26. Epilog

"Kita akan segera sampai di pemberhentian terakhir, pastikan barang-barang anda terbawa dan terima kasih telah memilih pelayanan kereta kami." mendengar pengumuman kereta, Ailsa membereskan barangnya dan bersiap turun dari kereta.

"Terima kasih dah temankan Ailsa ye abang." kata Ailsa saat akan turun dari kereta kepada seseorang yang menemaninya selama perjalanan.

"Sama-sama jaga diri elok-elok tau." Ailsa tersenyum sambil melambaikan tangannya dan berjalan ke pintu kereta.

Amato sendiri juga sudah bersiap untuk turun dan saat turun manik matanya tidak sengaja melihat manik mata Ailsa yang juga menatapnya.

"Ail?/Ayah?" keduanya terdiam sejenak sebelum mereka memeluk satu sama lain, melupakan Mechabot yang menjadi pembawa tas Amato.

'Hmm terlupakan lagi.' pikirnya melihat keduanya yang asik dengan dunia mereka.

//cemburu la tu( ̄∇ ̄)

Mechabot: mana ada la budak!

Tak nak ngaku.//

"Ail rindu Ayah." ucap Ailsa saat memeluk Amato.

"Ayah pun rindu Ail." keduanya masih setia berpelukan hingga suara Mechabot masuk ke telinga mereka.

"Ehem...maaf dah kacau momentum korang, tapi hari dah nak gelap dah." kata Mechabot dengan penekanan pada kata 'kacau' dan 'gelap'.

"Eh Mechabot, senang betul jumpa kau balik. Tapi ha ah la, Boy pun nanti terlama tunggu." ucap Ailsa melihat jam tangannya dan langit yang mulai menggelap.

"Kau bagi tau bila kau balik?" tanya Amato berjalan keluar stasiun.

"Tak, tapi....Ail cakap pada Boy bila akan ada kejutan." jawab Ailsa dan tak lama satu taksi menghampiri mereka.

"Jom la, kejutkan adik kau tu." Ailsa tersenyum lebar dan setelah memasukkan koper, mereka pun pergi ke rumah untuk membuat kejutan pada BoBoiBoy.

BoBoiBoy sendiri sedang bersiap untuk pesta perayaan kelulusan mereka dan kini sedang menunggu waktu di kamarnya.

"Agaknya bila Akak dan Ayah balik ya? Akak dah habis kuliah dan cakap akan ada kejutan. Hmmm...." BoBoiBoy terus termenung menatap langit hingga suara teman-temannya masuk ke telinganya.

"Assalamu'alaikum BoBoiBoy, kitorang datang ni." wajah cemberut BoBoiBoy terganti oleh wajah ceria dan segera dia turun untuk membukakan pintu.

"Waalaikumsalam, masuk la. Fang, Abang Kaizo, dengan Ochobot tengah bersiap. Duduk la dulu." tak lama Kaizo, Fang, dan Ochobot turun dan pesta perayaan pun digelar dengan meriah juga penuh canda tawa.

Kaizo yang jarang tersenyum saja akhir-akhir ini sering tersenyum. Fang dan yang lainnya sebenarnya sedikit takut saat Kaizo suka tersenyum, namun lama kelamaan mereka terbiasa.

'Kau dah sampai mana ni?' batin Kaizo tiba-tiba sembari menoleh ke arah pintu. BoBoiBoy yang sadar dengan kelakukan Kaizo pun memutuskan untuk bertanya.

"Kenapa Abang Kaizo?" tanya BoBoiBoy sambil ikut melihat ke arah pintu masuk.

Kaizo hanya diam beberapa saat sebelum dia akhirnya menjawab, "Kau akan tahu kejap lagi." BoBoiBoy sontak memiringkan kepalanya karena kebingungan.

Benar saja, tidak berselang lama, sebuah taksi berhenti tepat di depan rumah dan hal itu membuat mereka semua keluar rumah untuk melihatnya.

"Agaknya siapa tu?" gumam BoBoiBoy saat melihat sopir taksi keluar untuk mengeluarkan barang-barang.

"Ayah! Jangan kacau Ail masa tidur boleh tak?"

"Ayah tak akan kejutkan kau bila tak sampai lagi Ail. Jom, adik dan tunangan kau dah tunggu."

"Tak...mungkin..." mendengar suara yang familiar, air mata BoBoiBoy tidak bisa terbendung dan saat penumpang taksi itu keluar, dia langsung memeluk keduanya.

