Belphegor - Father

Belphegor — Father
[@lunaria_co ; Aegis Orta]

Bagi ayah, laboratorium miliknya sudah seperti rumah pribadi yang nyaman untuknya. Tempatnya meneliti, bekerja dan tidur. Semua ia lakukan kegiatan tersebut di laboratorium.

Dan disini, aku seperti terperangkap oleh mesin waktu milik ayah. Aku tidak tau bagaimana keadaan di luar sana, keadaan di sekitar laboratorium ataupun sekitaran ruangan ayah ini. Aku hanya bisa diam di sofa kesayangan ayah saat ia ingin terlelap ingin menuju bunga mimpi. Tidak di izinkan melangkahkan kaki sejengkal pun dari pintu yang menghubungkan antara ruangan ini dengan ruangan yang lain.

Hanya bisa melihat ayah yang sehari-hari sibuk berkutat dengan dokumen-dokumen penelitian miliknya, tidak memedulikan diriku yang merasa sangat kesepian luar biasa ini.

Walaupun begitu, sudah berapa kali aku menangis, merengek, berteriak. Semua itu terasa sia-sia karena ayah tidak suka aku seperti itu dan semakin yakin untuk tidak mengizinkanku keluar untuk berkeliling laboratorium barang sejenak.

Terkadang, aku mengobrol ringan dengan Furcas. Mahkluk berbulu yang menghinggapi pundakku ataupun pundak ayah.

Selama aku masih bisa lancar menghirup oksigen di dunia iblis ini, bahkan aku hanya bicara dengan Furcas, kak Crocell dan ayah seumur hidupku! Dengan kak Crocell pun hanya sejenak sesekali saat aku menanyakan kabarnya. Setelah itu ayah pasti marah dan mengusir kakak untuk pergi kembali bekerja.

Kenapa... Kenapa ayah terkadang marah sekali hanya dengan hal kecil! Aku hanya ingin pergi ke luar laboratorium sebentar saja, melihat-lihat Caina. Bertemu dengan iblis lain dan berbincang-bincang ringan lalu aku pasti akan kembali ke dalam ruangan ayah yang menyesakkan ini! Ayah... Sangat marah tentang itu semua seolah-olah ia takut pergi dan tidak kembali selama-lamanya.

"Ayah... Aku... Bosan sekali, bolehkah aku keluar?" ucapku sedikit mengecilkan suaraku yang gemetar. Karena aku tau, jawabannya pasti akan tetap sama dengan kata-kata penolakan.

"Berapa kali kamu mengucapkan kata-kata itu setiap hari? Bibir kecilmu itu tidak lelah?" kata ayah, sama sekali tidak melirikku saat berbicara.

Bahkan jika ayah saja selalu sibuk dengan itu semua, mengapa aku harus tetap di tempat menyesakkan ini?!

꒰ ⚘ 𝓕𝓪𝓽𝓱𝓮𝓻 ! ꒱ ⋆ ›

"Furcas, kamu tau kenapa sampai sekarang aku tidak diizinkan keluar untuk bermain oleh ayah?" Tanyaku pada Furcas saat kami tengah berbaring-baring santai di sofa ayah. Sedangkan ayah seperti biasa berkutat dengan laporan-laporan miliknya.

"Mungkin tuan tidak ingin nona celaka di luar sana. Di luar laboratorium ada banyak jebakan yang dapat mencelakakan nona kapan saja," jawab Furcas dengan tersenyum, seolah menenangkan diriku atas pertanyaan yang aku tanyakan tadi.

"Baiklah, mungkin itu benar untuk bagian luar laboratorium. Tapi mengapa sampai keluar ruangan ini sejengkal pun tak boleh?!"

"Itu.... Tuan takut nona di celakai pula dengan para penelitian ataupun hal-hal lain yang tidak terduga."

"Jawabanmu sangat masuk akal, Furcas. Sampai rasanya aku akan mati kesepian di tempat sesak ini."

"Beberapa juga tuan memiliki alasan tersendiri, sih. Alangkah baiknya nona menanyakan langsung pada tuan..."

"Ogah, keburu di tolak oleh ayah."

꒰ ⚘ 𝓕𝓪𝓽𝓱𝓮𝓻 ! ꒱ ⋆ ›

Saat aku mengenal cermin tak lama ini— itu karena bawahan ayah yang membawakan entah untuk apa— aku melihat diriku secara utuh di dalam cermin itu.

Wah, wajah ini mirip sekali dengan ayah. Hanya saja rambutnya panjang dan aku masih anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Melihat wujudku yang persis begini, terbesit sesuatu yang membuatku tersentak.

