NEO SANCTUARY
"Eichi, sepertinya siswi pindahan itu tidak nyaman bersekolah disini"
Ucapan itu sedikit membuyarkan pikiranku dari berkas osis yang harus ku selesaikan. Mataku berpindah menatap pria dengan kaca mata yang bertengger di batang hidungnya serta surai hijau lumut yang mendekatiku.
"Menurutku ia hanya belum terbiasa dengan sekolah ini, Keito. Karena... Sekolah ini berisi idol lelaki, sementara ia hanya seorang gadis disini" jelasku setelah tertawa singkat. Pria yang berada tak jauh dariku hanya bisa menghela nafas dan tampak seperti memikirkan jalan keluarnya.
"Akan ku pastikan semuanya, dan Keito... Bolehkah ku meminta bantuanmu untuk menyelesaikan dokumen ini ?" ucapku sembari menampakkan senyum yang merupakan ciri khasku. "Baiklah, tapi jangan lakukan sesuatu yang berbahaya" balasnya dan mengambil alih semua dokumen dihadapanku.
"Keito sangat baik ya..." pujiku padanya sebelum meninggalkan ruang osis yang merupakan tempat kerjaku.
------------------------------------------------------
NEO SANCTUARY
FINE
(TENSHOUIN EICHI)
------------------------------------------------------
Berjalan menyusuri lorong sekolah yang sangat panjang sembari memperhatikan sekitarku. Namun sesampainya di taman, ku dapat melihat jika Wataru sedang memainkan trik sulapnya seperti biasa.
Dari jauh, dapat ku perhatikan jika senyuman yang ditunjukkan pada Wataru adalah senyuman palsu. Berpura-pura tertawa untuk menghargai usahanya. Perlahan, diriku pun mendekati mereka.
"Sedang bersenang-senang ya ?" ucapku yang membuat mereka menoleh ke arahku. "Hisashiburi Koutei Hesika !!" balas Wataru dengan gaya khas yang selalu ku hafal.
"K - Koute Hesi...ka ?"
Suara imut namun penuh keraguan itu dapat ku dengar dengan jelas. "Itu adalah panggilan khusus dari Wataru padaku" jelasku.
"Begitu ya..." balasnya pelan. Dan ekspresinya pun berubah menjadi murung kembali. Diriku hanya tersenyum melihatnya.
"Wataru, bisa tinggalkan kami sebentar ?" pinta ku tanpa menatap lelaki bersurai biru keabu-abuan itu. "Dengan senang hati, Koutei Hesika. Hibiki Wataru ini akan melaksakan perintah Anda" ucapnya yang kemudian meninggalkan kami berdua.
Hening, hal itulah yang kurasakan saat berdua dengannya.
"Sungguh kejam ya"
Gadis dihadapanku sedikit tersentak mendengar perkataanku. Dia hanya diam, tak bergeming sedikitpun.
"Dunia memang kejam bukan, Seitou kaichou" ucapnya pelan. Diriku hanya tertawa pelan seperti biasa. Namun sebelum ku berhasil mengatakan sepatah kata, lelaki bersurai pink dengan suara sedikit feminim memanggil namaku dan merangkul tanganku.
"Kaichou, jangan dekat dekat dengan dia !" ucapnya dengan sakaristik. "Tori, tidak baik memperlakukan seorang gadis seperti itu" sahutku.
Ya, pria yang kumaksud adalah Himemiya Tori. Anak kelas 1-A yang merupakan anggota unit Idol terakhirku. Sifatnya cukup manja jika bersama dengan diriku, namun juga terkadang cukup nakal dan merepotkan jika dengan siswa yang lain.
Gadis yang mendengar perkataan Tori hanya mendengus kesal. "Bagaimanapun aku ini managermu tahu ! Dasar anak kecil !!!" tukasnya. Diriku dapat merasakan jika kali ini yang ia lakukan adalah murni dari dirinya.
****
Bulan berlalu begitu cepat hingga tak terasa musim dingin telah tiba. Dan ya, tubuhku sedikit tak kuat menahan suhu dingin itu. Namun apa mau dikata, ku ingin membuat musim dingin tahun ini begitu spesial karena manager unitku berhasil mengarahkan unit ku kepada kemenangan Dream Idol Festival.
Setelah rapat osis selesai, para pengurus osis mulai berjalan ke kelas untuk membagikan tentang pendapat atau saran untuk acara musim dingin tahun ini. Dan dari kertas itu, hanya satu hal yang ingin ku ketahui yaitu pendapat atau saran dari gadis itu.