"Ayah! Akak!" momen haru tercipta antara ayah dan anak, membuat yang lainnya juga ikut merasakan kehangatan keluarga kecil itu.

"Kenapa Akak dan Ayah tak cakap bila nak balik?" kata BoBoiBoy di tengah-tengah momen haru.

"Biar jadi kejutan, kan Akak dah cakap akan ada kejutan. Dah besarnya adik akak ni, sihat kan kat sini? Kaizo jaga kau dan Fang elok-elok kan?" ucap Ailsa memeriksa badan BoBoiBoy dengan teliti.

"Aku jaga macam kau cakap la, tak payah nak risau. Lepas tu kenapa malam sangat kau sampai?" kata Kaizo mendekat ke arah Ailsa.

"Masa nak pergi kat stesen kereta api, ada kemalangan tapi orangnya oke." jawab Ailsa menghadap ke Kaizo.

"Tapi kau oke kan?" tanya Kaizo lebih lanjut.

"Aku oke, tak payah kau risau dan....agaknya kau berubah ye?" kata Ailsa tersenyum lebar saat merasakan perubahan pada Kaizo.

"Setiap orang boleh berubah Ail." mereka berdua saling menatap mata satu sama lain hingga suara BoBoiBoy mengalihkannya.

"Akak, Ayah, masuk la. Kitorang baru je nak mulakan pesta perayaan." kata BoBoiBoy menarik Ailsa ke dalam.

"Oke oke, kuatnya adik akak ni. Sampai boleh tarik lagi." malam itu menjadi malam yang panjang, pesta itu berakhir saat pukul 4 pagi tepat saat adzan subuh berkumandang.

Setelah menunaikan solat subuh, mereka bersama-sama membersihkan bekas pesta malam tadi sebelum Yaya, Ying, dan Gopal pulang ke rumah masing-masing.

Kaizo dan Fang diminta untuk menetap di rumah BoBoiBoy untuk beberapa hari sebelum mereka pulang ke Planet Gogobugi.

"Korang betul-betul nak balik kat Gogobugi ke?" tanya Ailsa kepada Kaizo. Mereka berdua kini sedang ada di teras rumah, menikmati angin pagi berdua karena BoBoiBoy, Fang, Amato, dan dua power shpera itu sudah terlelap dalam alam mimpi.

"Kitorang nak balik kejap je, 2 atau 3 bulan je kot." jawab Kaizo menaruh susu hangat di meja teras lalu duduk di kursi yang kosong.

"Lepas tu macam mana rancangan pernikahan kita?" kata Ailsa menunduk sedih. Sebelumnya mereka akan merencanakan pernikahan setelah kuliah Ailsa selesai dan hidup bersama di kota Hilir.

"Aku akan balik cepat, kau tak payah risau. Aku akan jaga diri." jawab Kaizo memegang kedua pundak Ailsa dan menatapnya serius.

"Janji kau akan balik tau." kata Ailsa memberikan jari kelingkingnya. Kaizo tersenyum dan mengangguk saat menautkan jari kelingkingnya.

"Aku akan selalu dengan kau Ail, kita tak akan pernah dipisahkan." Ailsa sontak langsung memeluk Kaizo dan Kaizo membalas pelukannya.

Tanpa mereka sadari, Amato, Fang, dan BoBoiBoy melihatnya dari dalam. Mereka memang sudah ke alam mimpi, namun panggilan alam membangunkan mereka disaat Ailsa dan Kaizo sedang menautkan jari kelingking.

"BoBoiBoy, Fang, tak nak cari kekasih ke?" tanya Amato tiba-tiba.

"Eh? BoBoiBoy nak fokuskan pendidikan Ayah. Lagipun takde yang Boy suka." jawab BoBoiBoy ringan.

"Fang pun nak cari pasion." sambung Fang.

"Budak nama Yaya dan Ying tu?" seketika wajah BoBoiBoy dan Fang memerah, kemudian mereka kembali ke atas untuk melanjutkan mimpi indah mereka.

"Ayah tak jadi tidur ke?" tanya Ailsa saat melihat Amato masih terdiam di tangga bawah.

"Hm? Pergi tandas jap tadi, korang tak pergi tidur?" jawab Amato kembali naik ke atas, kembali ke kamarnya.

"Tak, Ail nak masak makan siang lepas tu bebersih rumah. Sekalian Ail nak cuba cari kerja." jawab Ailsa mengambil apron dan memakainya.

