BAGIAN 41 - TOKO BUKU

Amira menggandeng tangan mungil Aira sembari sorot matanya mengabsen beberapa buku yang tertata rapi di rak buku. Sepulang menjemput Aira dari sekolahnya, tiba-tiba Aira mengajaknya untuk membeli buku dongeng kesukaannya lagi. Kesekian kali, pulang sekolah Aira sering mengajaknya ke toko buku. Entah itu membeli buku atapun alat tulis lainnya. Dari kecil, Amira selalu membacakan dongeng-dongeng untuk Aira, sampai saat ini Aira terbiasa untuk menyukai bacaan-bacaan dongeng. Terutama dongeng Islam.

"Mamaaaa, kudaaaa!" teriaknya saat matanya melihat buku dongeng yang bergambar kuda. Anak seusia Aira memang rasa keingintahuannya besar. Terlebih pada nama-nama hewan atau benda di sekitarnya.

Tangan Aira menggandeng tangan Amira. Sedikit menariknya dan berlari ke arah rak buku dongeng yang ia tuju. Siang ini hanya Amira yang menjemput Aira di sekolahnya. Sebab, Ali harus menyelesaikan tugasnya di kantor. Seperti biasa, Aira selalu mengajak Amira ke toko buku atau ke perpustakaan umum.

Namun, sebelum Aira mengambil buku dongeng tersebut, seorang laki-laki dewasa lebih dulu mengambil buku dongeng yang Aira inginkan. Aira mengerucutkan bibirnya, ia menarik-narik ujung kemeja laki-laki tersebut yang membelakanginya.

"Om minggil, itu buku dongeng Aila. Jangan diambil!"

Laki-laki itu menoleh ke belakang, karena merasa ujung bajunya ditarik-tarik Aira.

"Jefri?" Amira terhenyak saat laki-laki tersebut melirik ke arahnya.

"Amira?" ucapnya pelan.

"Itu buku Aila Om," ucap Aira yang masih menarik-narik ujung bawah kemeja Jefri. Ia menunjuk-nunjuk buku dongeng yang dipegang Jefri.

"Aira, itu punya Om. Aira cari buku yang lain ya?" bujuk Amira ke anaknya.

"NGGAK MAU MAMA!" teriak Aira.

Jefri sedikit menunduk mensejajarkan tingginya dengan Aira, "Ya sudah ini buat Aira ya, biar nanti Om cari buku lainnya." ucapnya seraya menyodorkan buku dongeng ke Aira.

"Holeee.....Telima kasih Om,"

"Mama ayo bayal bukunya," pinta Aira seraya tangannya menunjuk-nunjuk tempat kasir di sebelah ujung toko buku.

"Om yang bayarkan ya?" Jefri menawarkan untuk membayar buku yang Aira beli.

Sontak Amira langsung menolaknya, karena tak enak dengan Jefri, "Ti-tidak usah Jef,"

"Tidak apa-apa Ra, kebetulan hari ini aku membeli beberapa buku untuk anak panti di panti asuhan Abi. Jadi sekalian aku beli buku dongeng untuk mereka. Kalau Aira mau, sekalian aku belikan."

"Mawuuuuu," jawab Aira.

Tiba-tiba Aira menggandeng tangan Jefri menuju kasir. Meninggalkan Amira yang masih mematung di tempat. Amira tak bisa mencegah Aira untuk menolak pemberian dari Jefri. Ia lantas beranjak mengikuti Aira dan Jefri yang sedang membayar buku yang dibeli di kasir toko buku.

"Om, telima kasih ya?"

Jefri tersenyum simpul ke arah Aira dan mengusap-usap kerudung Aira,  "Iya, jangan lupa dibaca ya?"

"Nanti mama yang baca untuk Aila,"

"Mama yang baca?"

"Iya, mama amila suka baca buku untuk Aila,"

"Anak pintar," ucapnya lagi seraya mengelus-elus pucuk kepala Aira.

"Om baik teman mama?"

Jefri melirik Amira sekilas, "Eum, I-iya Om teman mama,"

"Belalti Om juga teman papa?"

Jefri melirik lagi ke arah Amira yang masih terdiam, "I-iya Om teman papa juga."

"Aira sudah sore Nak, ayo pulang!" ucap Amira ke arah Aira yang masih berada di gendongan Jefri. Sebenarnya Amira tak enak saat bertemu dengan Jefri seperti ini di toko buku dan tak sengaja. Ia takut ada kesalahpahaman. Kesalahpahaman antara dirinya dan Ali.

"Ra, ini buat kamu." ucapnya seraya menyodorkan novel islam ke arah Amira.

Amira ragu untuk menerimanya, "Ma-maaf Jef, bukanya aku menolak pemberian ka-"

"Mama kenapa tidak mau? Bukunya kan bagus ada gambal walna pink," sahut Aira.

Amira tersenyum getir mendengar sahutan dari Aira. Dengan perasaan yang masih ragu, ia perlahan menerima buku yang Jefri berikan. Alih-alih takut jika Aira semakin bertanya alasannya tidak mau menerima buku tersebut.

"Terima kasih,"

Aira turun dari gendongan Jefri. Ia beranjak menggandeng tangan Amira, "Ayo mama pulang,"

"Om, telima kasih ya Aila dan mama sudah dibelikan buku bagus-bagus sama Om baik, Aila pulang dulu ya?"

