VII

Thorn'POV

Aku lihat hari ini Solar tampak berbeda. Dia sekarang kebanyakan melamun, apakah karena kejadian di pagi hari saat kami berada di taman ya?

Aku memutuskan untuk bertanya pada Solar. Aku mulai mendekati Solar yang sedang melamun sambil memikirkan sesuatu, ah sepertinya ia tidak menyadari kalau aku ada di sampingnya. Aku pun menepuk bahu Solar dengan pelan. Dan itu sukses membuat Solar tersadar kembali.

"Solar sedang memikirkan apa?" tanyaku sambil sedikit memiringkan kepala

"Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa kok," jawabnya tanpa memandangku.

"Sungguh? Apa Solar sedang memikirkan kejadian tadi?" tanyaku lagi.

"Tidak, Thorn! Berhentilah mengusikku. Kau tidak pulang ke rumah? Takut orangtuamu mencari dirimu," kata Solar sambil menopang dagunya.

Aku terdiam sejenak lalu berkata, "Kalau begitu Thorn pulang ya."

Solar membalas ucapanku dengan mengangguk. Aku pun mulai keluar dari kamar Solar dan pergi dari kediaman Solar untuk pulang ke rumah. Rumahku tidak jauh dari rumah Solar, hanya tinggal belok kanan dan cari deh rumah yang cat berwarna hijau. Itulah rumahku, istanaku.

Aku pun mulai memasuki rumahku, terlihat para pembantu menyambut aku dengan hangat dan juga sopan
"Selamat datang Tuan muda Akiyama," ujar para pembantu sambil sedikit membungkuk.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum polos. Senyuman polos salah satu andalanku. Kalian tahu tidak, dibalik senyuman polosku ada sebuah rahasia yang belum diketahui oleh siapa-siapa, termasuk orangtua dan sahabatku.

Aku langsung menuju kamar pribadi ku. Saat ku memasuki kamar milikku, aku disambut oleh berbagai jenis tanaman hias. Yup, aku suka sekali tanaman apalagi berkebun. Menurutku, berkebun merupakan kegiatan yang sangat aku sukai. Setiap ada waktu luang, aku selalu menanam, menyiram, memberi pupuk bahkan aku mengajak mereka berbicara lho.

Eits, jangan mengejekku tidak waras, aneh dan sebagainya. Aku tidak suka! Thorn sangat tidak suka! Walau tanaman itu sama sekali tidak menjawab obrolan Thorn secara langsung, tetapi mereka menjawabnya secara tidak langsung. Maksudnya bagimana? Ya tentu saja dengan gerakan di bagian tubuh mereka itu.

Hari ini, aku akan mengobrol dengan tanaman kesukaanku yaitu bunga matahari. Namun, aku memanggilnya dengan nama Daisy. Hihihi... semoga saja jika aku punya pacar, aku ingin memanggil dia dengan nama Daisy.

"Daisy! Daisy! Daisy tau gak kalau hari ini Solar aneh. Solar aneh banget hari ini, dia terus-menerus melamun. Entah apa yang Solar pikirkan, aku tidak tahu. Setiap kali aku bertanya pasti Solar marah dan mengatakan kalau Thorn ini suka mengganggu atau mengusik dia terus. Padahalkan Thorn cuma pengen nanya aja sama Solar," curhatku pada Daisy.

Daisy hanya terdiam namun daun-daunnya bergerak, itu tandanya ia merespon curhatanku. Kalian tau, aku lebih memilih bercerita dengan hewan atau pun tumbuhan dibanding orang. Ya kalian tau kan, kalau kita bercerita dengan orang, teman misalnya mereka hanya ingin tahu masalah kita. Palingan respon mereka hanya "Yang sabar ya", "Aku juga begitu, tapi aku tetap sabar kok" dan lain sebagainya. Hei, aku bercerita ke kalian itu untuk meminta saran atau pendapat aku harus bagaimana dalam menyelesaikan masalahku bukan untuk mendengar cerita kalian! Apalagi setelah kita cerita ke mereka, pasti mereka menyebar permasalahan kita dengan sedikit 'bumbu-bumbu' di dalam cerita, alias dilebih-lebihkan.

Jadi itulah alasanku untuk bercerita ke hewan atau tumbuhan. Walau mereka hanya merespon dengan suara atau gerakkan yang tidak dimengerti oleh kita, tapi mereka memilih untuk diam dan tidak menceritakan ke siapa-siapa.

Curhatanku terhenti ketika pintu kamarku diketuk oleh pembantu.
"Tuan Muda Akiyama, waktunya Tuan untuk makan siang."

Aku pun langsung beranjak dari dudukku lalu membuka pintu kamarku. Aku menatap pembantu itu dengan tatapan dan senyuman polos milikku.

"Ayo Bi, kita makan bersama-sama ya! Oh iya Bi, tolong sampaikan ke pembantu lain dan juga supir kita akan makan siang bersama-sama, TIDAK ADA PENOLAKAN!" ucapku dengan kalimat akhir ku tekankan.

Pembantu itu mengangguk dan mohon pamit untuk menyampaikan pesanku ke yang lain.

TBC

Halo semuanya

Selamat pagi/siang/sore/malam bagi yang membaca cerita ini

Bagaimana chap kali ini? Aneh ya? Tidak nyambung ya?

Maafkan bila aneh/tidak nyambung

Sedikit informasi, yang dikatakan Thorn itu merupakan pemikiranku. Ya, aku memang suka berbicara sendiri, curhat dengan hewan dan tumbuhan.

Terkadang kita bercerita/berkeluh kesah dengan orang lain pasti ada yang merespon seperti itu, lalu terkadang pula mereka menyebar masalah kita ke orang lain lagi dengan menambahkan 'bumbu-bumbu' di dalam masalah kita.

Maaf bukannya aku gak percaya dengan orang lain, namun aku hanya takut bila mereka menyebar permasalahan yang ku ceritakan.

Sampai jumpa di chap selanjutnya~

Salam dingin
Natha❄

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top