MELODY IN THE DARK
Melody, ya melody. Kalian berfikir jika melody adalah alunan musik yang selalu berada dalam kebahagiaan, namun kalian salah.
Melody tak selamanya dalam kebahagiaan, sepertiku, Sakuma Rei. Banyak yang beranggapan jika menjadi vampir-idol sepertiku adalah hal yang sangat mudah, dikarenakan aku adalah mahluk mitologi yang keberadaannya tak dapat dirasakan oleh siapapun. Namun siapa sangka jika anggapan itu salah yang dikarenakan seorang gadis yang mengetahui keberadaanku dan selalu mendukungku hingga kini ia telah berhasil mencuri hatiku.
------------------------------------------------------
MELODY IN THE DARK
UNDEAD
(SAKUMA REI)
------------------------------------------------------
"i.."
"ei..."
"Rei.."
Suara itu membangunkanku dari dalam mimpi buruk yang kuyakini akan terjadi. Akupun mulai membuka mataku perlahan dan mendapati seorang gadis bersurai dark-blue tepat disampingku sembari menatapku yang membuatku mengubah posisiku agar sejajar dengannya.
"Rei, kau tak apa ? Soalnya tadi ku melihat kau mengigau" ucapnya dengan tatapan polos. Akupun tersenyum melihatnya dan tanganku tergerak tuk mengelus surainya yang terhembus angin musim semi, "Tak usah khawatir, Neki. Aku tak apa-apa, mungkin aku hanya kelelahan saja" jawabku dengan senyuman.
"Bohong ! Kau bohong, Rei !" balas gadis yang bernama Kirisaki Neki itu dengan tatapan kesal. Aku hanya terus mengelus surainya dan secara sekilas ku menatap sendu dirinya, karena aku tahu jika ada saatnya jika dia akan memilih seseorang yang tepat untuknya.
"Rei..." panggilnya dengan nada yang sangat imut. Aku hanya menoleh sebagai balasan. "Mengapa kau menatapku dengan tatapan itu ?" tanyanya dengan khawatir. "Sudah kubilang, bukan ? Aku baik-baik saja" jawabku yang sedikit lupa jika gadis yang ada disampingku ini bisa merasakan berbagai emosi yang kualami, walaupun dia tak begitu peka dengan perasaanku yang lainnya.
*****
Hari terus berlalu hingga karirku sebagai ketua dari idol unit UNDEAD terus berkembang, tetapi gadis itu tetap disisiku. Namun, dia sedikit berbeda dari biasanya. Kini ku tak melihat sebuah senyuman terukir pada dirinya, kumerasa dia sangat jauh dariku, ku tak tahu harus melakukan apa dan yang kutahu hanyalah berusaha memperbaiki seluruh keadaan yang telah kutinggalkan dulu.
Beruntung saja, jadwalku latihan hari ini berakhir cukup awal dan bisa membuatku bertemu dengan gadis yang kucintai, Himitsu. Akupun pergi mulai mencarinya di tempat yang biasa ia kunjungi.
Namun sayang, semuanya telah berubah. Aku melihat Himitsu sudah bersama dengan Tsukinaga Leo, ketua dari idol unit KNIGHTS dan akupun tak menganggap hal itu sebagai permasalahan serius karena yang kutahu adalah dia juga membutuhkan teman selain diriku.
Saat aku hendak kembali ke asramaku, samar-samar ku mendengar suara gadis itu memanggil namaku dan membuatku mau tak mau harus melihat kearahnya. "Rei, kenalkan dia teman baruku namanya Tsukinaga Leo dia ketua dari idol unit KNIGHTS" jelasnya dengan sebuah senyuman manja. "Kurasa kau tak perlu memberitahuku, karena aku juga sudah mengenal dia" balasku dengan senyuman sembari mengelus surainya yang sudah lama tak kusentuh.
"Lama tak bertemu ya, Sakuma Rei"
Akupun mengalihkan tatapanku pada orang disamping Neki. "Iya, lama tak bertemu denganmu, Tsukinaga Leo. Jadi kau sudah berhenti dari masa absenmu, atau kau ingin absen lagi, sang satria" balasku santai, seperti biasanya jika aku tak pernah serius jika bertemu dengan idol unit lain.
"Ya, kurasa aku tak akan absen lagi karena sebentar lagi ada momen penting bukan. Jadi aku akan membantu unitku dengan sekuat tenagaku" ucapnya dengan penuh semangat. "Jangan seperti itu, nanti kau sakit lagi, Leo" ucap Neki dengan nada sangat khawatir.
Mereka terus berbincang-bincang hingga melupakan keberadaanku. Aku hanya tersenyum dan berjalan meninggalkan mereka dengan sebuah rasa sakit yang tak ku pahami.
*****
Bulan terus berganti, kini ku tak tahu telah berapa lama meninggalkan Neki sendirian. Namun setiap kali ku mengingat Himitsu, yang terlintas adalah senyuman tulus Neki yang ia tunjukan hanya pada Leo.
"Rei, apa ada masalah ?" tanya lelaki berkulit coklat dan bersurai ungu, Adonis yang telah mengembalikanku pada kondisi sekitarku. "Jika kau ada masalah maka ceritakan pada kami" ucap lelaki berambut abu-abu, Koga. "Siapa tahu kami bisa membantumu" sambung lelaki berambut pirang, Kaoru.
Akupun bangkit dari singgasana dan merangkul Koga. "Aku hanya kelelahan, Koga-chan" bisikku lirih pada telinganya. Koga dengan sigap mendorongku dan akupun kembali duduk pada singgasanaku. "Dasar vampir mesum !!!" ucap Koga dengan sangat kesal yang membuatku dan anggota yang lain tertawa melihat tingkahnya.
