BAGIAN 39 - LARI PAGI
Pukul 06.15. Seperti hari-hari biasanya, Amira sudah selesai memandikan Aira dan menyiapkan air hangat untuk Ali. Amira tengah sibuk menyuapi Aira semangkuk kecil bubur bayi. Hari ini Amira tidak memasak karena Ali menyuruhnya untuk tidak memasak.
"Reyhand meminta kita ikut olahraga bareng di taman,"
"Amira di rumah saja Mas, jagain Aira." tolak Amira. Ia tidak begitu suka dengan olahraga. Jadi ia lebih baik tidak ikut.
"Nggak papa ikut aja, sekalian Aira berjemur."
"Memangnya ada apa Mas? Kok tumben Rey ngajak lari pagi?"
"Mana aku tau, katanya istrinya yang ngajak. Gak papa, sekalian aku juga libur ke kantor. Ayo ikut!"
Amira menghela napas. Ingin rasanya menolak tapi ia kasihan jika Ali kecewa karena ia menolak ajakannya, "Ya sudah, aku siap-siap dulu ya?"
Ali mengangguk. Sudah lama rasanya ia tidak olahraga. Terlebih kesibukannya di kantor membuat jadwal ia mengunjungi tempat fitness terkendala. Sembari menunggu Amira membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Ia lantas menggendong Aira yang sudah dimandikan Amira tadi pagi, "Anak papa udah gede ya?" ucapnya sembari tangan kanannya memencet hidung Aira. Entahlah, Ali sangat suka memencet hidung mungil anaknya. Padahal Amira sudah memperingati agar tidak sering memencet hidung anaknya. Namun tetap saja ia lagi-lagi sering memencet hidung anaknya. Apalagi saat anaknya tertidur.
Dreet....dreettt...dreettt!
Ponsel Ali dalam saku berdering. Lantas tangan kanannya mengambil ponsel yang ada di saku celananya.
"Assalamualaikum?"
"JADI APA KAGAK SIH LO IKUT JOGGING? BINI GUE UDAH NGAMUK INI!
Ali sedikit menjauhka telinganya dari ponsel yang ia genggam karena Reyhand tiba-tiba berteriak, "Astagfirullah, suara Lo gak usah ngegas gini dong! Gue masih nunggu Amira siap-siap. Bentar lagi Gue OTW. Istri Lo suruh sabar bentar dong! Kalau ngamuk beliin album BTS aja,"
"GAK USAH LO SURUH GUE UDAH BELIIN KEMARIN SEPAKET SAMA PALUNYA."
Ali tertawa keras mendengar Reyhand menggerutu gara-gara istrinya.
"Pakai ketawa Lo! Pokoknya aku gak mau tau 10 menit harus sampai taman."
"Iya Om Reyhand," jawabnya dengan mempraktekkan nada seperti anak kecil. Ali terkekeh pelan saat Reyhand tiba-tiba langsung mematikan sambungan telfonnya.
"Amira sudah siap Mas, maaf tadi sedikit lama." ucap Amira yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Ali.
"Nggak papa, ayo berangkat! Reyhand udah ngamuk-ngamuk,"
Amira terkekeh pelan, "Sini Aira aku gendong,"
Ali menyerahkan Aira dalam gendongan Amira. Ia mengambil kunci mobil di atas nakas. Tak lupa ia juga menyiapkan troli bayi untuk Aira.
Membutuhkan waktu sekitar 15 menit perjalanan rumah Ali dan taman tempat mereka jogging. Ali memarkir mobilnya di tempat parkir umum yang tersedia di dekat taman. Taman ini adalah taman kecil namun lumayan banyak digunakan orang-orang untuk berolahraga pagi ataupun sore. Banyak diantaranya juga menggunakan taman ini untuk bermain skateboard, parkour, bulu tangkis, dan olahraga lainnya.
Amira mendorong Aira yang tertidur di troli bayi. Ia dan Ali berjalan beriringan menuju tempat yang sudah disiapkan Reyhand. Dari jarak 50 meter terlihat Reyhand dan Nadya duduk di salah satu karpet yang ada di samping pohon. Mereka tampak berbincang-bincang. Ali dan Amira menyusul berjalan ke arah mereka.
"Dicariin kemana-mana ternyata disini," gerutu Ali pada Reyhand.
"Ya kan Gue udah bilang, tempatnya di samping pohon beringin." sahut Reyhand.
