IV) Amerta. [drabble : 1/1]
Amerta (a•mer•ta)
; abadi.
...
Levi sayang Mikasa. Levi juga sayang Petra. Keduanya merupakan satu-satu yang berharga baginya.
Tapi, terkadang, Mikasa heran. Sebenarnya, siapa pacar Levi? Petra yang diantar jemput Levi setiap hari, atau dirinya yang menyandang status kekasih tak ada arti?
Mikasa sering menjumpai Petra pingsan. Sampai Mikasa tahu, gadis itu menderita narkolepsi. Wajar-wajar saja menurutnya, apalagi Levi merupakan teman masa kecil Petra. Mereka sudah bersama lebih lama darinya. Walau, Mikasa akui; ia agak cemburu.
"Maafkan aku, ya."
Sore itu, Petra mengajak bertemu. Pikir Mikasa, ada apa? Tapi, setelah menurutinya, rupanya Petra ingin meminta maaf. Mikasa tidak mengerti, untuk apa? Kalau untuk Levi, maka tidak perlu. Mikasa baik-baik saja.
Mikasa menggeleng. "Tidak masalah. Ada yang bisa aku bantu?"
Kala itu, Petra menolak. Mikasa tidak terlalu peduli. Ia hanya akan fokus pada Levi dan kuliahnya.
"Maaf."
Dua kata yang sama, orang yang berbeda.
Mikasa tidak tahu apa maksudnya. Namun, menghilangnya Levi dan kemunculan gadis berkacamata lain cukup mengilhaminya.
"Aku istri Levi."
Mikasa akhirnya mengerti. Kecurigaannya kepada Petra tak lagi berarti. Terganti pada kutu buku di depannya ini.
"Aku Mikasa Ackerman."
Gadis itu tampak menaikkan alisnya. Mikasa paham.
"Hangë Zoe."
"Nama yang bagus."
Mikasa tak akan menyesali keputusannya menjadi orang ketiga.
...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top