"Kenapa tak teruskan Kokotiam Tok Aba je Akak?" kata BoBoiBoy berjalan menuruni tangga membawa satu bantal bulat berwarna oranye.

"Eh iya tak iya juga eh—kau belum tidur lagi?!" kata Ailsa memegang sendok sayur menunjuk ke arah BoBoiBoy yang perlahan pergi ke ruang keluarga dan berbaring di sofa.

"Kat bilik panas la Akak, selamat tidur~" BoBoiBoy langsung menyelam ke alam mimpi setelah menentukan posisi nyaman. Kaizo dengan inisiatif mengambilkan selimut untuk BoBoiBoy.

Ailsa hanya menggeleng pelan saat mendengar alasan adiknya dan dia pun melanjutkan memasak juga beberes rumah, tentu saja di bantu oleh Kaizo.

1 minggu berlalu dan kini BoBoiBoy, Amato, dan Ailsa mengantarkan Kaizo dan Fang untuk pergi ke Planet asal mereka, Gogobugi.

"Jaga diri tau selama kat sana dan jangan lupa janji kita. Biskut coklat ni jangan lupa habiskan." kata Ailsa memberikan dua kotak bekal kepada Kaizo.

"Iya, kitorang akan jaga diri. Kau pula jangan terlebih kerja tau." Ailsa dan Kaizo berpelukan sebentar sebelum pergi.

"Uncle, Kaizo dengan Fang pergi dulu ya." ucap Kaizo menyalami tangan Amato dan mereka pergi menggunakan pesawat angkasa mereka.

'Aku akan sentiasa tunggu kau Kaizo.' batin Ailsa saat pesawat angkasa Kaizo sudah tidak terlihat.

"Akak! Ada pelanggan!" Ailsa menoleh ke arah BoBoiBoy yang sedang melayani pelanggan dan Ailsa pun menghampiri, "Siap!" jawab Ailsa.

Amato melihat kedua anaknya yang terlihat akur tersenyum senang dan menatap langit yang sedang cerah.

'Abah, Umi, Bella, tengok la Ailsa dan BoBoiBoy. Diorang kembali macam dulu. Korang pasti bahagia tengok diorang dah bersama lagi.' batin Amato dan dia membantu anak-anaknya melayani pelanggan Kokotiam yang semakin ramai.

6 tahun kemudian....

"BoBoiBoy! Fang! Bangun! Dah pukul tujuh!" panggil Ailsa dari dapur.

"Alamak dah lambat!" teriakan kedua pemuda itu menggelegar bahkan sampai bisa membangunkan cattus yang masih nyaman dengan tidurnya.

"Abang Boy dengan Abang Pang kenapa tu Mama?" celetuk balita laki-laki yang sedari tadi ada di meja makan, berkutat dengan buku gambar di depannya, Afrizal Han bin Kaizo.

"Biasa la tu. Mai, boleh tolong ambikkan garam kat sana tu?" kata Ailsa dan Maira mengangguk kemudian mengambilkan garamnya.

"Zein mana Akak?" tanya Maira saat menyerahkan garam tersebut.

"Aik? Lupa ke? Dia kan kat Pulau Rintis, jalankan kokotiam kat sana. Rizal nanti main dengan Ayah dan Atok ye, Mama nak pergi kat Kokotiam jap." kata Ailsa menaruh masakannya di meja makan.

"Izal nak ikut Mama." rengek Afrizal meminta gendong kepada Ailsa, namun di gendong oleh Kaizo yang muncul dari belakang Afrizal.

"Mana boleh Rizal, Mama pergi jap je. Nanti kita main dengan ayam-ayam Abang Boy nak tak?" kata Kaizo menggendong Rizal.

"Nak! Izal nak main dengan Leonal." jawab Afrizal dengan senangnya bahkan sampai mengangkat tangannya.

"Siapa nak main dengan Leonard tadi?" mereka sontak mengalihkan pandangan mereka ke tangga di mana BoBoiBoy sedang berjalan turun sembari membenarkan dasi.

"Rizal tu nak main dengan ayam kau tu. Nah bekal makanan kau dan Fang, jangan lupa habiskan atau tak de makan malam untuk korang." kata Ailsa memberikan dua kotak bekal kepada BoBoiBoy.

"Baik Akak. Oi Fang! Jom la!" dari tangga langsung muncul Fang yang masih sibuk menyisir rambutnya.

"Sabar la BoBoiBoy, rambut aku belum betul lagi." BoBoiBoy menatap datar sahabat sekaligus saudara iparnya itu dan langsung menarik Fang untuk berangkat kuliah.