Tak butuh waktu lama, kertas itupun terkumpul dan kami pilah saran yang bagus yang nantinya akan kami pertimbangkan. Namun diriku menemukan hal yang mengganjal, tidak ada nama gadis itu dikertas ini.
"Isara, mengapa tidak ada nama (Y/N) disini ?" tanyaku. "Tadi (Y/N) tidak ada dikelas dan sudah ku cari namun ku tetap tidak bisa menemukannya, Kaichou" jawab pria bersurai magenta itu.
Cukup mengherankan, akupun bangkit dari singgasana dan mencari dimana gadis itu berada. Lorong dan gedung sekolah telah ku telusuri, namun tetap ku tak dapat menemukan gadis itu.
******
Hawa dingin semakin merasuki tubuhku dan membuat kakiku tak mampu menopang tubuhku lagi. Namun itu tak ku pedulikan. Ku tetap mencari gadis itu.
"Kaichou !!!!"
Sebuah teriakan yang membuatku tersenyum lega. "Kaichou, apa yang kau lakukan disini !? Disini cukup dingin" ucapnya sambil membantuku berdiri. Sebuah tawa singkat keluar dari tenggorokanku begitu saja, "Tentu saja ku mencari dirimu, (Y/N)"
Gadis itu hanya bergegas menatihku menuju ruang kesehatan, lalu sesampainya disana ia langsung mencari sesuatu yang hangat dan tebal untuk kupakai. Setelah menemukan selimut tebal, ia langsung melingkarkannya pada tubuhku.
"Tadi itu sangat bahaya, kau tahu itu kan seito-kaichou" omelnya dengan tangan terkait di pinggangnya. Diriku hanya terkekeh mendengarnya mengomel seperti itu, karena biasanya ia hanya diam dan menyendiri.
"Rupanya (Y/N) sangat baik ya..." ucapku setelah terkekeh melihat tingkahnya. Sempat ku lihat gadis dihadapanku ini sedikit terkejut mendengar perkataanku, namun pada akhirnya ia salah tingkah yang membuatku gemas.
"Eichi senpai..... Bisa beritahu mengapa kau bisa sampai melakukan hal tadi ?" ucapnya dengan lembut. "Sudah kubilang bukan, jika ku mencarimu untuk menanyakan sebuah pendapat untuk festival musim dingin tahun ini.
Gadis dihadapanku ini sedikit berfikir, kemudian ia menatap luar jendela yang membuatku ikut mengalihkan pandangan pada arah yang ia lihat. "Aurora..." ucapnya lirih, kemudian pandangan kami saling terkunci, bertatapan satu sama lain. "Tunjukkan padaku keindahan sebuah cahaya itu" pintanya.
Hanya senyuman yang ku tunjukkan padanya. "Akan ku diskusikan bersama yang lain" balasku. "Dan mungkin itu adalah hal yang bagus" sambungku yang kemudian berjalan keluar dari ruang kesehatan. Namun sebelum keluar ruang itu, diriku sudah mengucapkan terima kasih.
Setelah berjalan cukup jauh, diriku baru teringat jika ku harus membantunya merapikan selimut itu. Saat pintu ku buka sedikit, ku dapat memperhatikan gadis itu perlahan-lahan termenung menatap luar jendela.
"Dunia.... Di tempat ini.... Dimana letak akhirnya.... Haruskah ?" ucapnya lirih, namun terdengar sedih. Dan dia pun berbalik ke arahku, "Eichi... Senpai.... " ucapnya lemah yang kemudian ia pun pingsan.
Dengan segera ku membawanya ke rumah atau lebih tepatnya mansion milikku. Dan selama perjalanan, ku memberitahu tangan kananku jika ku harus pulang untuk pemeriksaan kesehatan.
Diriku sempat mencuri pandang pada gadis ini dan sempat terlintas dipikiranku tentang apa yang ia gumamkan. Pikiranku sempat bertanya-tanya apakah ia memang menginginkan meliht cahaya itu, namun di hatiku merasa yakin jika ia sangat menginginkannya.
*****
Sesampainya di mansion, ku membaringkannya di kamarku dimana dokter pribadiku sudah menunggu kehadiranku. Setelah ku membaringkannya di kasur, barulah dokter dengan segera memeriksa kondisi (Y/N).
