Part 2

       Aku terbangun tepat pukul lima pagi hari ini, beruntung aku tidak terlambat mengingat aku tertidur dengan perut yang tidak kosong. Baru saja aku keluar dari unitku pintu yang berada tepat didepan Apartemenku ikut terbuka.

"Selamat pagi, Amoura!"

"Selamat pagi, Kakek Sam!"
Aku tersenyum sebelumkembali berbalik pada Pintu Apartemenku dan menguncinya.

"Apa kau belum dengar?"
Aku menoleh dengan kening berkerut, apa yang belum aku dengar?

"Sepertinya belum, kemarin pengelolah gedung ini memberitahukan sesuatu"

"Sesuatu? apa itu Kakek Sam?"

"Gedung ini akan segera di renovasi, kita semua hanya punya dua pilihan. Pergi atau menambah uang sewa."
Ini terlalu pagi untuk mendapat berita seburuk ini.

Pergi?

Memang aku mau pergi kemana?

Tetap tinggal?

Aku bahkan belum membayar uang Sewa bulan lalu dan pembayaran untuk bulan ini sudah hampir jatuh tempo.

Aku benar benar akan gila sebentar lagi.

"Amoura?"

"Ya? Maaf. Terimakasih sudah memberitahuku, aku harus pergi bekeja. Sampai Jumpa Kakek Sam!"

"Ya, sampai jumpa!"
Aku hanya mendengar sahutan Kakek Sam sayup sayup sebelum aku meninggalkan lantai Apartementku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bibi Lucy? Aku tidak mungkin merepotkan orang sebaik dia. Baiklah aku akan memutuskan semuanya Besok.

Aku harus bekerja saat ini.

***

Cukup membosankan mengingat Bibi Lucy tidak bekerja diakhir pekan dan sialnya itu selalu mampu membuat para rekanku dengan leluasa menghancurkan hariku. Benar benar menyebalkan karna Manager Stev sejak tadi ikut menghanncurkan jam istirahatku. Bisakah mereka menghilang sehari saja? Aku benar benar bosan mendengar dan melihat mereka tiga tahun terakhir ini.

"Antar ini ke meja No. 17."

"Iya."
Gumamku sebelum teringat dengan meja tersebut, aku mengedikkan bahu tidak peduli dan membawa nampan ditanganku kemaja tersebut.

Meja itu kosong, hanya ada sebuah tablet diatasnya dan seseorang dengan setelan rapih berdiri dengan kaku disamping meja.

"Eh!"
    Aku yerperanjat saat seseorang menarik kursi disampingku yang membuat kopi panas diatas nampan yang baru kuletakkan tertumpah. Dan sialnya tumpahan itu mengenai tablet dimeja yang demi apapun sudah jelas telrihat  sangat mahal.

Ah, Brengsek!

"Tuan Revan?"
Aku menoleh dan mendapati sepasang mata biru itu lagi lagi menatapku dengan tajam. Selain rahangnya yang mengeras tangan kiri pria itu mengepal dengan kuat hingga memutih diatas pahanya.

"Aku tidak apa apa."
Aku mengalihkan perhatianku dan menatap tablet yang kini berlumuran kopi panas. Aku mengulurkan tanganku berniat menyelamatkan benda mahal itu sebelum aku merasakan kehangatan yang melingkupi lenganku. Aku bahkan tersentak karna sentuhan itu.

"Bereskan itu Zoe dan kau ikut aku!
Aku tidak biasa mengucapkan ataupun melakukan apa apa saat Pria yang aku tau bernama Revan ini menarikku keluar Restourant.

"Maafkan aku!"
Ucapku nyaris berbisik tapi aku bertaruh ia mendengarnya sehingga langkahnya terhenti tepat disamping mobil mewah yang aku yakini adalah mililnya.

"Apa kau taju apa kesalahanmu?"
Aku mengangguk pelan mendengar suaranya yang dalam terkesan menggeram ditelingaku. Tentu saja dia marah, Aku baru saja melakukan kesalahan besar.

"Dan kau tahu apa akibat dari kecerobohanmu?"
Aku menggeleng pelan sebelum mendongak menatapnya yang jelas jauh lebih tinggi dariku. Aku bahkan yakin jika aku hanya sebatas dagunya.

"Tapi aku tidak sengaja."
Gumamku, kalian tahu kenapa aku suka menggumam? Aku hanya tidak punya tenaga yang tersisa untuk sekedar melakukan perdebatan tidak penting.

"Tidak sengaja kau bilang?"

"Maaf."
Ucapku lagi nyaris berbisik, ini benar benar diluar keinginanku untuk berdebat dengannya.

Hell, Kalau saja tidak seperti ini aku tidak akan memberinya kesempatan untuk bicara.

