BAGIAN 46 - KRITIS!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.
-(HR. Muslim)-
🌸🌸🌸
"Hallo, apa benar ini Pak Jefri?"
"Iya, ini siapa?"
"Saya Tania, Apakah Bapak keluarga dari Ibu Amira? Pak Jefri bisa ke rumah sakit sekarang nggak? Karena-"
"Memangnya ada apa? Tolong katakan dengan jelas!"
Dari sambungan telepon, wanita itu tampak menahan tangisnya, "Ibu Amira kecelakaan,"
Mendengar apa yang telah dikatakan seseorang yang tidak ia kenal di sambungan telfon, Jefri langsung memutus sambungan telepon. Ia segera pergi ke rumah sakit yang dituju. Tanpa berpikir panjang, Jefri menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata, ia harus cepat sampai rumah sakit. Hatinya tak tenang. Ia baru saja berasa bersalah dengan Amira. Dan secepat ini ia mendapatkan kabar bahwa Amira kecelakaan.
Saat mobilnya sudah masuk ke area parkir rumah sakit, Jefri langsung turun dari mobil dan berlari ke ruang ICU yang ada di lantai 1 rumah sakit.
"Pak Jefri,"
Jefri menoleh ke belakang, "Kamu siapa?"
"Saya Tania Pak saya sekretarisnya Pak Ali, saya menemukan Bu Amira dalam keadaan terkapar di tengah jalan. Saya nggak tega lihat Bu Amira mengeluarkan banyak darah di kepalanya. Saya benar-benar nggak tega, Saya meminta tolong warga untuk membawa kesini. Sa-saya, saya mau menghubungi Pak Ali ataupun keluarganya, namun beberapa nomor tidak bisa dihubungi. Termasuk Pak Ali. Untunglah saya menemukan kontak Pak Jefri di ponsel Bu Amira. Dan Pak Jefri langsung mengangkatnya. Bu Amira sekarang masih ditangani dokter di dalam,"
Jefri terduduk lemas mendengar penuturan dari Tania. Ia tak sanggup melihat Amira tak berdaya disini. Jika diperbolehkan, ia ingin menggantikan posisi Amira yang terbaring di rumah sakit.
"Keluarga Pasien Amira?" ucap salah satu dokter yang keluar dari ruang ICU.
"Saya Dok,"
"Kondisi Bu Amira saat ini 90% dinyatakan kritis Pak. Bu Amira mengalami pendarahan cukup parah Pak, mau tidak mau kami harus melakukan tindakan operasi dengan meminta persetujuan keluarga,"
"Aku mohon selamatkan Amira Dok,"
"Ini termasuk operasi besar Pak. Jadi kemungkinan operasi berhasil bisa 50% 50%. Sudah ada beberapa kasus seperti ini. Dan setelah tindakan operasi, ada kemungkinan selamat dan ada yang tidak tertolong. Serahkan semuanya pada Allah Pak, semoga Bu Amira lekas membaik setelah tindakan operasi yang nanti dilakukan,"
"Terima kasih Dok," jawabnya pelan.
Dokter tersebut mengangguk meyakinkan Jefri, "Saya permisi dulu ya Pak,"
Jefri tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Amira. Ia bingung harus berbuat apa. Jika Amira tak terselamatkan ia tidak akan bisa memaafkan diri sendiri. Seharusnya ia tidak bertemu dengan Amira saat itu agar Ali tak salah paham dan tidak ada pertengkaran antara Amira dan Ali. Jefri lantas menghubungi Fatih agar segera menemuinya di rumah sakit.
"Hallo Jef, ada apa? Tumben telfon?"
Tangan Jefri bergetar memegang telepon dalam genggamannya, "K-kak, Amira kecelakaan,"
"Apa? Sekarang kamu dimana?"
"Di Rumah sakit Insan Akbar,"
"Aku kesana sekarang,"
🌸🌸🌸
Fatih melihat Amira dari luar cendela yang terbaring lemas, "Ra, aku mohon jangan seperti ini. Kakak nggak bisa lihat kamu seperti ini. Kamu harus bertahan," ucap Fatih seraya menahan tangisnya.
Jefri memegang pundak Fatih dari belakang, "Operasinya dilaksanakan besok pagi Kak,"
"Kenapa lama Jef, Amira bisa-bisa tak tertolong kalau nunggu besok pagi."
"Dokter harus melakukan observasi terlebih dahulu Kak sebelum operasi, operasi tidak bisa sembarangan dilakukan. Itu bisa membahayakan pasien. Jadi sebelum operasi, dokter harus mengecek keseluruhan. Apalagi ini adalah operasi besar."
"Ali kemana? Kenapa dia tidak disini saat Amira membutuhkan?"
Jefri menghela napas berat saat Fatih tiba-tiba bertanya mengenai Ali, "Aku tidak tahu. Kata sekretarisnya dia tidak bisa dihubungi. Sebenarnya kemarin Ali salah paham saat aku dan Amira tidak sengaja bertemu. Amira hampir kesrempet mobil jadi aku sedikit menariknya agar tidak kena. Sekedar itu saja. Namun, ia sempat terjatuh dan telapak tangannya terluka. Aku hanya memberi sapu tangan untuk mengobati tangannya dan menutup lukanya. Namun, secara tiba-tiba Ali memukulku dan dia salah paham dengan Amira dan Aku. Ali sempat marah dan membentak Amira di depanku. Ia pergi meninggalkan Amira. Setelah itu, aku tidak tahu lagi karena Amira menolak untuk aku antarkan pulang."