Jefri tersenyum senang mendengar kalimat yang diucapkan gadis kecil berusia 3 tahunan itu. Sungguh, saat ini ia masih mencintai Amira. Namun, Amira sudah menempatkan hatinya ke orang lain. Sulit untuk mengejarnya!

🌸🌸🌸

Sudah hampir jam sepuluh malam, dan Aira masih menunggu Ali di ruang tamu. Ia ingin menceritakan pada Ali kalau siang tadi ia membeli buku dongeng baru. Ya, setiap kali Aira membeli barang baru, ia tidak akan terlewatkan untuk bercerita ke Ali. Dan Ali selalu menyetujui apa yang anaknya beli. Yang terpenting bagi Ali, selagi itu adalah hal positif, ia akan mendukung apa yang anaknya lakukan.

Tak lama kemudian, suara mobil Ali terdengar masuk ke garasi rumah, sontak Aira langsung berlari keluar.

"Papaaaaaa!" teriaknya seraya berlari ke arah Ali yang baru turun dari mobilnya.

"Loh! anak papa belum tidur?"

"Aila nunggu papa!" jawabnya pelan.

Amira yang berjalan di belakang Aira, hanya diam dan tersenyum tipis.

"Mir, kenapa Aira belum tidur?" tanya Ali ke arah Amira.

"Aira sedari tadi nunggu kamu Mas dan nggak mau tidur."

Ali menggendong Aira dengan satu tangannya. Ia mengajaknya untuk masuk ke rumah. Dan Amira mengekor di belakang.

"Papa," ucapnya pelan dan terlihat menahan kantuknya. Berkali-kali Aira menguap. Ali menggendong Aira menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamarnya. Ia mendudukkan Aira ke tepi ranjang yang sudah dipenuhi beberapa buku baru yang Aira beli kemarin dan hari ini.

"Papa mandi dulu ya? Nanti setelah mandi, Aira cerita-cerita ke papa. Terus Aira tidur. Besok kan sekolah lagi,"

Aira mengangguk. Ia membuka-buka paper bag yang berisi buku yang ia beli tadi siang. Jari jemarinya sibuk membuka lembar demi lembar buku barunya. Kebiasaan Aira, setiap kali ia memiliki buku baru ia tidak akan lepas dengan buku tersebut sampai bosan.

Ali bergegas ke kamar mandi. Air hangat sudah disiapkan Amira untuknya, jadi ia lebih mudah untuk mandi malam sepulang kerja. Sembari menunggu Ali mandi, Amira menyiapkan baju Ali untuk tidur. Dan merapikan beberapa berkas kantor Ali yang sedikit berserakan di meja kerja.

Tanpa menunggu lama, Ali keluar dari kamar mandi dan sudah memakai baju piyama untuk tidur. Ia beranjak menyusul putrinya yang sedang asyik membolak-balikkan buku barunya.

"Beli berapa buku tadi sama mama?"

"Aila beli dua buku,"

"Wah, bukunya bagus! Yang milih siapa?"

"Aila,"

Ali mengangguk mengerti, "Kalau begitu, Aira sekarang tidur dulu ya? Besok cerita-cerita sama Papa."

"Ta-tapi kan Aila mau celita sekalang," jawabnya kecewa.

Ali tak mau jika anaknya tidur terlalu larut. Anak seusia Aira tidak baik tidur terlalu larut malam jadi ia memaksa Aira untuk segera tidur, "Sayang, sekarang sudah malam. Kalau Aira tidak tidur sekarang, Aira bisa sakit. Besok papa pulang cepat, jadi Aira bisa main sepuasnya sama papa. Besok Aira bisa cerita-cerita sama papa,"

"Benelan?"

"Iya, ayo tidur!"

"Tapi Aila tidul ditengah ya?"

Ali terkekeh pelan, "Iya,"

Usai menunggu Aira tertidur, Amira membereskan buku-buku yang berserakan di ranjang. Ada perasaan tak enak jika Ali mengetahui bahwa yang membelikan buku untuk Aira adalah Jefri.

"Kamu kenapa? Sakit? Hm?" tanya Ali tiba-tiba saat melihat raut wajah Amira tidak seperti biasanya.

Ali tersenyum tipis, "Ti-tidak Mas, mungkin sedikit lelah tadi siang,"

Maaf Mas, aku harus berbohong! batinnya.

Ali beranjak mendekati Aira yang tengah tertidur. Sama halnya dengan Amira, ia juga beranjak ke tempat tidur. Dan Aira yang berada ditengah-tengah mereka sudah terjaga dalam tidurnya. Pikiran Amira tampak tak tenang. Ia tak berani menatap Ali yang sedari tadi menatapnya.

"Besok aku pulang cepat, aku mau ngajak kamu sama Aira jalan-jalan," ucapnya seraya memegang tangan Amira.

Amira masih bungkam dan tak berani menjawab. Ia hanya membalasnya dengan senyum tipis ke arahnya.

Bersambung....

Malang, 15 Mei 2020

🌸🌸🌸

Akhirnya, update lagi!
Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Author lagi bingung nulis tadinya wkwkw idenya tbtb ilang. Terima kasih sudah menyempatkan vote dan komen ya?

See you on next chapter tommorow!

Jadi kalian tim
Jefri Amira
Atau
Ali Amira wkwk

Nb : maaf kalo ada kesalahan kalimat atau typo ya mohon dimaklumi.

See you 🌸

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top