"Maaf? Aku akan memafkanmu kalau kau bersedia bertanggung jawab!"

"Dan aku tidak punya uang?"
Sahutku tepat setelah ia menghentikan ucapannya, mengganti tablet yang seharga sewa Apartemenku untuk setahun?

Ya, tuhan.

Aku akan mendapatkan uang dari mana?

"Kalau begitu kau hanya perlu menunggu Restaurant ini ditutup."

"Apa?"
Ditutup? Tidak. Bagaimana dengan Bibi Lucy? Aku tidak bisa membuatnya kehilangan pekerjaan karna kecerobohanku.

"Tapi aku benar benar tidak punya uang. Bagaimana bisa aku membayarmu?"
Tanyaku dengan bingung, Brengsek! Dia menyeringai dan aku tau arti tatapannya. Dan sialnya aku nyaria jatuh dalam pesona sikeparat berotak cabul ini.

"Aku akan melupakannya."
Aku tersentak menatapnya dengan kening berkerut. Apa apan dia? Dia tidak sedang mempermainkanku bukan?

"Bertanggung jawab tidakhanya tentang uang bukan?
Sudah kuduga, aku menatapnya dengan datar sebelum menendangtulang keringnya dengan keras.

Dia benar benar

Brengsek!

"Aku yang akan keluar dari Restaurant ini!"
Ujarku meninggalkannya yang mengerang tertahankan karna serangan mendadakku. Maafkan aku tuhan, aku tidak berniat menyakitinya. Tapi ia benar benar Brengsek jadi aku yakin kau pastk akan memaafkanku bukan?

***

Aku kelaparan -lagi lagi dan lagi-, aku menghempaskan selimut dan melompat turun dari tempat tidur. Aku harus mencari pekerjaan. Kalian tahu berapa tambahan sewa Apartemenku? Tiga kali lipat!
Dan aku tidak punya pekerjaan ataupun surat surat penting yang akan mendukungku mendapat pekerjaan.

Dan hebat!

Aku sudah tidak makan entah berapa hari aku tidak tahu karna yang kulakukan hanya minum dan mencari pekerjaan. Penentuan tinggal tiga hari lagi dan sebelum hari itu aku harus mendapat pekerjaan.

"Amoura?"
Aku menoleh dan mendapati Kakek Sam yang sedang sibuk mengeluarkan beberapa kardus dan sepertinya ia sudah memutuskan untuk pinda.

"Kau akan pindah?"

"Ya, Amoura. Aku tidak punya banyak uang, untuk itu aku akan pindah kerumah putraku."

"Maaf Kakek Sam, aku tidak bisa melakukan apa apa. Aku harus mencari pekerjaan sekarang."

"Kau dipecat?"

"Begitulah."

"Kalau begitu bergegaslah, semoga kau mendapat pekerjaan!"

"Terima kasih Kakek Sam, Sampai Jumpa!"

"Sampai jumpa Amoura!"
Dengan sedikit tergesah aku meninggalkan kakek Sam, aku benar benar harus mencari pekerjaan atau aku akan jadi gelandangan.

**

Tujuan pertamaku adalah gedung Raksasa dimana orang orang berkelas keluar masuk bak Model yang sedang memperagakan busana Perancang ternama. Aku dengar ada bayaran yang cukup tinggi untuk sukarelawan. Aku harap aku bisa bersaing dengan para lulusan terbaik dikota ini.

Dan aku disini bersama dengan tujuh belas orang yang mungkin memiliki tujuan yang sama denganku. Dugaanku tidak salah tentang lulusan terbaik, tentu saja mereka akan menunggu agar dipromosikan suatu saat nanti.

"Amoura?"

"Ya, itu aku!"
Sahutku dan sialnya karna panggilan dari gadis yang lebih mirip menekin ditoko toko itu orang orang mulai menatapku.

"Lupakan, baiklah semuanya dengar! Tujuan kami hanya mencari Sukarelawan untuk membantu kami. Tidak peduli secerdas apapun, kalian harus menuruti perintah kami, tapi bukan berarti kecerdasan tidak berarti. Kalian akan menggunakannya nanti setelah terpilih dan kami hanya membutuhkan lima orang untuk mengisi tempat staf yang baru saja dikeluarkan."

"Baiklah, lihat daftar nama kalian disana dan kalian akan tahu dimana kalian memulai. Selamat bekerja!"
Dia berbalik meninggalkan kami semua termasuk aku tentunya.

Sekali lagi aku tidak akan menyia nyiakan pekerjaan ini.

Well Selamat datang di Neraka Amoura!

***
Jangan lupa Vomment

Awas Typooo
Siera

**

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top