Raphael [Nel] - Reciprocal
Raphael [Nel] x Reader
©lunaria_co
[Aegis Orta]
Story : Nathalie.
[1067 Words]
▬▭▬ ぬカん ▬▭▬
❝Reciprocal❞
Zhushhh— Bruk-!
Raphael dengan sigap langsung menangkap [Name]; Malaikat lain yang membantunya untuk 'Menghapus Kematian'— dengan cepat, menangkap [Name] dengan dekapan yang erat.
Bahkan, Anak ilusi yang ia buatpun— Val ikut terbawa kemari, dunia manusia. Mengikuti Raphael yang melarikan diri dari dunia iblis.
Luka [Name] cukup berat— Walaupun ia juga seorang Malaikat, namun kekuatan tempurnya tak sekuat Malaikat lainnya, bahkan kekuatan tempurnya lebih lemah dari milik Gabriel.
Namun begitu, [Name] dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar, membantu Raphael sebisa yang ia mampu.
"Sakit-! Hah, ini dimana?!" Jerit Val, mengedarkan pandangannya kesana kemari.
"Aduh... " Ringis Raphael— yang telah berubah wujud menjadi manusia biasa, Nel.
"Kenapa kau mengikutiku masuk ke portal? Jadi rumit, nih." Kata Nel, mengusap lembut ibu jarinya di pipi [Name]— Menghapus darah yang terus saja keluar dari bibirnya.
"Kamu, Enak saja! Aku tidak akan membiarkanmu kabur, tahu-! Setelah mengacau seenaknya, melibatkan malaikat lain seperti [Name] di urusan seperti ini, terus tinggal pergi begitu saja waktu terdesak, dasar brengs*k-! Umpat Val, memaki Nel tepat di wajahnya.
"Sekarang aku akan—" Val mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang, namun terhentikan kala Nel memotong ucapannya.
"Kamu mau membunuhku? Di saat aku menggendong [Name] yang tak sadarkan diri dan terluka seperti ini?"
"Yah, ini memang kesempatanmu, bukan? dengan kondisiku yang seperti ini aku tak akan bisa kembali ke wujud Malaikatku, [Name] juga. Aku takkan bisa menyerang balik saat ini."
"Aku hanya Nel, manusia biasa. Tapi kalau kau bunuh aku, Michael pasti akan menjadi Malaikat jatuh..." Jelas Nel panjang lebar seraya mengeratkan dekapannya pada [Name] yang tak sadarkan diri.
". . . Agh-! Persetan dengan semua itu-! Yang penting— Kau harus mati sekarang!!" Val lagi-lagi menyiapkan ancang-ancangan untuk menyerang, namun gagal akibat Eva yang datang tiba-tiba.
▬▭▬ ぬカん ▬▭▬
"Ah, aku kaget banget, Lho. Kukira Nel habis di rampok orang atau terlibat perkelahian gara-gara kalah judi, ternyata cuma Val toh—" Kata Gio.
Kini, mereka telah ber-istirahat di rumah milik Aria dan Gio, sedang Val duduk terdiam menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya sedari tadi.
[Name] pula, telah di diobati luka-lukanya oleh Aria dan ber-istirahat di kamar tamu.
"Berarti percobaanmu memanggil iblis berhasil? kau memang beneran serba bisa semua, ya." Tutur Gio.
"itu kan semua berkat ajaranmu, kok. Tapi sepertinya Profesi itu tak akan cocok untukku, kekuatanku terkuras terlalu banyak, dan malah jadi terluka sendiri, [Name] juga membantu dan akhirnya ikut terluka begitu." Ujar Nel santai, berlagak memang seolah-olah ia dan [Name] baru saja mencoba memanggil iblis.
"Nel lagi belajar memanggil Iblis?" Tanya Eva.
"Begitu lah, setelah melihat Gio aku jadi ingin punya asisten, punya yang lucu seperti Caim atau Shaz sepertinya asik." Ujar Nel.
"Eh, tapi kan— Nel sudah punya [Name]?"
"Ah, kalau itu... aku tidak ingin terlalu merepotkannya, masa mudanya bisa membosankan kalau membantuku terus kan?"
"Iya juga ya," Ucap Eva, ikut setuju dengan Nel.
Brakk-!
"Kalian jangan percaya sama perkataan Nel-!" Celetuk Val, berteriak.
"Dia sama sekali tidak memanggilku ataupun sedang eksperimen memanggil iblis-! Semua perkataannya bohong, omong kosong! Luka [Name] dan Nel mereka dapat setelah bertarung di dunia iblis-!" Val berteriak geram.
"Nel dan [Name] itu aslinya adalah Malaikat-!"
Val terus berteriak, bukannya percaya. Gio dan Aria malah terdiam, menganggap Val berkata bodoh, membuat Val menjadi lebih kesal dan akhirnya pasrah.