"Duduk yuk Ra, kita gak usah ikut jogging sama bapak-bapak. Kita streaming MV BTS. Eh, Chanyeol upload vidio baru di youtubenya juga lho! Baru-baru ini Day6 juga comeback. Aduhhh! Jadi bingung streaming yang mana," ucap Nadya mengisyaratkan Amira untuk duduk di sebelahnya. Susah kalau istri sudah bucin dengan oppa-oppa. Rasanya suami seperti tiang listrik yang diabaikan.
"Mulai deh! BTS BTS-nya nanti malam aja. Sekarang kamu harus olahraga biar dedek bayi sehat, bugar kayak Bapaknya. Ayo!" paksa Reyhand pada Nadya yang masih malas untuk beranjak olahraga.
Nadya mengerucutkan bibirnya saat Reyhand tak memperbolehkannya untuk fangirling, "Ihh! Cuma sebentar masa gak boleh! Lagian nanti aku bakal nyusul kok! Sama Amira! Iya kan Ra?"
"Udah nggak usah bantah! Ini demi dedek bayi."
"Oke! Aku mau jogging tapi nanti kalau pulang mampir dulu ke kpop shop,"
"Mau beli apaan lagi kesana? Kemarin kan udah beli palu,"
"Nggak kok! tenang aja sayang, aku cuma mau beli bolpoint BT21,"
Reyhand menghela napas panjang, "Yaudah yaudah Iya sayang,"
"Gue tinggal kesana dulu ya," ucap Reyhand yang sudah menggandeng Nadya agar mau diajak olahraga.
"Hati-hati!" jawab Ali.
"Mas nggak jogging?"
Ali menoleh ke arah Amira, "Eum, gimana kalau lomba lari bareng? Aku sambil gendong Aira. Yang paling cepat sampai ke pohon itu, yang menang ditraktir makan!"
"Udah jelas Mas Ali yang menang," ucap Amira pesimis. Ya bagaimana tidak pesimis, tenaga Ali lebih kuat darinya.
"Kan belum dicoba. Coba aja dulu, Ayo!"
Amira mengangguk pasrah dengan tawaran Ali. Sudah tau dia akan kalah nantinya, "Yaudah ayo!"
1
2
3
"Mulai!"
Amira berlari sekuat tenaga. Tapi lagi-lagi karena ia jarang olahraga, belum sampai tujuan perutnya rasanya sudah seperti tertusuk paku kecil. Ia memelankan kecepatan larinya. Ali yang berlari seraya menggendong Aira menyeimbangkan posisinya dengan Amira. Sesekali ia sengaja berjalan kaki agar Amira yang memenangkan tawaran lomba larinya. Namun, malah Amira juga memelankan langkahnya. Ini bagaimana sih? Siapa yang menang jadinya?
Pohon finish yang dituju sudah hampir dekat, Amira sudah tidak sabar untuk cepat sampai karena ia tidak kuat menahan tusukan-tusukan kecil diperutnya. Bayangkan sendiri rasanya seseorang yang tak pernah olahraga lalu diminta untuk lomba lari. Sedangkan Ali dengan santainya berjalan biasa seraya menggendong Aira.
"Sampai!" Amira menghela napas berat. Amira terduduk bersandar di bawah pohon sembari memegangi perutnya.
Selang beberapa langkah, Ali juga telah sampai di tujuan akhir gamenya, "Makan siang, kita makan di luar aku yang traktir karena aku sama Aira yang kalah."
Amira masih terdiam. Ia sedikit merintih kesakitan. Tangannya tak lepas memegangi perutnya. Ali paham, Amira kesakitan karena tak terbiasa olahraga dan tadi pagi memang belum sempat sarapan. Tau begini Ali tak mengajaknya lomba lari!
Untunglah ada penjual air mineral didekatnya, sembari masih menggendong Aira ia membeli 2 botol air mineral.
"Minum dulu, kakinya jangan ditekuk!" titah Ali seraya mengambil duduk di samping Amira.
Amira meneguk sedikit air mineral dalam botol tersebut. Tapi tetap saja, ia tidak paham dengan perutnya yang terlalu sensitif ini. Kram diperutnya tak kunjung sembuh.
"Masih sakit?" tanya Ali lagi.
"I-iya,"
"Istirahat saja dulu, nanti kalau sudah mendingan. Kita cari tempat makan,"
Ali memegang tangan Aira. Tanpa Amira sadari, tangan mungil Aira yang ia pegang lantas ia taruh di atas tangan Amira yang tengah memegang perutnya. Tangan Amira yang memegang perutnya tertindih tangan mungil Aira dan tangan Ali, "Cepat sembuh ya Mama!"