"Kitorang pergi dulu ye, assalamu'alaikum." ucap BoBoiBoy saat menarik Fang keluar.

"Waalaikumsalam, baik-baik bawa motor tu." teriak Ailsa dan setelah mendengar suara motor menjauh, mereka kembali ke kegiatan masing-masing.

Setelah 6 tahun, akhirnya mereka semua memiliki peran mereka masing-masing dalam kehidupan masing-masing.

Tapops sudah bubar 4 bulan setelah perang tersebut karena kurangnya anggota dan juga pendukungnya, lagipula sudah tidak ada lagi penjahat yang pergi ke luar angkasa jadi semuanya aman.

Tarung, Koko Ci, dan Maskmana pergi ke tempat asal mereka dan menjalani kehidupan normal seperti yang lainnya.

Yaya dan Ying mengambil universitas di luar negeri karena mereka mendapatkan beasiswa penuh di jurusan favorit mereka.

Gopal masih setia di Pulau Rintis dan kuliah jurusan tata boga di sana sembari membantu mengurus Kokotiam di sana, amanah dari BoBoiBoy.

Kaizo dan Ailsa sudah menikah 4 tahun yang lalu dan dikaruniai Afrizal yang kini sudah berusia 4 tahun. Sesuai janji mereka juga, mereka tinggal di Kota Hilir dan meluaskan usaha Kokotiam.

Amato sendiri masih menjadi duta namun sudah tidak sesibuk dulu karena dia hampir pensiun. Dia berencana membantu Ailsa di Kokotiam setelah pensiun walau Ailsa sudah melarangnya.

Fang dan BoBoiBoy kuliah di Kota Hilir, BoBoiBoy melanjutkan S3 jurusan ilmu matematika sedangkan Fang mengambil jurusan ilmu teknologi di kampus yang sama dengan BoBoiBoy.

Zein dan Maira sendiri setelah menyelesaikan urusan tentang Ras Han yang tersisa, mereka kembali ke Bumi untuk membantu Ailsa mengurus Kokotiam di Pulau Rintis dan Kota Hilir.

Kehidupan mereka benar-benar aman, para power shpera sudah di tempat mereka yang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Kuasa-kuasa pun aman di tangan yang tepat dan galaksi sudah bebas dari ancaman makhluk jahat.

Ailsa sendiri sudah kehilangan kuasanya secara sendirinya, berpindah ke Ringbot yang masih bersamanya walau nonaktif, begitu juga Timebot dan Roombot.

'Hidup memang tidak senang, tetapi bila kita ikhlas jalani kehidupan, itu semua akan senang.'

"Mama! Jom la berkelah! Kitorang dah tunggu kat kereta!" Ailsa yang awalnya melamun melihat langit yang cerah pun langsung menoleh ke asal suara di mana keluarganya berkumpul di dekat mobil van.

"Mama kunci pintu jap." Ailsa mengunci pintu rumah dan masuk ke dalam van menyusul yang lainnya kemudian van tersebut jalan menuju ke sebuah taman.

'Terima kasih atas perjuangan korang. Kita akan selalu bersama hingga memang waktunya.' pikir Ailsa melihat wajah bahagia keluarganya, terutama putra kecilnya yang ada dipangkuan.

'Terima kasih Akak dah sentiasa dengan BoBoiBoy dan Ayah. Semoga kita bersama sampai tua.' batin BoBoiBoy melihat wajah bahagia Ailsa yang sedang bermain dengan keponakannya.

~~𝚃𝙰𝙼𝙰𝚃~~

Akhirnya tamat pun cerita ni, maafla bila macam tak betul atau sebagainya ye. Amy dah berusaha jadi maaf bila ada kesilapan.

All chara: akhirnya tamat🎉🎉

Semuanya terima kasih dah jadi bahagian dari cerita ini, Amy harap kota boleh buat cerita lain lagi.

Bbb: kami pun, kau pun kena semangat teruskan cerita kau yang lain ye.

Kyaaa><baik BoBoiBoy. Minna-san, jaa ne. Kita ketemu di book lainnya. Hiraishin.*ngilang

Riku: are? Amy-san hilang kemana nih?

Mao: asoko*nunjuk ke arah kasur

All:*sweatdrop

Jaa ne minna✧(。•̀ᴗ-)✧

Awal publish:
Minggu, 22 Mei 2022

Tamat:
Minggu, 04 September 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top