"Teman Anda baik-baik saja, tuan Tenshoin. Ia hanya sedikit drop karena suhu dingin, kemungkinan ia sudah terlalu lama berada diluar dan tidak kunjung masuk ruangan. Lalu, saat ia masuk ruangan maka suhu perbedaan suhu sedikit membuat tekanan darah sedikit terhambat lalu pingsan. Dan saran saya, setelah ini biarkan ia beristirahat yang cukup lalu tetap berada di tempat yang hangat" jelas dokter setelah memeriksa gadis itu sembari mengemasi barang yang ia bawa. "Permisi, tuan Tenshoin" ucap dokter itu kemudian berlalu pergi.
*****
Saat ku sedang makan, seorang maid milikku mengantar seorang gadis yang sudah sadar dari tidurnya. "Seitou-kaichou ini..." ucapnya ragu-ragu. "Mari makan bersama, (Y/N)" potongku sambil membantunya mengambilkan nasi hingga lauk yang biasanya dilakukan oleh maid, namun maid ini sudah ku beritahu agar tidak melakukannya untuk kali ini.
Saat suapan pertama memasuki mulutnya, dapat kulihat ia sedikit tersenyum. "Ternyata jika (Y/N) tersenyum itu sangat manis, ya" pujiku dan membuat gadis itu sedikit tersedak, lalu diriku dengan segera memberinya segelas air putih.
Setelah minum, ia berhenti sebentar. "Manusia ada yang baik walaupun sebenarnya ia memanfaatkan temannya ya..." ucapnya yang sedari tadi menatap makanan itu. Diriku hanya terkekeh mendengarnya.
*****
Waktu berlalu begitu cepat, kini festival itu telah tiba dengan tema milik (Y/N). Gadis ini cukup kagum dengan hasil karya anak osis, lampu yang berkelip disusun sedemikian rupa hingga membentuk aurora.
Gadis itu mendekat ke lampu itu, sungguh pemandangan yang amat langka. Namun apa dayaku, tubuhku lebih lemah dari beberapa minggu sebelumnya dan membuatku jatuh dalam kegelapan.
"Eichi !!!!"
Hanya suara gadis itu yang dapat ku dengar sebelum ku jatuh. Tubuhku terasa seperti tak ada tenaga sedikitpun, namun kulitku terasa sangat hangat karena darahku terus mengalir.
'Mungkinkah ini akhir dari hidupku ?'
Duduk dalam sebuah kegelapan yang ditemani oleh sejuta memori tentang gadis itu. Baru saat ini, sedikit ku mengerti tentang gadis itu.
(Y/N).... Mungkinkah ia menginginkan sebuah kenangan yang tak terlupakan karena ia tahu ku akan seperti ini atau ia ingin ku seperti ini. Ataukah ia memang ingin mencari akhir dari jalan cerita drama dunia ini...
"n'alaquel a' i' kalina ar' hyarya i' du " *
Suara itu terus bergema dalam ruang gelap ini, namun setitik cahaya muncul dan mengarahkanku untuk mengikuti suara itu. Ku tak mengerti kenapa, namun ku kembali pada tubuhku.
Saat ku membuka mata, cahaya putih dan bersinar sangat terang mengelilingi seorang gadis yang tak asing bagiku.
"n'alaquel a' i' kalina ar' hyarya i' du "
Kalimat itu yang berulang kali ia ucapkan. Kalimat asing yang baru pertama kali ku dengar.
"(Y/N)..." panggilku dan membuatnya berhenti mengucapkan kalimat itu. Sebuah senyuman terukir pada wajahnya, sebuah senyuman yang cukup menenangkanku.
Diriku mengedarkan pandangan ke sekitar. "Ini rumahku, rumah para elf berada" jelas gadis itu sambil menatapku dengan tatapan yang menginginkanku mengerti tentang dirinya.
"Eichi senpai, sekarang akan ku ajarkan apa arti dari keabadian yang telah ku berikan kepadamu" ucap gadis itu sambil menyentuh tanganku. "Dan sebelumnya adalah akhir dari hidupmu, kini adalah permulaan baru... Menyaksikan kekejaman dunia yang tidak ada hentinya... Dimana hanya ada cahaya kegelapan dalam hati manusia..." ucapnya lirih.
Jauh didalam lubuk hatiku menangis, namun diriku sangat senang karena pada akhirnya ku mengetahui siapa gadis ini sebenarnya. Tanganku tergerak memeluk tubuh mungilnya.
Terima kasih,
Walaupun terlambat...
Kau telah menunjukkanku akhir dari hidupku bahkan dirimu telah menunjukkan padaku makna semua ini...
Akan ku usahakan untuk mengerti tentang semua yang kau ajarkan...
Nb :
* : kembalilah ke cahaya dan tinggalkan kegelapan
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top