Amira terkejut bukan main, tiba-tiba mendapat perlakuan manis seperti itu oleh Ali. Katakan pada Amira jika ini bukan mimpi. Amira mengerjap-kerjapkan matanya seraya menatap Ali tak percaya.
"Kenapa pipi kamu merah?" tanya Ali.
Hah? Apalagi ini! Rasanya Amira ingin lari maraton menghindar dari Ali agar Ali tidak melihat wajahnya. Jantung Amira sudah tidak karuan berdetak tak tentu arah.
"N-nggak! Apaan sih Mas Ali!"
Ali terkekeh melihat Amira yang salah tingkah dihadapannya. Baru kali ini, ia melihat Amira salah tingkah seperti ini. Memangnya ada yang salah dengan perlakuannya tadi terhadap Amira?
"M-mas, Aira sini aku gendong? Kayaknya udah mau tidur dia." Amira cepat-cepat mengalihkan pembicaraan agar Ali tak mengetahui bahwa wajahnya saat ini sudah seperti kepiting rebus namun masih ia sembunyikan dengan bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa.
"Nggak usah. Aku aja yang gendong. Kamu gendong perut kamu aja," tolak Ali.
Amira memukul lengan Ali, "Arrgh... Kok dipukul sih!"
"Bodo amat!"
"Gue tungguin Sampek lumutan disana, malah romantis-romantisan disini." ucap Reyhand tiba-tiba. Reyhand dan Nadya menyusul Amira dan Ali di bawah pohon.
"Makan bareng yuk disana! udah aku masakin tadi," tambah Nadya seraya menunjuk tempat yang sudah ia siapkan untuk makan bersama.
"Eh, tong! Gue pinjem anak Lo bentar dong!"
"Pinjem? Emangnya anak Gue barang apa?"
"Bukan gitu maksud Gue, Gue mau nyobain gendong bentar. Kali aja Gue nanti bisa fasih gendong anak Gue sendiri. Sini Aira sama Om?"
Ali menyerahkan Aira dalam gendongan Reyhand, "Hati-hati kalau gendong!"
"Iya iya bawel banget bapak satu ini!"
Reyhand menggendong Aira dan mengajaknya berlari ke arah tempat yang Nadya siapkan untuk makan bersama. Tempat yang beralas karpet yang terletak di samping taman. Nadya ikut lari-lari kecil mengejar Reyhand yang menggendong Aira.
"Buset! Anak Gue diajak lari-larian sama Reyhand. Awas aja kalau sampek nyungsep!" gumam Ali saat menatap dari kejauhan bahwa Reyhand menggendong Aira dengan cara bar-bar.
Ali mengalihkan pandangan, ia melirik Amira yang sedari tadi belum beranjak berdiri. Lantas, Ia sedikit berjongkok di depan Amira, "Apa perlu aku gendong kayak Aira?"
Sontak Amira langsung berusaha untuk berdiri dan tak menghiraukan pertanyaan Ali. Ia sedikit meringis. Tangannya tak lepas untuk memegangi perutnya sedari tadi. Tau begini, Amira tidak ikut lagi olahraga.
Ali mengambil salah satu tangan Amira yang masih memegangi perutnya. Ia menggandeng pelan Amira, "Makanya sering olahraga biar otot tidak kaku. Kalau begini kan kamu sendiri yang merasa sakit, Vin!"
Vin? Tanyanya dalam batin. Bahkan Ali tak menyadari jika saat ini ia memanggil Amira dengan sebutan 'Vin' yang tidak lain adalah Vina.
Amira kira Ali baik padanya karena ia sudah membuka hati untuknya. Tapi nyatanya tidak. Sama seperti dulu. Ia masih belum bisa membuka hati untuk orang lain. Bagaimanapun caranya ia harus tau diri untuk tidak terlalu masuk ke dalam hati yang sudah ditempati orang lain.
Bersambung....
Malang, 12 Mei 2020
🌸🌸🌸
Update lagi! Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini, menyempatkan vote dan komen di kolom. Komen sebanyak-banyaknya! Hujat Reyhand juga gapapa wkwkwk
Author akan sempatkan up tiap hari kalau tidak sibuk ya? Sibuk rebahan doang sih wkwk
Nb : kalau ada kesalahan ketik atau tanda baca harap dimaklumi karena belum perbaikan di tahap revisi.
Author pamit! Mau ikut streaming Nadya dulu! See you bye bye.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top