Melihat wujud kloningan yang persis dengan ayah seperti wujud kak Crocell... Apakah sebenernya aku ini seorang kloningan buatan ayah juga yang sedang di simpan hingga dapat digunakan saat waktunya tiba? Maka dari itu ayah bersikeras untuk membuatku tetap tinggal di ruangannya.

Agar tidak rusak.

"Ayah, aku ini kloningan juga ya?"

"Kau tau apa memang tentang kloningan buatanku?"

Atensi ayah seketika langsung terpaku pada pertanyaanku, menatapku dengan intens, mengabaikan pekerjaannya. Sedikit mengerikan tatapan ayah, tapi ini yang aku inginkan jika memang ayah melarangku pergi kemana-mana! Sepertinya ini akan menjadi yang pertama kalinya aku berbicara dengan ayah lebih dari 2 dialog.

"Aku hanya berpikir, mungkin aku seperti klon yang biasanya ayah buat, yang akan di gunakan jika di butuhkan..."

"Kalau memang, mau aku nonaktifkan kamu sekarang juga?"

Tersentak, apa benar aku seorang klon? Bukan anak ayah yang sebenarnya?!

Ayah yang melihatku bergerak kaku sambil gemeter sedikit terkekeh dan menampilkan tarikan kurva berupa senyuman menyeringai. Ayah terkekeh? Di luar nalar.

"Kamu tau, kamu anakku. Ah, bicara apa aku ini?"

"Apa ayah malu punya anak seperti [Name] ini? Makanya ayah tidak pernah mengijinkan aku pergi? Bahkan selangkahpun?"

"Kalau malu sudah aku hilangkan eksistensi dirimu dari lama."

"Iya juga, lalu karena apa ayah? Ayah tau, aku kesepian setengah mati. Bukan setengah mati sih, memang mau mati! Ayah tau, aku bukan ayah yang bisa sendirian dan tidur terus. Aku ini juga ingin melihat dan berkeliling Caina, bermain dengan anak seusiaku, ingin ikut kak Crocell juga ke dunia manusia. Mengenal banyak hal dan melakukan hal-hal baru. Aku ingin ayah... Aku sudah lelah hidup seperti di kerangkeng di tempat ini!"

Tanpa sadar, emosiku sedikit meluap-luap ketika ayah sudah sedikit memberikan atensinya padaku. Sambil menangis— karena aku memang anak kecil cengeng— aku mengusap berulang kali air mata yang terus mengalir dari pelupuk mataku, namun itu terus keluar tanpa henti.

Apa dengan begini ayah yang cuek bagaikan bebek itu mengerti sedikit perasaan anaknya yang kesepian? Aku sudah rela menangis begini...

Usapan lembut terasa dari atas pucuk kepalaku. Ayah mengelus lembut suraiku? Tak lama setelah mengusap tubuhku juga terangkat ke atas, ayah menggendongku. Sedikit terkejut, ayah mendekapku dalam pelukannya. Ini sangat tiba-tiba ayah bersikap seperti ini.

Oh, dan ini pertama kali aku merasakan hangatnya tubuh ayah!

꒰ ⚘ 𝓕𝓪𝓽𝓱𝓮𝓻 ! ꒱ ⋆ › [POV 3]

"Pergi, pergi... Itu terus yang kamu ucapkan tidak ada henti. Mau meninggalkanku seperti ibumu itu? Di luar sana terlalu berbahaya untuk anak lemah sepertimu, keburu mati konyol di ketawain Furcas."

Meninggalkan sejenak tugas-tugasnya, Belphegor memeluk anak perempuan kecilnya itu dengan hangatnya, pertama kalinya bagi Belphegor juga. Ia tahu, anaknya pasti akan merasa bosan cepat atau lambat. Hanya saja, ia takut kehilangan lagi. Perasaan menyusahkan itu sangat di benci oleh Belphegor. Setelah kehilangan kekuatan dan sebagainya, ia tidak ingin kehilangan anaknya juga.

Tidak ada yang tau bahwa Belphegor memiliki seorang anak perempuan kecil yang lucu. Hanya segelintir orang-orang kepercayaan terpilih Belphegor yang tau kebenaran eksistensi dari gadis kecil bernama [Name] itu.

"Kau tau, maunya sih menghabiskan waktu bersama, tapi sepertinya pekerjaanku cemburu kalau dekat dengan anak perempuan kecil sepertimu," kata Belphegor, berusaha menenangkan tangisan anaknya namun sepertinya malah membuat [Name] ingin menangis lebih kencang?