"Ano... Apa Rei ada disini ?"
Sebuah suara lembut seperti alunan melody yang mengalir pelan, membuat semua anggota menatap menuju sumber suara dan mendapati seorang gadis bersurai dark-blue berdiri di depan pintu. Kaoru bangkit dan mendekati gadis itu, "Ada perlu apa kau mencari ketua kami, koneko-chan ?" tanyanya yang sudah mensejajarkan tingginya dengan gadis itu.
Dapat kulihat jika gadis itu setengah ketakutan pada Kaoru membuatku bangkit mendekatinya. "Kaoru, sepertinya kau perlu belajar banyak tentang cara memperlakukan para gadis dengan baik dan benar" jelasku yang membuat Kaoru memalingkan wajahnya dan pergi meninggalkan kami berdua.
"Ada perlu apa, hime-sama ?" ucapku dengan senyuman yang membuat gadis didepanku salah tingkah. Aku hanya tertawa pelan melihat tingkahnya. "R-Rei..itu tidak lucu" ucapnya sembari memanyunkan bibirnya. "Aku kemari hanya untuk bilang jika aku dan Leo sudah resmi menjadi kekasih" sambungnya dengan malu-malu.
Aku terpaku mendengar ucapannya dan juga ada perasaan sakit yang masih tak kumengerti hingga saat ini. "Selamat ya, Neki. Semoga kalian selalu bersama" ucapku dengan seulas senyum yang kupaksakan. Setelah itu, sang gadis pergi dan akupun kembali pada singgasanaku.
"Kurasa sang Ksatria telah salah memilih lawan" ucap Koga. "Kau harus lebih kuat, Rei" sambung Kaoru sambil menepuk pundakku guna menenangkanku. "Rei, sekarang tuangkan semua yang kau rasakan. Jika kau pendam maka kau akan tersiksa" sambung Adonis yang membuatku sadar akan satu hal, jika idol unitku adalah UNDEAD yang berarti tak bisa mati. "Kita akan memproklamirkan kepada seluruh sekolah jika kita adalah satu-satunya iblis di sekolah ini yang tak terkalahkan dari sang barisan ksatria itu" ucapku santai namun ada kesan tersirat yang dapat dipahami oleh anggotaku.
*****
Hari ini aku bebas dari latihan, dan aku memutuskan tuk membaca buku ditempat yang biasanya aku dan Neki bersama. Saat tiba disana, aku melihat seorang pria yang berumur satu tahun lebih muda dari diriku dan sangat mirip denganku sedang tertidur pulas disana.
Akupun mendudukkan diriku disebelahnya dan bersandar pada pohon yang rindang sebagai atapnya. Hilir angin telah berhembus dan menerpaku secara lembut yang membuatku mengingat seseorang yang sangat penting bagi diriku.
"Jika kau ingin mengalahkan kami, jangan harap ya nii "
Suara itu membuatku mengalihkan pandangan dari buku dihadapanku. " Jadi kau sudah bangun ya, adikku. Aku hanya sekedar memperingatkan jika ada saat dimana kami akan memproklamirkan sebagai iblis, kegelapan, dan harapan, Ritsu" jelasku santai sambil melirik adikku, Sakuma Ritsu yang masih dalam posisi tidurnya, namun aku yakin dia masih mendengarkanku saat kubicara.
"Hmph, mimpimu terlalu tinggi" ejeknya sembari merubah posisi tidurnya menjadi memunggungiku. "Tidak terlalu tinggi, adikku yang manis. Aku hanya ingin memperingatkan pada semua orang terutama para penggemar jika kami juga kuat didalam kegelapan, bayang-bayang dan juga kehampaan" jelasku santai namun terkesan angkuh. "Kurasa kau tetap takkan bisa mengalahkan kami" ucap adikku yang tak mau kalah dariku sembari meninggalkanku sendirian.
*****
Kini telah tiba saatku dan para anggota yang lain tuk tampil membawakan setlist baru. Berisi semangat, dorongan, kekuatan dan ambisi yang tak ingin dikalahkan oleh siapapun.
"Reiii !!!"
Akupun melihat ke sumber suara yang merupakan bagian dari melodiku selama ini. Seorang gadis bersama dengan lelaki bersurai orange-kemerahan datang mendekatiku.
"Rei, semangat ya !!!" ucap Neki dengan amat riang. "Kau juga harus menikmati musikku ya, Neko-chan" ucapku sembari tersenyun dan menepuk puncak kepalanya pelan. Saat melakukan hal itu, ada dua hal yang dapat kulihat yaitu ekspresi Neki yang salah tingkah dihadapanku dan juga ekspresi cemburu dari sang ketua KNIGHTS.
"Kurasa ku harus naik panggung sekarang, sampai berjumpa nanti Neki dan kau juga, leader " ucapku sembari melambaikan tangan dan meninggalkan mereka berdua tuk kembali ke panggung.
*****
Setelah selesai, kami langsung bersembunyi dari unit manapun terutama diriku. Karena kami telah menjadi idol ilegal yang selalu bersembunyi dalam kegelapan.
Jika kami bangkit, kami ingin agar seluruh bahkan segenap jiwa para pemuja kami maupun unit lain jatuh hati pada kami. Dan kami akan menunjukkan mimpi buruk bagi siapapun yang berani menentang kami, tak terkecuali untuk gadis yang telah menyakiti perasaanku.
Mungkin ini yang bisa ku lakukan saat ini, tertidur cukup lama dalam peti mati agar hatiku tak terlalu sakit melihat dirinya.
Matta ashita
Aishiteru, Neki
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top