▬▭▬ ぬカん ▬▭▬
Cklek-!
Pintu kamar perlahan terbuka, menampilkan seorang gadis cantik yang tengah berusaha untuk berdiri dari ranjangnya.
"Oh, sudah bangun ya?" Celetuk Nel, mengagetkan [Name] yang tengah bersusah payah untuk berjalan.
"Eh, Raph— Maksudku.. Nel?"
"Kau sedang apa?" Tanya Nel, menghampiri [Name] seraya membantunya berjalan dengan benar.
"Aku hanya ingin keluar— sekalian ingin bertemu Aria, ini rumahnya kan?"
"Apa? Tidak, Luka di perutmu saja belum kering dan sembuh, ayo kembali ke tempat tidur," Ucap Nel langsung menggendong [Name] ala Bridal Style.
"Ekh— Turunkan aku Nel-!" [Name] Menjerit kaget, namun tak di gubris oleh Nel.
"Diamlah.." Katanya, meletakkanmu kembali ke ranjang.
"Tidak perlu sampai menggendongku juga, tau!"
"Jalanmu lama, siput."
"... Dasar!"
"... Bagaimana keadaanmu? Rambutmu kembali menjadi warna [H.C] ya?"
"... Keadaanku? Buruk. Waktu di dunia iblis mereka menyerangku habis-habisan, aku ini kan tidak ada niatan untuk melawan atau menyakiti mereka, aku hanya ingin mengulur waktu, itu saja.
"Mereka benar-benar serius, sampai menikamku begini, untuk melindungi diri aku jadi kelepasan membuka segel kekuatan, sial. Hidupku sudah tak akan lama lagi." Oceh [Name] panjang lebar, meratapi nasibnya.
"Segel? Apa yang kau maksud?" Tanya Nel.
"Ah, aku belum menjelaskannya ya? Aku ini bukan Malaikat seutuhnya, aku hanya generasi penerus kekuatan yang sedang aku pakai ini. Maka dari itu aku lebih lemah dari lainnya, karena setengah jiwa asliku adalah Manusia."
"... Generasi penerus kekuatan? Apa kau anak dari salah satu malaikat yang mempunyai anak dari Manusia?"
"Sepertinya Konsepnya tidak begitu. Kekuatan yang aku maksud itu berbentuk batu permata indah berwarna biru tua yang berisi kekuatan malaikat. Kekuatan itu memang kuat, karna memakan nyawa dan energi dari yang memakainya jika kelepasan mengeluarkan lebih dari 30% kekuatannya.
"Semua Generasi sebelumku yang telah memakai batu ini telah tiada, mereka semua kelepasan mengeluarkan lebih dari 30% kekuatannya, dan perlahan batu kekuatan malaikat itu akan memakan dan menyerap jiwa sang pemakai dan akhirnya lenyap tak tersisa." [Name] menarik napas sejenak, sedang Nel masih diam menyimak gadis yang ada di depannya.
"Aku ini hanya penerus dari nenekku, nenekku sudah di ambang sekarat karna batu ini, maka dari itu.. aku yang mengambil alih sekarang, dan tanpa sengaja melepas segelnya, sebentar lagi aku mati deh—" [Name] terkekeh kecil, menertawakan dirinya sendiri yang akan mulai cepat meninggalkan dunia.
"Kenapa tidak bilang dari awal, sih..? kau jadi begini," kata Nel, menatap [Name] intens.
"Ku kira kau sudah tau, kau kan Malaikat agung yang kuat, lagipula jika aku mati, kau tidak ada ruginya kok, benar kan?" Tebak [Name], tersenyum miris.
"Siapa yang bilang? Lagipula, aku rugi sekali jika kau mati, siapa yang akan menjadi asistenku nanti?"
"Dasar, malah memikirkan itu, lihat aku dong— sudah mau mati begini, batunya menyerap cepat jiwaku loh," [Name] lagi-lagi terkekeh.
". . . . . Manis," Gumam Nel pelan tanpa [Name] sadari.
"Nel— kenapa kau menatapku begitu? seram tau—"
"... tidak ada, ngomong-ngomong mau aku bantu menutup segelnya lagi?" Tawar Nel.
"Eh, memang bisa?!" [Name] hampir saja berteriak.
"Sepertinya bisa, tapi untuk melakukan itu ada syaratnya." Nel Menyunggingkan Kurva berbentuk senyuman tipis.
"Eh, syarat? syarat apa?—" [Name] memiringkan kepalanya sedikit.
"Jadilah milikku."
Raphael [Nel] — Reciprocal
[END].
[Nel].
▬▭▬ ぬカん ▬▭▬
Hai semua-!
Iya tau kok, ini cringe bgt. aku sadar diri kok :").
Yaudalah, gitu aja /cry/
Next, Val or Belphegor?
[07 Mei 2021].
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top