"Perlunya komunikasi juga penting, ayah! Kalau tau begini dari dulu aku tidak akan rewel minta keluar terus. Apalagi menyangkut 'ibu' ... Aku tau ayah sangat menderita."

"Aku tau, tapi aku malas."

Ah, memang dasarnya ayah— Belphegor adalah lambang dari sloth, yaitu kemalasan, pikir [Name] yang tidak mengerti jalan pikir ayahnya.

"Setelah melihatmu yang kayaknya bakalan mati kalau gak keluar ini. Ayah ijinkan keluar, tapi kalau kena jebakan jangan merengek pada ayah ya, minta tolong saja pada orang, kalau ada aja sih."

"Setelah akhirnya ayah senggang sedikit dan berbicara padaku, apakah kalimat itu pantas terucap?! Dasar ayah!"

Dengan tangan kecilnya, [Name] memukul-mukul Belphegor, ayahnya. Ga kerasa apa-apa, bahkan semut lebih sakit dari ini, pikir Belphegor dengan wajah datarnya sementara [Name] masih merengek berisik di pangkuan Belphegor.

"Tutup mulutmu, kita tidur saja. Sekarang, kamu yang akan menjadi guling baruku."

Tangan Belphegor berusaha menutupi mulut anaknya yang merengek-rengek terdengar berisik di telinganya dengan pelan-pelan, berpindah ke sofa dan segera tidur dengan [Name] sebagai guling barunya. Sedang [Name] ia masih mencoba merengek dalam keadaan terbungkam.

Ada-ada saja beliao.

[Omake] :

"AYAHHH!! SESAK!? MASA BENERAN DI JADIIN GULING, SIH!"

"Ah, kamu ini. Tidur saja. Lagipula guling yang baik itu tidak berbicara dan protes."

"AYAHHHHH!!!!!"

Belphegor — Father
End.
꒰ ⚘ 𝓕𝓪𝓽𝓱𝓮𝓻 ! ꒱ ⋆ ›

Hai ges— sebenernya ada gif untuk mengilustrasikan dek nem jdi guling, cmn dia ga bisa di masukkin alias error— trus, ini anggap saja anaknya dari anu yang simulasi di chapter Belphegor yang sebelumnya (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞.

Oh iya, Merry Christmas! 🎄☃️
(Telat sehari, maaf).

Btw ada yang baca Deadly 7 Inside Me (desime)? Sepertinya aku ada ide menariq (๑•﹏•).

[ Jawaban untuk Chapter 'Cocytus — Identiy' ]

Oke, jadi jawaban untuk chapter yang sebelumnya adalah ....

Ya, benar! [Name] sebelum jatuh ke Cocytus adalah seorang malaikat dan itu berhubungan dengan chapter 'Michael — Fall' yang sebelumnya. Dimana, [Name] sebagai malaikat di dakwah karena melakukan suatu kesalahan fatal. Dan karena Michael sendiri yang mengeksekusi, maka dengan sedikit bumbu-bumbu kecurangan dan keegoisan milik Michael, [Name] di jatuhkan di tanah Cocytus, seperti malaikat jatuh (Lucifer).

HANYA SAJAAAA~

Untuk hukuman [Name], dia di jatuhkan bukan sebagai malaikat namun sebagai makhluk yang di isi nyawa dengan tubuh yang dulunya adalah seorang malaikat agung. Jadi, dia bukan Iblis, malaikat apalagi manusia. Hanya makhluk hidup yang tidak di ketahui karena melakukan kesalahan. Ingatannya di cabut, dan hidupnya menderita di dunia iblis.

Dan karena tau-tau [Name] berteman dengan Cocytus, karena garis takdirnya dalam hukuman sebab berbuat kesalahan maka dengan cara apapun [Name] bertahan pasti akan menderita seperti pertemanannya dengan Cocytus.

Malang sekali nasib [Name]. Lalu, karena dia sesungguhnya bukan iblis, malaikat ataupun manusia. Karena sudah di bunuh oleh Cocytus, maka [Name] sudah benar-benar mati dan mungkin karna takdirnya yang sudah di tulis 'tersiksa' kemungkinan bisa hidup kembali dengan siksaan baru—

Omaigat, ini alur cerita paling gak jelas dan di luar nalar selama di otakku. Aku harap ini baik-baik saja dan ga krinj (mungkin kalian udh capek aku bilang kranj krinj mulu, tapi emang krinjj 😭). Segitu aja sih—

Btw, kalau aku makan mie ayam seminggu full apakah aku maniak mie ayam? ☠️🐤.

[Senin, 26 Desember 2022]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top