XIV


Author'POV

Hari berikutnya, ke-10 pemuda itu kembali mendatangi hotel Naturwald dan mengajak mereka jalan-jalan. Para gadis tentu menerimanya, mereka berjalan-jalan mengunjungi tempat wisata yang indah. Mereka tampak akrab bila dilihat sudut pandang orang-orang sekitar. Ada yang menganggap mereka itu sahabat, ada pula yang menganggap bahwa mereka itu sepasang kekasih yang sedang berjalan-jalan bersama teman-temannya.

Mereka mengunjungi Furano Lavender Fields, taman bunga lavender. Taman itu sangat cantik, lavender di sana tumbuh dengan subur. Mereka berfoto-foto ria, berlari-lari di tengah lautan lavender, dan menggombal salah satu gadis. Contohnya Taufan, dia selalu saja menggombal Rinne yang sedang memotret bunga lavender. Rinne yang merasa terusik langsung melirik tajam Taufan. "Jangan ganggu," desis Rinne tidak suka. "Oh ayolah, aku hanya menggombal kau saja kok. Tidak mengganggumu," elak Taufan. "Ck, sama saja. Shuh... shuh... lebih baik kau pergi bersama teman-temanmu," usir Rinne. Taufan hanya cemberut, dengan berat hati ia pergi menemui teman-temannya. "Akhirnya dia pergi juga," gumam Rinne.

Gadis itu menyudahi memotretnya, ia pergi menyusul sahabatnya. Saat menapaki di atas jalan bebatuan, dia tanpa sengaja tersandung bebatuan. Alhasil ia kehilangan keseimbangan, dia menutup matanya membiarkan dia jatuh duduk di atas bebatuan. Namun, ia tidak merasakan sakit. Perlahan, ia membuka kedua matanya melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata dia ditolong oleh Taufan, jarak antara Rinne dengannya sekitar 7 cm. Perlahan Rinne merasakan hangat di kedua pipinya, ia merona. Taufan membantu Rinne berdiri tegak kembali, kemudian menatapnya dengan tatapan hangat. "Kau tidak apa-apa Rin?" tanyanya khawatir. Rinne perlahan menggeleng lalu tersenyum kecil. "Aku tidak apa-apa, terima kasih telah menolongku." Tangan Rinne menggaruk pipinya yang agak gatal. Taufan menghela napas lega lalu membalas senyuman Rinne dengan manis. "Sama-sama, lain kali hati-hati ya. Ayo kita ke yang lain," ujar Taufan sambil menarik tangan Rinne.

Mereka pergi menemui teman-temannya yang tampak menunggu mereka. "Lama sekali kalian!" ketus Tha sambil mendekap. "Maaf-maaf, tadi ada insiden kecil. Maaf semua," ucap Rinne meminta maaf. "Ya, tak apa-apa. Omong-omong, apa kalian sedang bergandengan tangan?" ujar Gempa sambil menunjuk. Yang lain mengikuti arah tunjuk Gempa, termasuk Rinne dan Taufan. Rinne langsung melepaskan genggaman tangan Taufan lalu sedikit menjaga jarak. "Ti-tidak kok," elak Rinne gugup. "Kalian sudah jadian?" tanya Nna sambil menaikkkan satu alisnya.
"Ti-"
"Iya! Kami sudah jadian."

Semua tampak melongo setelah mendengar pengakuan dari Taufan, sedangkan Rinne dalam hati sudah sumpah serapah terhadapnya. 'Sialan! Rasanya mau kusumpal mulutnya dengan sepatuku," batinnya geram. "Acieee!! Pj dong pj!" sorak Nazu sambil terkikik geli. "Heh!" ujar Rinne dengan melotot. Sahabatnya meledek Rinne sambil tertawa, sedangkan Rinne menghentak-hentakkan kakinya kesal. "Aku gak jadian sama dia!" ujar Rinne kesal. "Alah, bohong kamu. Paling beberapa hari ke depan kalian jadian, iya gak sahabat?" ujar Cel yang meminta dukungan. "Iya dong!" jawab Zohra sambil tertawa. "Sudah, yuk kita lanjut lagi," lerai Ayu sambil meninggalkan yang lain.

Mereka pun melanjutkan jalan-jalannya sampai jam 17.15 P.M . Mereka sampai di hotel Naturwald, ke-20 remaja saling bertatapan dan melempar senyuman. "Terima kasih ya sudah mengajak kami jalan-jalan. Kami tidak tau harus membalasnya dengan apa," ucap Ayu sambil tersenyum. "Sama-sama Yu, tidak perlu membalas. Kami melakukannya dengan ikhlas," kata Ice sambil mengacak-acak rambut Ayu. Yang lain membiarkan saja, namun tidak bagi Putri. Ia menatapnya dengan tatapan datar namun menyiratkan rasa patah hati. Ia merasakan sakit di hatinya, seperti dihujam ribuan pisau tajam. Putri tidak mau berlama-lama menyaksikan adegan itu, dia berbalik dan langsung masuk ke dalam hotel. Yang lain terkejut melihat Putri pergi tanpa sepatah katapun dan meninggalkan banyak pertanyaan yang muncul di benak mereka.

"Putri! Put!"

TBC

Selamat sore/malam bagi yang membaca cerita ini.

Bagaimana pendapat kalian?

Terlalu kecepatan ya?

Maaf ya, sengaja aku cepetin.

Menurut kalian apa yang terjadi pada Putri?

Sampai jumpa di chap selanjutnya~

Salam dingin
Natha❄

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top