Fatih menghela napas panjang, jika kata sekretarisnya Ali tak bisa dihubungi, ia lantas mengetik pesan untuk Reyhand. Ia meminta Reyhand untuk memberitahu Ali kalau Amira masuk rumah sakit karena kecelakaan. Ia juga mengatakan pada Reyhand insiden Jefri dan Amira yang membuat Ali salah paham.
Fatih lantas meninggalkan Jefri dan Tania yang masih duduk di ruang tunggu ICU. Karena pengunjung ICU hanya diperbolehkan 1 orang, Fatih masuk ke ruang ICU sendirian. Tangannya gemetar saat melihat adiknya terbaring lemah di ranjang ruang ICU dengan selang oksigen yang menempel di tubuhnya. Tubuh Amira terbaring lemah dan kepala Amira tertutup banyak perban putih. Mata Amira terpejam dan bibirnya pucat. Tubuhnya penuh dengan selang yang ada dimana-mana. Bahkan perban putih yang ada di kepalanya masih ada sedikit bercak merah, "Astagfirullah Ra, Kok bisa kamu seperti ini? Kenapa tidak mengatakan pada Kakak kalau kamu sedang ada masalah? Kenapa? Apa kamu tidak bahagia menikah dengan Ali?"
"Ra, aku mohon jangan seperti ini, Tolong bertahan! Kakak tidak berani memberitahu kondisimu ke Ayah dan Ibu. Mereka sudah cukup renta untuk mendapatkan kabar mengejutkan seperti ini. Aku mohon Ra! Kamu adik kakak yang paling kuat. Kamu harus bertahan Ra!"
Fatih melirik sekilas grafik layar monitor jantung bergerak lambat, ia sangat khawatir akan terjadi hal yang tak diinginkan, "Ra, Kakak nggak bi-bisa lihat kamu seperti ini, Kamu harus kuat Ra! Tolong bertahan untuk Kakak!"
🌸🌸🌸
"BRENGSEK!" tiba-tiba pukulan dari tangan Reyhand mendarat di wajah Ali. Ali mengerutkan dahinya tak tahu apa yang dimaksud Reyhand. Reyhand yang tiba-tiba datang ke rumah Ali dan memukulnya di depan Aira. Ia sudah mengetahui masalah kesalapahaman antara Ali, Jefri dan Amira dari pesan singkat yang Fatih kirimkan. Dan menurut Reyhand itu hanya sepele yang bisa dibicarakan baik-baik tanpa harus membuat Amira celaka seperti ini.
Aira menangis kencang saat Reyhand memukuli Ali. Sontak Nadya yang melihat Aira menangis karena ayahnya dipukul Reyhand segera menggendong Aira dan beranjak mengajak Aira keluar dari rumah. Ia bisa menenangkan Aira di luar rumah. Aira masih terlalu kecil untuk mengetahui masalah orang dewasa. Sekecil Aira harus mengetahui hal-hal mengagetkan seperti ini.
"SUAMI MACAM APA LO HAH? ISTRI LO TERBARING LEMAH DI RUMAH SAKIT. DIA KECELAKAAN KONDISINYA KRITIS DAN LO SAMA SEKALI NGGAK ADA DI SAMPINGNYA SAAT DIA BUTUH LO?" Reyhand tak henti-hentinya mengumpat ke arah Ali karena hal bodoh yang dilakukan Ali.
"Maksud Lo apa Rey? Tiba-tiba masuk rumah langsung pukul Gue?"
Reyhand geram. Tangannya memegang kerah Ali dan ingin memukulnya kembali. Namun ia masih bisa menahan amarahnya, "LO KENAPA TEGA NYAKITIN AMIRA HAH? GUE TAHU, LO NGUSIR AMIRA KAN SETELAH KEJADIAN KESALAHAN PAHAMAN AMIRA DAN JEFRI? LO NGGAK PUNYA HATI AL. AMIRA MALAM-MALAM PERGI SENDIRIAN DAN SEKARANG KECELAKAAN TAK BERDAYA DI RUMAH SAKIT. KEMANA RASA BERTERIMA KASIH LO KE AMIRA? DIA UDAH SABAR URUS ALMARHUM BINI LO, URUS ANAK LO YANG BUKAN DARAH DAGINGNYA, BAHKAN DIA RELA NOLAK ORANG YANG LEBIH BAIK DARI LO DEMI MAU DIJODOHKAN DENGAN PRIA TIDAK TAHU DIRI SEPERTI LO!"
Reyhand menghela napas panjang. Ia mencoba mengkontrol semua emosi yang muncul pada dirinya. Matanya masih menyiratkan amarah ke arah Ali. Bagaimanapun juga ia adalah sahabat Ali jadi mau tidak mau harus menyadarkan Ali. Dan hanya Reyhand yang bisa menyadarkan Ali dengan sikap egoisnya Ali. Namun sepertinya tetap saja, Ali terlalu mempertahankan kebodohannya dan keegoisannya.
"GUE KESINI CUMA MAU MEMPERINGATKAN SEKALI LAGI KE LO! JANGAN SAMPAI LO MENYESAL KARENA ORANG YANG UDAH BERJASA DI HIDUP LO SUDAH TIDAK ADA LAGI. DAN LO BARU MENYADARI. CIH! ALASAN BASI!"
Bersambung....
Malang, 20 Mei 2020
🌸🌸🌸
Ini part banyak banget umpatannya gaes! Maaf! Baca part ini ambil baiknya buang buruknya ya? Tetep stay sampai end. Terima kasih udah vote terus komen juga dan follow author.
Kalau ada beberapa typo mohon dimaklumi ya?
See you on next chapterrrr tomorrow!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top