Perasaan
Aku tidak mengerti mengapa orang-orang sekelas meributkan dengan kata 'perasaan', karena mereka merasakan gejolak aneh yang membuat mereka menerka-nerka kalau dirinya sedang jatuh cinta. Apa mereka tidak tau kalau perasaan tersebut memiliki cabang yang banyak?
-- Begitupula dengan dirimu, kau melihat seseorang dari kejauhan dan menerka bahwa dirimu dilanda oleh perasaan yang ambigu itu adalah cinta.
"Tama, boleh aku bertanya?"
Keheningan di antara meja kami mulai memecah, saat dirimu memanggil diriku dan menoleh ke arah diriku dengan raut terheran seperti kau sedang berusaha menyelesaikan rubik yang begitu sulit. Aku melirik ke arahnya tenang sedikit tidak berminat -- padahal sekali lihat saja tau apa yang ingin dirimu tanyakan, lalu kau mendengkus saat melihat aku yang tidak berminat.
"Hei!! Jangan menatapku seperti itu! Cih, Putrama Gananda! Tatap aku! Bukannya, kamu yang bilang kalau ada orang berbicara harus langsung menatap orangnya!"
Ah, aku memang berbicara seperti itu pada dirinya saat kita bertemu. Kepalaku tolehkan ke arahnya menatap penuh gadis bernetra hitam yang siapapun bisa jatuh -- Tentu saja, bukan jatuh cinta tetapi semisalnya kau melihat gadis di depanku. Dirimu akan mendapatkan sesuatu yang membuat dirimu terinjak akibat sapaan darinya.
Lupakan ... Kau tersenyum saat mendapat apa yang ia ingin, lalu kepalanya sedikit memiring dan menatap dalam menelisik jawaban di manik kelabu ini.
"... Kenapa perasaan begitu ambigu?"
Aku mendengkus mendengar pertanyaan tersebut, mana mungkin diriku tau karena Tuhan sudah menciptakan berbagai perasaan. Bola mataku bergulir ke arahmu yang masih mengeryit dahi tidak mengerti, tanpa sadar membuat diriku menghembus kembali berusaha menjelaskan hal yang taboo untukku.
"... Karena perasaan tidak hanya berada di dalam nurani, tetapi dari sentimen, keinginan dan emosi. Dari merekalah membuat perasaanmu ambigu,"
Dia mengeryit kembali tidak mengerti, padahal dulu dirinya merasakan bahwa ia jatuh cinta pada seseorang tetapi perasaan tidak mengerti ...
... Aku baru ingat, kalau dirimu menolak untuk sepaham oleh perasaan yang kau kira ambigu 'kan?
.
.
.
[]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top