V
Nazu'POV
Sekarang kami berada di bus yang sedang menuju ke Sapporo Odori Park. Aku duduk di bagian tengah bus tepat di samping kaca jendela bus. Di samping kiriku ada Putri, dia tampak diam saja sambil mendengar lagu dari earphone miliknya.
Dia suka mengacuhkan orang yang sedang mengajak dirinya mengobrol. Contohnya saja tadi, aku mengajaknya mengobrol walau sekedar berbasa-basi. Namun kalian mau tau apa respon dia? Dia hanya memberikan respon yang cukup dingin, sedingin es. Putri hanya merespon dengan kata "Hn", "Hm", "Y". Sungguh, aku ingin pindah tempat duduk sekarang.
Perjalanan ke Sapporo Odori Park membutuhkan waktu sekitar 2 jam 7 menit. Kami berangkat dari pukul 07.07 waktu setempat, yang berarti kami akan tiba di sana pukul 09.14 waktu setempat.
Sepanjang perjalanan, aku melihat pepohonan rindang yang berwarna merah muda. Tampaknya bunga sakura sudah bermekaran. Rasanya aku ingin memetik bunga itu dan merangkainya menjadi mahkota bunga. Tetapi, memangnya diperbolehkan memetik bunga?
Akhirnya, kami pun tiba di sana. Kami turun dari bus dan tak lupa mengucapkan terima kasih ke supir bus menggunakan bahasa Jepang.
"Arigatou," ucap kami berterima kasih sambil sedikit membungkuk.
Supir bus membalasnya dengan mengangguk dan berkata, "Semoga hari kalian menyenangkan."
Kami berjalan menyusuri taman yang indah dan juga ramai.
"Sepertinya setiap tahun taman ini selalu ramai ya," ucap Nayla yang membuat kami mengangguk setuju.
Kami berjalan pelan untuk mencari tempat yang cukup sepi agar kami bisa berfoto-foto dengan bebas. Di tengah perjalanan, sepertinya aku sedang tidak fokus sehingga menabrak orang yang berada di depanku tanpa sengaja.
Orang itu sedikit mundur ke belakang begitu juga denganku. Aku dan juga orang itu saling bertatap-tatapan. Jika ku melihat dari sudut pandangku sendiri, orang itu, ah bukan. Maksudku pemuda itu tampan, tampan banget. Dengan tinggi yang menurutku sekitar 170 cm, wajah putih bersih, menggunakan kacamata yang berwarna orange kekuningan. Bisa kubilang dia itu pemuda yang perfect.
Aku terus melamun hingga akhirnya pemuda itu menegurku
"Hei kau," tegur pemuda itu sampai membangunkan diriku dari melamun
"A-ah, maafkan aku. Aku tidak sengaja, sungguh...," maafku sambil sedikit membungkuk
"Benarkah?" tanya pemuda itu sambil mengerutkan dahinya
Astaga, dia terlihat tidak percaya sekali. Aku menatap pemuda itu sambil mengangguk
"Iya, sungguh. Aku benar-benar tidak fokus tadi."
Pemuda itu menatap diriku lama yang membuatku menjadi salah tingkah.
'Haduuhh... aku malah dilihatin terus lagi sama dia, mana dia perfect,' batinku
"A-anoo... aku sungguh meminta maaf telah menabrakmu," maafku lagi.
"Hm, baiklah. Karena aku ini baik dan tidak sombong, aku memaafkanmu...," ujar pemuda itu memaafkanku
Sontak aku menatap dia dengan mata yang berbinar-binar, 'Akhirnya dia mau juga memaafkanku' batinku dengan perasaan lega.
"Terima kasih! Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa mas perfect!" teriakku berterima kasih sambil meninggalkan dirinya yang mungkin saja melongo.
Aku berlari menuju sahabatku dan kulihat mereka seperti menungguku. Aku dengan cepat berlari ke arah mereka dan berhenti tepat di depan Nayla.
"Huh... huh... huh... ka-kalian kenapa meninggalkanku?" tanyaku sambil mengatur napas.
Mereka memandang satu sama lain dan kembali menatapku dengan tatapan jahil.
"Hm, bagaimana tadi kejadiannya Naz?" tanya Tha sambil tersenyum jahil
Aku pun bingung apa maksud pertanyaan dan juga tatapan Tha.
"Ma-maksudmu Tha?"
"Maksud dia, bagaimana kronologi kamu nabrak cowok tadi?" jelas Cel
"Oh itu, ya aku gak sengaja menabrak dia karena saking terpesonanya dengan taman ini. Sampai-sampai aku gak melihat di depanku dan nabrak itu cowok," jelasku yang sudah normal kembali napasnya.
"Oohh gitu, terus maksud dari teriakan 'mas perfect' apa, Naz?" tanya Rinne dengan nada usil
Sontak saja wajahku memerah, lalu dengan gagap aku menjawabnya, "E-enggak kok, se-sejak kapan aku teriak begitu. Kalian salah dengar kali."
"Kami gak salah dengar kok lagipula kami ada buktinya kalau kamu teriak begitu," ujar Ayu sambil memutar ulang rekaman suara yang mereka rekam tadi.
Aku pun langsung memerah padam, menahan malu. Sementara sahabatku tertawa seperti mengejek diriku. Huh, aku harap kejadian hari ini akan mereka lupakan.
TBC
Cieeee... Yang habis nabrak mas-mas perfect cieee...
Nazu: berisik!
Chap berikutnya nanti akan ku ambil dari sudut pandang para BoEl dan Fusion.
Sampai jumpa di chap selanjutnya~
Salam dingin
Natha❄
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top