Prompt 4
Hiruk-pikuk keadaan kota membuat seorang laki-laki berjalan dengan bosan menuju fakultas universitasnya. Panas dirasakan dan rasa malas juga menghampiri. Sagara, dengan malasnya bersanding pada pintu Busway seraya melihat modul yang dibawanya. Memfokuskan diri untuk kuis yang dijanjikan oleh sang pengajar guna mendapatkan hasil yang sempurna.
‘Selama ini aku mencari keberadaan seseorang’
Disisi lain, Seorang gadis tengah keluar dari gedung dan mencari halte terdekat untuk mengejar ketertinggalan kelas. Liemollea, menggunakan masker untuk menutupi wajahnya dan memasuki busway yang kebetulan sudah ada dan bersandar di kursi kosong yang kebetulan dekat dengan jendela. Menikmati waktu dan hembusan pendingin ruangan yang ada di mesin bergerak itu.
‘Rasa yang terus menghantui ku ini, mungkin sejak hari itu’
meski ditekan oleh waktu, perasaan mereka hampir sama. Resah dan gelisah, seperti sesuatu tengah menarik mereka untuk menyelesaikan sesuatu tapi mereka sendiri tidak bisa mengerti apa itu.
‘Hari itu... Hari dimana Matahari tertutup bayangan bulan rasanya seperti’
Fokus yang terpecah, membuat Sagara menutup bukunya dan menatap ke arah jalanan, menghitung hal hal acak dikala melarikan diri dari apa yang membuatnya resah. Disisi lain, Liemollea bersandar seraya memainkan Handphone miliknya dan mengabari keluarganya mengenai apa yang telah dia lakukan seraya melihat lihat berita terbaru.
‘Seperti, pemandangan alam mimpi. Pemandangan menggoda...’
Kedua busway bertemu, takdir seolah membantu keresahan mereka. Sagara yang melihatnya, melebarkan mata menatap gadis yang tidak memperhatikannya. Namun dikala sang gadis merasa ada yang menatapnya dan dia memutuskan untuk mendongak, raut wajah terkejut juga dikeluarkan oleh sang gadis. Mereka bertatapan hingga akhirnya kedua Busway berpisah jalur, takdir kembali mempermainkan mereka dan memisahkan mereka.
“Yang sangat amat indah”
Secara bergegas mereka setelah turun dari halte terdekat berlari ke tempat acak. Sagara tidak lagi memperdulikan bukunya yang terlipat dengan tidak benar, dia hanya berlari dengan arah yang bahkan tidak diketahui olehnya sendiri seolah kakinya mengerti kemana dia akan bertemu dengan apa yang selalu dicarinya.
Liemollea sendiri juga bergegas, tidak lagi memikirkan kelasnya yang mungkin sudah selesai atau orang yang mulai mengenalinya, tujuannya hanyalah pria itu yang entah kenapa seolah penting untuknya. Dia berlari tanpa melihat arah, membiarkan kakinya membawanya dan akhirnya maskernya terlepas.
‘Selama ini aku mencari’
Kala memperhatikan sekeliling, Sagara mencari sang gadis yang tidak asing. Rambut itu, mata itu, tatapan itu... Sagara mengingatnya dengan jelas itu adalah gadis yang penting baginya tapi, "siapakah gadis itu?" adalah pertanyaannya.
‘Mencari keberadaan seseorang!’
Rasa ingin menyerah hampir menyelimuti keduanya tapi, mereka tau bahwa mereka pernah bertemu. Banyak tempat ditelusuri, tempat yang mungkin didatangi oleh lawan jenis, tempat yang memungkinkan mereka untuk bertemu, tempat yang mungkin spesial untuk mereka.
Tatapan bertemu, Sagara dan Liemollea akhirnya bertatap wajah. Tapi semburat kekecewaan menghampiri mereka hingga mereka memutuskan untuk berjalan selayaknya tidak ada masalah apapun. Tepat disaat mereka berpapasan dan berpisah, perasaan itu kembali dan membuat mereka berbalik dengan waktu yang bersamaan.
“Akhirnya, kutemukan”
Seutas senyum di luncurkan oleh Sagara sebagai isyarat, senyuman itu pun dibalas oleh Liemollea.
Saat itu, langit lah yang melihat bagaimana mereka. Bertemu karena keresahan, berjuang untuk rasa yang sama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top