutuskan panggilanya. Tanpa ia sadari sebuah mobil hitam melaju kencang kearahnya.
"Aku pastikan kau akan mati ditanganku gadis bodoh. Kau telah membuat ayahku di penjara" Han ji Eun memacu mobilnya kencang, tidak peduli akan keselamatannya sendiri yang terpenting tujuannya membunuh so eun tercapai. Kim bum yang melihat so eun berjalan kearahnya tersenyum dengan masnis. Gadis ini berhasil mencuri seluruh hidupnya, saat kim bum memalingkan wajahnya ke arah lain, sebuah mobil melaju kencang ke arah so eun. Kim bum tau jika mobil itu tidak memiliki tanda-tanda akan berhenti. Kim bum melihat so eun yang sedang menyebrangi jalan. Tanpa pikir panjang kim bum berlari kencang kearah so eun dan mendorongnya ke pinggir jalan. Alhasil ia lah yang tertabrak mobil itu, tubuhnya beberapa kali terpelanting di aspal. Beberapa menit kemudian terdengar suara ledakan dahsyat. Mobil itu hangus terbakar ditempat. So eun seperti kehilangan seluruh nyawanya, badanya susah digerakkan hatinya begitu sakit melihat orang yang dicintainya terkulai lemas tak berdaya.

So eun menunggu dengan cemas di luar ruangan unit gawat darurat setelah beberapa menit lalu sampai di rumah sakit. Kim sang Joon dan Kang Sena juga tidak jauh beda keadaannya. Tidak ada yang memulai percakapan semua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Dokter pun keluar dari ruangan itu membuat semua orang menjadi was-was. "Bagaimana keadaan kim bum?" Sena menangis tak mampu membendung rasa khawatirnya.  Begitu pula dengan so eun ia tidak bisa berkata-kata.

"Kami sudah melakukan yang terbaik tapi kim bum harus segera mendapat perawatan intensif. Lukanya cukup parah, saya sarankan agar kim bum menjalani perawatan di Jerman. Saya memiliki kenalan yang bisa membantu tuan kim"
"Lakukan apa pun yang terbaik untuk anakku" ujar Kim Sang Joon. "Aku akan mempersiapkan semuanya, 5 jam lagi kita berangkat" setelah memberitahu semua diagnosa kim bum dokter itu pun pergi.

  "So eun" panggil Sena, So eun memandangnya dengan tatapan terluka. Sena tau ini tidak mudah untuknya cobaan berat kembali menerpa hubungan mereka. "Kau harus sabar, kami akan membawa kim bum ke Jerman untuk berobat. Doa kan dia agar cepat sembuh dan kalian bisa bersama" ujar Sena dengan air mata berlinang. So eun menangis pilu dipeluknya Sena erat meminta semangat untuk menerima semua kenyataaan ini. "Tolong jaga kim bum disana"
"Pasti, ibu akan menjaganya untukmu so eun". Mereka berpeluka  erat saling menguatkan satu sama lain.
Sang joon yang melihatnya tanpa terasa meneteskan air mata, ini pertama kalinya ia menangis, dulu saja saat sang kakak meninggal ia tidak menangis seperti ini.

####

2 tahun kemudian

So eun berjalan pelan di taman dekat rumahnya. Penampilannya begitu cantik pagi ini, senyum manis tak lupa selalu ia pamerkan.  2 tahun yang lalu so eun berhenti bekerja di perusahaan, ia mulai membuka usaha kafe dan menjadi seorang guru taman kanak-kanak. Bukan tanpa sebab ia melakukan hal ini. Sebulan setelah kim bum pergi ia masih merasa terpuruk, tapi berkat dukungan semua orang disekelilingnya ia berhasil melewati hari-hari itu. Ia memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan dan memilih membangun usaha kafe. Setahun berjalan pikirannya masih terbayang oleh kim bum rasa sedih terus menghantuinya. Ia pun memutuskan bekerja di sebuah taman kanak-kanak dengan rekomendasi dari Key. Setelah bekerja sebagai guru So eun akhirnya bisa kembali seperti dulu, tersenyum ramah, lebih memperhatikan kesehatanya bahkan so eun lebih sering mengomel jika adik-adiknya berbuat ulah.

Usaha Kafe milik so eun diserahkannya pada Key dan Taemin, sepulang kuliah Taemin bisa bekerja di Kafe itu.

Kehidupan mereka berjalan dengan normal. Onew dan Minho kembali dengan pekerjaan detectivenya dan sesekali mereka juga membantu Key dan Taemin di Kafe.

So eun memandang tempat kecelakaan 2 tahun lalu, dilihatnya bayanga kim bum berdiri diseberang sana. "Aku juga mencintaimu kim bum~ah. Harusnya aku mengatakannya padamu saat itu pasti kau masih disini bersamaku . Cepatlah kembali aku menunggumu. I love you kim sang bum"

So eun melanjutkan perjalananya pagi ini dengan senyum seolah memberitahu kita seberat apa pun masalah yang kita miliki, kehidupan akan terus berjalan. Jangan menyianyiakan kehidupan ini dengan keterpurukan.
Karena suatu saat nanti kita akan menyesalinya.


~THE END~

Halo,balik lagi saya dengan part akhir. Yeeeaahh
Setelah melihat vote dan koment dari part sebelumnya aku memutuskan untuk mengakhiri cerita ini lebih cepat. Maunya pelan-pelan aja tapi saat melihat hasil coment yang kurang memuaskan jadinya saya percepat.
Takut kalian yang baca males dan bosan.
Semoga kalian suka part ini. Terimakasih telah membaca, vote dan koment. Hargai setiap karya orang seburuk apa pun. 😙🤗 setelah ini saya akan cek lagi semua part, saya akan perbaiki kesalah dalam penulisannya.

Akhir kata saya ucapkan
Goodbye...
Sampai jumpa lagi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top